Cerita hikmah
dalam kehidupan:
Abu Nawas dan Unta
Ajaib
Di jazirah Arab, sempat terdengar
kabar adanya seekor unta ajaib milik Abu Nawas. Unta ini memang bukan unta
biasa, karena ia tidak dijalankan dengan tali kekang seperti unta pada
kebanyakan. Tapi, ucapkanlah “Alhamdulillah” maka unta ini pun akan
berjalan. Lalu ucapkanlah “Subhanallah” maka unta ini pun akan berlari
kencang, dan ucapkanlah “Astagfirullah” maka unta ini pun akan langsung
berhenti.
Banyak orang sengaja menyempatkan
diri datang ke kediaman abu nawas hanya sekedar untuk melihat langsung unta
yang ajaib ini. Hingga suatu ktika seorang sahabat abu nawas hendak mencoba
menunggangi unta ajaib ini. Karrna tterus-menerus di desak, akhrinya abu nawas
mengabulkan. “tapi ingat yah, ucapkan Alhamdulillah untuk berjalan subhanallah
untuk berlari dan Astagrifullah untuk berhenti.” Pesan abu Nawas kepada
Shabatnya ini.
“berrss..” jawabsahabat Abu
nawas, Puas..,
Kemudian, dikendarailah unta
terasebut dengan berjalan pelan. Tapi, engtah mengapa di tengah perjalanan dia
lupa cara menghentikan langkah kaki unta ajaib. Di tarik-tatiklah tali
kekannya, tapi unta ini tetap berjalan dan tidak mau berhenti. Sahabt abu nawas
ini mulai panik, mengucapkan Subhanallah.
Alhasil, bukannya unta berhenti
berjalan, malah bertambah kencang jalannya sampai berlari menuju jurang. Dalam
kepanitan, berbagai cara dan upaya dilakukan sahabat abu nAwas. Tapi, tentu
saja semuanya sia-sia. Ketika jarak anatara jurang dengan unta ajaib tinggal
selangkah lagi sahabat abu nawas ini hany bisa pasrah sambil tanpa senagaja
meneriakkan Astagfirullah-
Aneh bin ajaib unta itu langsung
berhenti berlari. Sahabat abu nawas yangsudah bermandikan keringat dingin
sangat gembira hatinya karena berhasil selamat dari jurang. Lalu tanpa
disadarinya, sambil mengelus dadanya ia berbisik , “Alhamdulillah”. Dan sesuai
dengan kebiasaannya, unta ajaib itu langsung berjalan dan masuk ke dalam
jurang.
Hikmah cerita
Pahamilah ilmunya sebelum
melaksanakan suatu kegiatan.
Referensi:
Chalil
komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung:
Pustaka Madani. 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar