Selasa, 03 November 2015

Penyakit Hati yang Menghalangi Terbukanya Hikmah

Penyakit Hati yang Menghalangi Terbukanya Hikmah
1.      Sombong
Penyakit sombong atau takabbur memiliki ciri meremehkan orang lain dan susah menerima kebenaran. Kesombongan akan menutup pintu hikmah karena hati tidak mau menerima kebenaran. Hati merasa dirinya paling baik dan paling benar sehingga sulit melakukan evaluasi. Orang sombong biasanya tidak menerima  pendapat orang lain, padahal bisa saja datangnya hikmah dari anak kecil bahkan dari orang yang dianggap rendah. Jika rendah hati maka siapapun yang berbicara akan didengarkan, rasulullah bersabda, “undzur maakola wala tandur mankola” (lihatlah apa yang diucapkan , jangan melihat siapa yang mengucapkan.
      Orang yang sombong ketika kehilangan sebuah motor, ia akan mengatakan, “biar saja motor hilang, saya kan orang kaya. Nanti beli saja motor baru.” Sikap tersebut sama sekali tidak menemukan hikmah yang bisa menjadikan dirinya lebih baik.
2.      Dengki
Kedengkian kepada orang lain akan menyebabkan kita susah melihat kebaikan orang lain dan senag jika orang lain menderita. Jika kita susah melihat kebaikan orang lain maka ketika ada kejadian yang menimpa kita malah kecewa kepada orang lain, bukan malah melakukan refleksi hikmahnya. Hati yang dengki akan senang jika orang lain menerima keburukan, bahkan berusaha mencari jalan agar orang lain menerima keburukan, Naudzubilahimin dzalik. Bagaimana mungkin mendapat hikmah jika hati kita senang melihat orang lain sengsara.
      Ada seorang teman kita naik haji. Orang yang bersih hatinya mendapatkan hikmah bahwa jika Allah swt. Mau maka siapapun akan diundang ke tanah suci. Mungkin karena keshalehannya maka dia naik haji. Beda dengan si buruk hati, malah mendengki orang yang naik haji dengan mengatakan mungkin saja uang untuk naik haji adalah hasil korupsi. Padahal, di tidak tahu dari mana sebenarnya uang yang digunakan naik haji oleh rekan dia.
3.      Riya
Penyakit ketiga adalah riya, yaitu penyakit hati berupa perasaan ingin kelihatan lebih dari kenyataan di hadpan manusia. Orang riya gila pujian, dan harapannya hanya penghormatan makhluk. Kondisi hati seperti ini akan seperti sulit menerima hikmah karena kalau ada kejadian selalu dimanipulasi atau diarahkan agar dirinya yang dipuji dan dihargai.
      Ketiga terjadi kebakaran rumah tetangga, orang yang bersih hatinya segera mendapatkan hikmah yang banyak dan menyumbang dengan tulus. Orang yang riya berfikir agar orang sekampung tahu dan memuji dirinya sebagai dermawan dalam menyumbang korban kebakaran.
4.      Marah (Emosional)
Penyakit hati lainnya yang menyebabkan hati tertutup dari hikmah adalah marah. Kondisi hati yang sedang marah akan menyebabkan akal kita tidak normal. Kata-kata yang terucap akan menyakitkan, hati penuh kebencian dan dendam. Bagaimana mungkin hikmah akan masuk jika dalam hatinya pengaruh setan lebih kuat karena marah merupakan salah satu perbuatan setan terkutuk.
      Ketika sedang jalan-jalan di pinggir lapangan golf, tiba-tiba bola golf menimpa kepala kita. Si bersih hati segera beristighfar dan merenung jangan-jangan kepala ini jarang sujud, tidak khusyuk ketika sujud, atau sering digunakan berfikir kotor. Beda dengan orang yang sombong, dia akan marah dan menumpahkan emosinya kepada pemain golf. Sayang, dia kehilangan hikmahdari kejadian tersebut karena emosi di hatinya.


Referensi:
Chalil komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung: Pustaka Madani. 2007.


Tidak ada komentar: