Senin, 09 November 2015

makalah: PENTINGNYA MENGETAHUI GAYA BELAJAR SISWA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
       Setiap orang merupakan individu yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan siswa dengan di sekolah, tentu memiliki gaya belajar yang berbeda satu sama lain. Seorang siswa bisa saja cenderung pada gaya belajar visual, ada yang memilih auditori, dan ada pula yang lebih senang dengan gaya belajar kinestetik. Adanya perbedaan ini tergantung dari setiap individu.
       Pengetahuan tentang gaya belajar siswa merupakan suatu hal yang penting, baik oleh siswa itu sendiri maupun bagi guru. Seorang siswa bisa lebih memaksimalkan kemampuannya dalam belajar guna meningkatkan  prestasinya. Sementara bagi guru, dengan adanya pengetahuan tersebut akan membantu seorang guru dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan minat siswa.
       Namun pada kenyataannya, tidak jarang terjadi ketidaktahuan akan gaya belajar siswa, baik oleh siswa yang maupun guru. Terkadang seorang siswa pun tidak mengetahui model belajar mana yang ia miliki ataupun yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga ia sendiri sulit utuk belajar. Begitu pula dengan guru yang tidak mengetahui gaya belajar siswanya. Guru hanya mengajar sesuai kemauannya atau hanya menggunakan gaya mengajar yang ia sukai tanpa mengetahui gaya belajar yang sesuai dengan siswa yang ia hadapi. Hal ini bisa menyebabkan kurang efektif dan efisiennya proses pembelajaran.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gaya belajar siswa?
2. Bagaimana manfaat gaya belajar siswa bagi guru?

B.  Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui gaya belajar siswa.
2. Untuk mengetahui manfaat gaya belajar siswa bagi guru.

C. Manfaat Penulisan
1.   Makalah ini berguna kepada siswa sebagai peserta didik agar mengetahui tipe belajar yang ia miliki untuk lebih memaksimalkan kemampuannya.
2. Berguna kepada guru agar menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan tipe belajar siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Gaya Belajar Siswa
1. Gaya dan Efisiensi Belajar 
      Gaya belajar termasuk salah satu faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa. Sering terjadi seorang siswa yang memiliki kemampuan ranah cipta (kognitif) yang lebih tinggi dari teman-temannya, ternyata hanya mampu mencapai hasil yang sama dengan teman-temannya itu. Bahkan terkadang siswa yang cerdas mengalami kemerosotan prestasi sampai ke titik yang lebih rendah dari prestasi temannya yang berkapasitas rata-rata[1].
       Sebaliknya seorang yang hanya memiliki kemampuan ranah cipta rata-rata atau sedang dapat mencapai puncak prestasi yang memuaskan, lantaran menggunakan pendekatan belajar yang efesien dan efektif. Konsekuensi positifnya adalah harga diri (self esteem) siswa tersebut melonjak hingga setara dengan teman-temannya, yang beberapa orang di antaranya mungkin berkapasitas kognitif lebih tinggi[2].

2. Tipe Belajar Siswa
       Ada baiknya setiap guru mengetahui tipe belajar setiap siswa agar kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan dapat mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Pada umumnya, ada tiga tipe belajar siswa (1) visual, di mana dalam belajar, siswa tipe ini lebih mudah belajar dengan cara melihat atau mengamati, (2) auditori, di mana siswa lebih mudah belajar dengan mendengarkan dan, (3) kinestetik, di mana dalam pembalajaran siswa lebih mudah belajar dengan melakukan[3]. Pengetahuan tipe belajar siswa ini akan bermanfaat bagi guru dalam menerapkan pembelajaran individual yang tepat sesuai tipe belajar siswa sehingga pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien. Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan dengan pembelajaran klasikal, strategi pembelajaran dapat diterapkan pada ketiga tipe siswa tersebut secara simultan[4].

3. Proses Belajar Mengajar menurut Pilihan Siswa
        Ternyata bahwa tidak setiap murid menginginkan metode yang sama. Ada yang menyukai metode yang tradisional, ada yang modern, ada metode lain atau kombinasi dua metode, dalam sebagainya. Dengan demikian menggunakan satu metode untuk seluruh murid rupanya tidak selalu efektif. Selain itu memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih metode yang paling serasi bagi mereka, memberi kemungkinan yang lebih besar untuk meningkatkan prestasi murid dalam belajar[5].

B.  Manfaat Gaya Belajar Siswa bagi Guru
       Siswa berbeda-beda kemampuan mereka menghadapi abtraksi, memecahkan masalah, dan belajar. Mereka juga berbeda-beda jumlah kecerdasan tertetu, sehingga perkiraan kecerdasan yang mungkin tepat seharusnya mengandalkan kinerja yang lebih luas daripada yang dimungkinkan tes IQ tradisional. Karena itu guru seharusnya tidak mendasarkan harapan mereka terhadap siswa pada nilai tes IQ. Siswa berbeda-beda pembelajaran mereka sebelumnya dan gaya belajar kognisis mereka. Preferensi individu terhadap limgkungan dan kondisi belajar juga mempengaruhi pencapaian siswa[6].
       Pada dasarnya seorang guru adalah seorang komunikator. Proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas merupakan proses komunikasi. Dalam konteks komunikasi pendidikan, guru seyogianya memenuhi segala prasyarat komunikasi yang efektif dalam menyampaikan materi[7].
       Dengan mengetahui gaya belajar siswa guru dapat menyesuaikan gaya mengajarnya dengan kebutuhan siswa, misalnya dengan menggunakan berbagai gaya mengajar sehingga murid-murid semuanya dapat memperoleh cara yang efektif baginya. Khususnya jika akan dijalankan pengajaran individual, gaya belajar murid perlu diketahui. Agar dapat memperhatikan gaya belajar siswa, guru harus menguasai keterampilan dalam berbagai gaya mengajar dan harus sanggup menjalankan berbagai peranan, misalnya sebagai ahli bahan pelajaran, sumber informasi, instruktur, pengatur pelajaran, evaluator. Ia harus sanggup menentukan metode mengajar belajar yang paling serasi, bahan yang sebaiknya dipelajari secara individual menurut gaya belajar masing-masing, serta bahan untuk seluruh kelas[8].




BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
1. Gaya belajar termasuk salah satu faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa. Pada umumnya, ada tiga tipe belajar siswa (1) visual, di mana dalam belajar, siswa tipe ini lebih mudah belajar dengan cara melihat atau mengamati, (2) auditori, di mana siswa lebih mudah belajar dengan mendengarkan dan, (3) kinestetik, di mana dalam pembalajaran siswa lebih mudah belajar dengan melakukan. Tidak setiap murid menginginkan metode yang sama.
2. Perlu diketahui gaya belajar siswa dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru dapat menyesuaikan gaya mengajarnya dengan kebutuhan siswa.

B.   Saran
       Gaya belajar siswa merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, akan memberikan manfaat kepada siswa itu sendiri maupun kepada guru. Untuk itu perlu adanya pengetahuan guna untuk meningkatkan mutu belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Eduktif.          Cet. I;  Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Naim, Ngainun. Dasar-dasar Kominikasi Pendidikan. Cet. I; Jogjakarta:              Ar-Ruzz Media, 2011.

Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Cet.        XV; Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Rohmah, Noer.  Psikologi Pendidikan. Cet. I; Yogyakarta: Teras, 2012.

Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktek. Cet. I; Jakarta: Indeks,  2011.




       [1] Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan  (Cet. I; Yogyakarta: Teras, 2012),  h. 200
       [2] Ibid.
       [3] Syaiful Bahri Djaramah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif  (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 200),  h. 151
       [4] Ibid.
       [5] S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar  (Cet. XV; Jakarta: Bumi Aksara, 2011),  h. 74
       [6]  Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik  (Cet. I; Jakarta: Indeks, 2011),  h. 168-169
       [7] Ngainun Naim, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan  (Cet. I; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),  h. 112
       [8] S. Nasution, op. cit., h. 115

Tidak ada komentar: