Selasa, 03 November 2015

Cerita hikmah dalam kehidupan: Penyelam mutiara

Cerita hikmah dalam kehidupan:
Penyelam mutiara
Alkisah ad seorang tuan memerintahkan kepada seorang penyelam untuk mengambil mutiara-mutiarra yang ada di dasar laut. Tuan tersebut memberikan modal berupa sebuah  tabung udara kepada si penyelam yang kuat dipakai selama tiga jam.
“ingat, tugasmu adalah mengumpulkan mutiara sebanyak-banyaknya yang ada di dasar laut. Waktumu hanya 3 jam. Setelah itu, udara dalam tabung ini akan habis dan itulah tanda bahwa dirimu segera naik ke permukaan untuk menyerahkan seluruh mutiara yang kau dapatkan padaku.”
Demikian tuan itu berpesan kepada si penyelem. Si penyelam pun menyanggupi tugasnya. Tidak lama kemudian, mulailah ia melakukan penyelaman. Namun, di dalam laut sang penyelam ini tertegun. Ia berdecak kagum dengan keindahan dalam laut yang baru pertam kali ini dilihatnya. Rasa kagumnya itu seolah menghipnotis dirinya untuk berkeliling dan bermain-main bersama ikan hias yang beraneka warna, bercengkerama dengan karang yang indah, juga menari-nari bersama penghuni laut lainnya.
Hingga setelah lewat dua setengah jam, penyelam ini baru sabar akan tugas yang tengah diembangnya. Dengan tergesa-gesa, di sisa waktu yang ada, ia langsung mengumpulkan mutiara sebanyak mungkin yang mampu ia kumpulkan. Setelah waktu tiga jam yang telah diberikan hampir habis, penyelam ini berenang naik ke permukaan. Tapi, malang baginya, karena tergesa-gesa ia pun lupa mengikat kantong yang berisi mutiara hingga selama berenang naik ke dasar laut, mutiara-mutiara pun jatuh kembali ke dasar laut.
Sesampainya di permukaan laut, tuannya bertanya kepadanya, “Mana mutiara yang kuperintahkankepadamu untuk mengambilnya?” dengan wajah lesu penyelam ini berkata, “Wahai tuan, aku begitu terpesona dengan keindahan di dalam laut, hingga aku lupa mengikat kantung mutiaraku dan seluruh mutiara yang sudah kukumpulkan berhamburan kembali ke dasar laut.” Mendengar pengakuan itu, tuan menjadi gusar lalu menghukum si penyelam atas kelalaiannya tanpa memberi kesepakatan yang kedua padanya.

Hikmah cerita:
Manusia hanya hidup sekali saja di dunia yang fana ini. Apabila telah tiba waktu ajal menjemput maka tidak ada lagi kesempatan yang diberikan kepadanya. Setelah jiwa lepas dari jasad dan meninggalkan dunia, maka hanya ada dua piilihan , surga atau neraka. Penyelam mutiara dalam cerita di atas menggambarkan manusia yang lalai dalam melaksanakan perintah Allah. Ia terlalu terbuai oleh manisnya dunia hingga lupa pada kehidupan akhirat,. Hidupnya tidak diisi dengan salat dan meremehkan amal untuk bekal di akhiirat kelak. Alhasil, tuannya yang lain adalah Allah swt., memberikan hukuman yang setimpal dengan kezalimannya dan tidak pernah memberikan kesempatan kedua untuknya.
Memang begitulah kira0kira gambaran kehidpan. Maka dari itu, bagi kita yang masih diberikan nafas oleh sang Pencipta, bersegerahlah melakukan kebaikan-kebaikan seperti yang telah diperintahkan olehnya di dalam Al-quran dan lewat perkataan rasulnya. Dirikanlah salat karena ia akan dihisab pertama kali. Bersedekahlah karena ia mampu menolak bala. Bertobatlah karena ia mendatangkan ampunan. Perbanyak zikir dan mengingat Allah karena ia dapat menyelamatkan  jiwa. Bersyukurlah karena ia akan menambah nikmat.
Ingatlah, hidup ini hanya sekali ! sudah banyak ;orang-orang yang hidup pad zaman sebelum kita sejak berjuta-juta tahun lalu yang kini hanya tinggal berbentuk tulang belulang di dalam kubur. Kelak kita pun akan menjadi seperti mereka mati dan hancur bersama tanah. Saaat itulah, dunia ini akan ditinggalkan. Hanya amalan yang akan menemani di alam kubur.


Referensi:
Chalil komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung: Pustaka Madani. 2007.



Tidak ada komentar: