Senin, 09 November 2015

makalah: kelahiran alam semesta dalam perspektif Islam

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang dan waktu dimana semua energi dan materi berpadu. Alam semesta, kadang disebut alam raya atau mayapada. Terjadinya alam semesta telah dipelajari oleh manusia sejak dahulu. Dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan akal pikiran manusia yang diikuti oleh kemajuan teknologi, pandangan terhadap alam semesta semakin luas.
Terbentuknya alam semesta menjadi teka-teki yang menyibukkan bagi umat manusia. Sejauh perkembangan teori terbentuknya alam semesta, belum ada yang dapat membuktikan secara empirik kebenarannya. Hal ini dikarenakan manusia adalah hal nisbi bagi alam raya. Manusia adalah sesuatu yang sangat baru di alam raya. Maka walaupun manusia dengan susah payah mencari-cari bagaimana terbentuknya alam semesta sering terhalang keterbatasan pandangannya. Keterbatasan pandangan ini sangat terikat dengan pengetahuan apriori yang dimiliki manusia. Hal ini menyebabkan bahwa pandangan tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.
Awal mula, manusia berpandangan bahwa alam semesta terbentuk dalam mitos. Menurut  bangsa Mesir Purba, alam raya ini dikuasai Dewi Langit Nut yang tubuhnya bertaburan bintang, memayungi alam raya sambil menopang langit agar tidak runtuh menekan bumi. Setiap malam dia menelan matahari dan memuntahkannya di pagi hari. Di antara pagi dan malam hari matahari berlayar di langit dengan menggunakan perahu. Selain dewi Nut di bawahnya berkuasa Dewa Udara Syu, di bawah lagi ada Dewa bumi Geb.
Sedangkan kepercayaan bangsa Babilonia, bumi merupakan pusat alam semesta. Bumi adalah sebuah gunung yang memiliki rongga di bawahnya dan ditopang oleh suatu samudera. Di atas bumi ada angkasa yang melengkung, berdiri tegak di antara perairan  bawah dan perairan atas samudra, yang kadang-kadang turun ke bumi berupa hujan.
Pada  zaman kebangkitan pada abad ke 17, pandangan orang Eropa  mengenai asal usul kehidupan dibentuk oleh ajaran dalam Perjanjian Lama pada Kitab Genesis. Dalam kitab ini berisi ajaran tentang bumi yang mirip dengan pandangan orang Babilonia. Bedanya bahwa di atas `langit ada suatu tempat yang disebut Surga yaitu tempat Tuhan Yang Maha Esa bertakhta, sedangkan dibawah bumi terdapat suatu tempat yang disebut Neraka.
Seiring dengan waktu mitos tersebut tergusur dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan cara berpikir manusia membuat para ilmuwan merumuskan teori mengenai terbentuknya alam semesta. Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang penciptaan alam semesta? Konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantungpada tingkat kecanggihan alat-alat dan sarana observasinya, dan bergantung pada tingkat kemajuanfisika itu sendiri.
Dalam makalah ini penulis membahas teori-teori tentang pembentukan alam semesta  ditinjau dari  pandangan barat juga pandangan Islam yaitu menurut Alquran.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kelahiran alam semesta dalam perspektif Islam ?
2.      Bagaimana kelahiran alam semesta menurut alamiah modern ?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui kelahiran alam semesta dalam perspektif Islam
2.      Mengetahui kelahiran alam semesta menurut alamiah modern





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kelahiran Alam Semesta dalam Perspektif  Islam
Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu.Al Quran mencakup beberapa penjelasan ilmiah dalam tautan keagamaannya. Beberapa fakta yang baru dapat diungkap dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah dinyatakan Allah dalam Al Quran empat belas abad yang lalu.
Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti yang memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal seperti penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa dalam Al Quran tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal penting,  karena keasesuaian ini menegaskan bahwa Al Quran adalah ” firman Allah”.
A.       Al Qur’an surat Fussilat (41:11) yang artinya: ” Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: ” Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: ”Kami datang dengan suka hati”. Kata asap dalam ayat tersebut menurut para ahli tafsir adalah merupakan kumpulan dari gas-gas dan partikel-partikel halus baik dalam bentuk padat maupun cair pada tempratur yang tinggi maupun rendah dalam suatu campuran yang lebih atau kurang stabil.
B.       Dalam Al Quran surat Al-Anbiya (21:30) disebutkan ”Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (sebingkah penuh), kemudian Kami pisahkan antara keduanya.Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” . Matahari adalah benda angkasa yang menyala-nyala yang telah berputar keliling sumbuhnya sejak berjuta-juta tahun. Dalam proses perputarannya dengan kecepatan tinggi itu, maka terhamburkan bingkah-bingkahan yang akhirnya menjadi beberapa benda angkasa termasuk bumi. Masing-masing bingkah beredar menurut garis tengah lingkaran matahari, semangkin lama semangkin bertambah jauh, hingga masing-masingnya menempati garis edarnya yang sekarang. Dan seterusnya akan tetap beredar dengan teratur sampai batas waktu yang hanya diketahui oleh Allah S.W.T
C.       Surat Adz Dzaariyaat (51:47) ” Dan langit, dengan kekuasaan Kami,Kami bangun dan Kami akan memuaikannya selebar-lebarnya”. Teori  Big Bang juga mengatakan adanya pemuaian alam semesta secara terus menerus dengan kecepatan maha dahsyat yang di umpamakan mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup ,yang mengisyaratkan bahwa galaksi akan hancur kembali. Isyarat ini sudah dijelaskan dalam surat Al-Anbiya (21:104) ”(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya”
D.       Dalam surat Al-Sajda (32:4) yang artinya : ”Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa...” . Uraian penciptaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada antara keduanya, terdapat dalam  surat Fush-Shilat ayat 9,10 dan 12. yang perincian tafsirannya sebagai berikut: Tahapan pertama penciptaan bumi  2 rangkaian waktu, tahapan kedia penyempurnaan aparat bumi 2 rangkaian waktu, tahap ketiga penciptaan (angkasa raya) dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu. Jadi terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6 masa.
Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat 27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut:[1][17]
1.       Masa I (ayat 27): Penciptaan Langit Pertama Kali
Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit.
Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infrared. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang berubah.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
2.      Masa II (ayat 28): Pengembangan dan Penyempurnaan
Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” dianalogikan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi.
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Sebelum langit itu disempurnakan, keadaanyya masih primitif dan masih sempit atau belum meluas[2][18]. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
3.      Masa III (ayat 29): Pembentukan Tata Surya Termasuk Bumi
Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil.
Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
4.      Masa IV (ayat 30): Awal Mula Daratan di Bumi
Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
Sedang dalam Surat Nuh ayat 9,  “Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan”.  Bumi dijadikan hamparan. Meskipun tidak licin, tetapi sudah memenuhi syarat-syarat untuk bekerja/berfungsi sebagaimana mestinya dan sudah memenuhi syarat hidup bagi makhluk biologis dan botanis.[3][19]
5.      Masa V (ayat 31): Pengiriman Air ke Bumi Melalui Komet
Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air.
Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.
Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.

6.      Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.
Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, ”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.

    
B. Kelahiran Alam Semesta Menurut Alamiah Modern
1. Teori Bintang Kembar
Menurut teori ini, dahulu matahari merupakan bintang kembar. Kemudian bintang kembarannya meledak menjadi kepingan-kepingan. Karena pengaruh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak (matahari), maka kepingan-kepingan itu bergerak mengitari bintang tersebut dan menjadi planet-planet[4][11].
Adapun alasan dari pendapat ini adalah karena setelah penelitian terhadap tata surya lain ternyata ada tata surya yang memiliki bintang kembar, oleh karena itu Lyttleton, seorang astronom Inggris beranggapan bahwa tata surya kita terbentuk dari proses meledaknya bintang kembar. Teori ini mempunyai kelemahan karena berdasarkan analisis matematis yang dilakukan oleh para ahli menunjukan bahwa momentum anguler dalam sistem tatasurya yang ada sekarang ini tidak mugkin dihasilkan oleh peristiwa tabrakan dua buah bintang.
Beberapa sumber mengatakan penggagas teori bintang kembar adalah Fred Hoyle (1915-2001) yang mengemukakan pendapatnya pada tahun 1956. Namun, tidak sedikit pula sumber-sumber terpercaya yang mengatakan bahwa pencetus teori bintang kembar adalah Lyttleton,  seorang astronom Inggris. Dan Fred Hoyle juga menggagas teori lain tentang tata surya, yaitu teori kedaan tetap (steady-state) yang menganggap alam semesta ini tidak berawal dan tidak berakhir. Teori ini diagung-agungkan  para materialis  di abad ke-19,  termasuk Ludwig Freuerbach (1804-1872). Menurut pendapatnya,  hanya alamlah yang ada, manusia juga termasuk alam. Dia menganggap bahwa jiwa ada setelah materi, jadi psikis manusia merupakan salah satu gejala dari materi yang ada[5][12].

2.Teori Nebular
Immanuel Kant (1749-1827), seorang ahli filsafat berkebangsaan Jerman membuat suatu hipotesis tentang terbentuknya tata surya pada tahun 1755.  Menurut teori ini, jagad raya berasal dari gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan dan memadat karena adanya gaya tarik-menarik dan tolak-menolak, dari bagian-bagiannya terbentuklah pada pusatnya sebuah inti.  Bagian inti atau tengah kabut itu menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut di sekelilingnya menjadi planet, satelit dan benda-benda langit lainnya.
Seorang ahli astronomi dan ilmuan fisika dari Perancis, Pierre Simon de Laplace mengemukakan teori yang hampir serupa dengan teori Immanuel Kant pada tahun 1796. Menurut Laplace, tata surya berasal dari kabut panas yang terus berputar sehingga membentuk gumpalam kabut, yang pada akhirnya bentuknya menjadi bulat seperti bola.[6][13] Akibatnya, bola tersebut memepat pada kutubnya, dan melebar pada bagian equatornya. Kemudian massa gas pada equatornya mejauhi gumpalan inti dan membentuk cincin-cincin yang melingkari inti tersebut. Dalam waktu yang lama, cincin-cincin tersebut berubah menjadi gumpalan padat yang kemudian membentuk planet-planet dengan satelitnya dan benda langit lainnya. Sedangkan inti kabut tetap berbentuk gas berpijar yang kemudian disebut sebagai matahari.
Persamaan kedua teori diatas terletak ada materi pembentuk tata surya, yaitu kabut (nebula), sehingga teori tersebut bisa disebut dengan teori kabut atau teori nebula. Teori kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah banyak ditinggalkan karena tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam tata surya dan juga karena munculnya banyak teori baru yang lebih memuaskan.[7][14]

3.Teori Tidal Atau Teori Pasang Surut
Teori ini dipopulerkan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) yang keduanya dari Inggris. Menurut teori ini, gaya tarik bintang yang besar pada permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu membentuk cerutu yang menjorok ke arah bintang itu mengakibatkan cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet iti berbeda-beda yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.[8][15]
4.      Teori Terbentuknya Alam Semesta
Alam semesta terdiri atas mikrokosmos dan makrokosmos
a. Teori dentuman besar (Big-bag Theory)
Teori ini berlandaskan dari anggota adanya masa yang sangat besar dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, meledak dengan dahsyat sebagai akibat dari reaksi inti. Kemudian masa berserak dan mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan. Teori ini didukung oleh pengamatan yang membenarkan bahwa galaksi-galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Setelah berjut-juuta tahun, masa yang berserakan itu berbentuk kelompok-kelompok galaksi seperti yang terjadi sekarang ini.
Menurut teori ini, ada beberapa masa yang penting selama terjadinya alam semesta, yaitu :
·         Masa batas dinding Planck, yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-43 detik berdasarkan penghitungan Planck
·         Masa Jiffi, yaitu pada saat alam semesta berumur 10-23 detik, dengan jari-jari alam semesta 10-13 cm dengan kerapatannya 1055 kali kecepatan air
·         Masa Quark, yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini partikel-partikel saling bertumpang tindih dan tidak berstruktur serta diikulti dengan terbentuknya Hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap cm3
·         Masa pembentukan Lipton, yaitu masa pada saar alam semesta berumur setelah 10-4 detik
·         Masa Radiasi, yaitu pada masa saat alam semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fusi hidrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada saat umur alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mempunyai suhu 3000 derajat Kelvin
·         Masa pembentukan galaksi, yaitu pada usia alam semesta 108-109 tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berupa kabut pilin yang berputar membentuk piringan raksasa
·         Masa pembentukan tat surya yaitu pada usia 4,6 x 109 tahun
b. Teori Ekspansi dan Kontraksi
Setelah diketahui radial galaksi-galaksi menjauhi umi yang dihubungkan dengan jarak galaksi-galaksi dengan bumi dari hasil pemotretan satelit, maka disimpulkan makin jauh jarak galaksi terhadap bumi maain cepat galaksi tersebut bergerak menjauhi bumi.
            Dalam masa ekspansi (mengembang) terbentuklah galaksi-galaksi dan bintang-bintang.  Ekspansi (pengembangan ini) didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang akhirnya akan membentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.
            Teori dentuman besar maupun teori ekspansi dan kontraksi ternyata mendukung teori yang menyatakan bahwa partikel yang ada di zaman ini berasal dari partikel yang ada pada zaman dahulu. Berdasarkan teori ekspansi dan kontraksi maka dapat diketahui bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.

c. Ahli-ahli Pengamat Makrokosmos
            Galileo (1564-1642) ia dapat mengamati benda-benda makrokosmos dengan teleskop yang diciptakannya.Immanuel Kant dan Laplace menciptakan teori kondensasi. Teori ini kemudian disempurnakan oleh Gerald P Kuiper dan CF. Van Wiszacker. Teori kondensasi menyatakan bahwa semula ada kabut gas dan debu (nebula). Karena dingin menjadi menyusut, berputar semakin cepat sehingga berbentuk pipih seperti cakram. Kebanyakan bahan berada ditengah dan membentuk matahari, sedangkan bahan yang keluar membentuk planet-planet. Andaikata tatasurya tersebut sesuai dengan teori ini, tentulah alam semesta ini terdapat banyak tata surya.

d. Ahli-ahli Pengamat Mikrokosmos
            Robert Hooke (1665) dengan mikroskop ciptaanya, ia melihat bahwa gabus tersusun atas gelembung berdinding, mirip sarang lebah yang disebut sel. Gelembung-gelembung kecil itu berisi bahan kehidupan.
            Euglena (organisme bersel tunggal) dapat diamati dengan mikroskop yang diperbesar 1000 kali. Hasil dari pengamatan itu ternyata dapat diterapkan pada organisme tingkat seperti manusia. Sehingga proses kehidupan dapat dipelajari.
            Freicdrich Miescher(1869) ahli biokimia. Ia mampu memisahkan suatu zat dari inti sel. Sekarang zat itu dikenal dengan nama asam deoksiri bonykleat (DNA) yang merupakan mata rantai antara zat bernyawa dan tak bernyawa.
            Maurice Wikins (1950) ahli biofisika, meneliti rahasia kehidupan yang
menyangkut perbanyakan diri atau berkembang, dengan bantuan kristalografi sinar x untuk mengetahui struktur DNA.
            James Waston (1953) ahli biologi dan Prancis Crickahli fisika. Menurut struktur DNA merupakan pilin rangkap yang terbelah menjadi dua.
            Max Perutz dan Jhon Kendrow mereka menganalisis dua protein yaitu mioglobin dan hemoglobin. Dewasa ini penemuannya berguna untuk memecahkan masalah anemie sel sabit,yang ternyata disebabka oleh formaso hemoglobin yang tidak normal.

e. Ahli-ahli yang Meramalkan Umur Alam Semesta
·         Lord Rutherford (1970)
            Menurut laju pelapukan zat radioaktif sangat teratur dan ia menyatakannya dalam waktu penuh. Jika setiap atom uranium melapauk menjadi atom timbul yang stabil meninggalkan delapan atom helium. Untuk mengetahui umur suatu batuan, kita tinggal menghitung atau mengukur banyaknya uranium dan helium yang ada didalam batuan tersebut. Sejak diketemukan isotop radioaktif, umur batuan dapat ditentukan dengan lebih teliti, dengan cara membandingkan waktu paruh unsur-unsur isotop radio aktivitas yang terkandung didalam batuan itu.

·         Willard F. Libby (1946)
                        Menurutnya setiap tumbuhan menghisap karbon dioksida (CO2) dan secara kimiawi membentuk bagian strukturnya. Tetapi jika tumbuhan itu mati C14 yang dikandungnya akan  beku dan lapuk secara radioaktif. Karena setiap organisme hidup mengandung karbon (C) maka metode Libby dapat dipakai untuk menentukan umur dari makhluk yang pernah hidup.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dikemukakan beberapa teori dari beberapa ilmuwan serta dari pandangan Islam berdasarkan Al Quran. Teori terciptanya alam semesta meliputi Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory), Teori Dentuman Besar (Big Bang) Dan Teori Osilasi. Sedangkan pembentukan tata surya dibahaskan dalam teori bintang kembar, teori nebular dan teori tidal atau pasang surut.
Dari sekian banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan ternyata ilmuwan modern menyetujui bahwa teori dentuman besar  (Teori Big Bang) merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Namun perlu disadari bahwa jauh sebelum para ahli mengemukakan teori Big Bang, ayat- ayat Al Quran telah secara jelas menceritakan bagaimana alam semesta ini terbentuk dalam 6 masa.
B.     Saran
·         Kepada penulis hendaknya mengetahui dan memahami cara-cara penulisan sebuah makalah sebelum membuat sebuah makalah agar lebih baik dalam karyanya
·         Kepada pelajar hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan tentang kelahiran alam semesta.
DAFTAR PUSTAKA
http://10108602.blog.unikom.ac.id



[1][17] Djamaluddin, Penciptaan Alam Semesta Melewati Enam Masa, 2011, diakses dari  pada tanggal 29 September 2012 pukul 08.09 WIB.
[2][18] Musthafa,  Alam Semesta dan Kehancurannya ... hal. 32.

[3][19] Musthafa,  Alam Semesta dan Kehancurannya ... hal. 36.
[4][11] Maskoeri Jasin,  Ilmu Alamiah Dasar...  hal. 84.
[5][12] Heri Ruslan, Subhanallah, Inilah Mukjizat Alquran Tentang Penciptaan Alam Semesta.
 republika.co.id diakses pada Selasa, 25 September 2012 pukul 14.22 WIB.
[6][13] Sukma, Tebentuknya Tata Surya Menurut Teori, 2011, diaksesa dari www.geounesa-sukma1.blogspot.com  pada 26 September 2012 pukul 13:27 WIB.
[7][14] Danang EndartoPengantar Kosmografi, Surakarta: LPP UNS dan UNS Press, 2005), hal. 83.
[8][15] Maskufa, Ilmu Falaq, cet. I, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009. hal. 30-31.

Tidak ada komentar: