Senin, 09 November 2015

makalah: jenis-jenis Paragraf

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Funngsi Paragraf
Paragraf adalah satuan bahasa tulisan yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat dalam paragraf itu harus disusun secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lainnya dalam paragraf itu. Satu hal yang harus dicatat di dalam sebuah paragraf, yakni bahwa paragraf itu harus merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Paragraf merupakan himpunan kalimat yang saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah, 1991). Keraf (1977), menyebut paragraf dengan istilah alinea. Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.
Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan digunakan istilah paraton (Brown dan Yule, 1996). Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Pikiran utama atau ide pokok merupakan pengendali suatu paragraf (Ramlan, 1993).
Fungsi paragraf:
1.      Penampung fragmen pikiran atau ide pokok.
2.      Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.
3.      Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
4.      Pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
5.      Alat untuk penyampai fragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada para pembaca.
6.      Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai.
7.      Sebagai pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).
B.     Jenis-Jenis Paragraf
Berdasarkan letak kalimat utamanya
1.      Pikiran utama pada posisi awal paragraf
Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada awal paragraf disebut paragraf deduktif.
Contoh:
Menteri lebih lanjut mengemukakan perbedaan mahasiswa zaman dulu sampai sekarang. Pada zaman dulu, kehidupan mahasiswa dikekang oleh penjajahan. Pada zaman sekarang mereka dapat merasakan hawa kebebasan dan dapat hidup dalam iklim pembangunan. Selain itu, syarat-syarat untuk mengembangkan diri merekapada masa sekarang ini cukup terbika, hanya bergantung pada kegiatan mereka masing-masing.
2.      Pikiran utama pada akhir paragraf
Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Contoh:
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir jalan. Seminggu kemudian seorang anak wanita hilang ketika pulang sekolah. Sehari kemudian polisi menemukan bercak darah di kursi belakang mobil John. Polisi juga menemukan potret dua anak yang tewas itu di dalam kantong celana John. Dengan demikian John adalah orang yang dapat dimintai pertanggunjawaban tentang hilangnya kedua anak itu.
3.      Pikiran utama pada awal dan akhir paragraf
Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada awal dan akhir paragraf dise but paragraf deduktif induktif.
Contoh:
Bagi manusia, bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting. Dengan bahasa manusia menyampaikan isi hatinya pada sesamanya. Dengan bahasa itu pulamanusia dapat mewarisi dan mewariskan, menerima dan memberikan segala pengalamannya kepada sesamanya. Jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana yang paling penting dalam kehidupan manusia.

4.      Paragraf dengan Pikiran Utama Tersirat
Ada paragraf  yang tidak secara tersurat mengandung pikiran utama tertentu. Semua kalimat yang menyusun paragraf sama pentingnya dan bekerja sama menggambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf. Kalimat kalimat itu merupakan satu kesatuan isi.Paragraf tanpa kalimat utama dipakai dalam tulisan deskriptif dan naratif.
Contoh :
Lewat jendela dan pintu kaca yang luas, pandangan bisa tembus ketata kebun yang asri dihalaman depan maupun belakang rumah. Kolam hias dengan bukit batu lengkap dengan gemereciknya air berpadu dengan tanaman tanaman pangkas yang terawat rapi. Jauh di halaman belakang beberpa pohon mangga, rambutan, jambu air, dan belimbinng meneduhi kursi kursi untuk para pasien menunggu giliran dipanggil.
Berdasarkan tujuan paragraf
a. Paragraf Deskripsi
Paragraf jenis ini berisi kalimat-kalimat yang mendeskripsikan, menggambarkan sesuatu. Misalnya deskripsi kota Bandung pada pagi hari. Perhatikan contoh berikut.
Bandung masih diselimuti kabut. Orang-orang Bandung, baru satu dua yang  lalu lalang. Kendaraan hanya kadang-kadang terdengar menderu. Yang tampak dominan adalah para petugas kebersihan kota. Mereka sibuk membersihkan sampah. Mereka bekerja dengan riang. Kadang-kadang mereka bersenandung disela-sela pekerjaannya. Perlahan tapi pasti keramaian kendaraan di jalan bertambah sedikit demi sedikit. Bandung sedang menggeliat dari tidurnya.
b. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berusaha menjelaskan sesuatu atau memeriakan sesuatu. Penjelasan atau pemeriaan seringkali bertolak dari satu definisi.
Kota Bandung adalah salah satu ibu kota propinsi dari sekian banyak propinsi di Indonesia, yaitu propinsi Jawa Barat. Sebagai ibu kota Propinsi Kota Bandung juga amat dikenal sebagai kota Asia Afrika, yaitu kota tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika. Selain itu, kota Bandung pun memiliki banyak julukan, diantaranya sebagai Paris van Java.
c. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi paragraf  yang  berusaha meyakinkan bahwa hal yang dikemukakan adalah benar. Cara meyakinkan kebenaran itu biasanya dengan cara mengajukan sejumlah fakta. Perhatikan contoh berikut.
Hampir semua orang yang pernah tinggal di kota Bandung menyatakan merasa betah tinggal di kota tersebut. Bahkan, umumnya mereka berusaha tetap tinggal di kota ini. Bisa dimengerti mengapa mereka merasa betah. Kota ini memiliki hawa yang sejuk. Tingkat kriminalitasnya juga relatif kecil bila dibandingkan dengan kota setaranya, Surabaya dan Medan misalnya.Terdapat banyak lembaga pendidikan tinggi negeri di dalamnya. Juga, kotanya tidak terlalu besar seperti Jakarta, sehingga dari satu sudut kota kesudut kota lainnya tidak terlalu jauh. Itulah beberapa hal yang menyebabkan para pendatang rela tinggal berdesakan di kota ini.
d. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berusaha menceritakan peristiwa demi peristiwa yang dialami seorang tokoh.  Perhatikan contoh berikut.
Hari itu ia telusuri sudut demi sudut kota Bandung yang amat dicintainya seolah-olah tidak mau ada satupun sudut yang terlewat. Setiap sudut yang disinggahinya menyisakan kenangan amat mendalam baginya. Mula-mula ia telusuri sudut Setiabudi. Di wilayah ini ia menyimpan amat banyak kenangan. Penelusuran dilanjutkan ke wilayah balai kota dan sekitarnya. Di sinipun ia amat hanyut dengan kenangan bersama-sama sahabatnya, juga kekasihnya. Lalu, ia lanjutkan menyusuri wilayah alun-alun yang sekarang telah berubahtotal dari masa duapuluh tahun yang lalu. Lagi-lagi ia terhanyut dalam kenangan masa lalunya. Setiap tempat, setiap sudut kota itu, yang ada hanyalah kenangan indah baginya,seluruhnya.
C.    Metode Pengembangan Paragraf
Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah satu model pengembangan atau bisa pula mengombinasikan beberapaa model sekaligus. Berikut ini setiap model pengembangan paragraf itu akan dipaparkan maksudnya.
1.      Pengembangan Alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial dan kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi. Adapun yang dimaksud dengan setia pada urutan waktu adalah bahwa pengembangan itu harus bermula dari titik waktu tertentu dan berkembang terus sampai pada titrik waktu berikutnya. Deskripsi objek tertentu, deskripsi data, dongeng, atau narasi yang lainnya, mengedopsi model pengembangan alamiah yang demikian ini.
2.      Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagsan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Sebaliknya yang dimaksud ddengan pengembangan paragraf dalam model induksi adalah pengembangan yan dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya umum. Jadi, model-model pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini sejalan dengan alur berpikir dalam kerangka deduktif, induktif maupun abduktif.
3.      Pengembangan analogi
Pengembangan paragraf dengan cara analogis lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara analogi yang demikian itu diharapkan orang akan menjadi lebih muda dalam memahami dan menangkap maksud dari sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf itu. Jadi, tujuan dari analogi itu sesungguhnya adalah untuk memudahkan pemahaman pembaca, sehingga sesuatu yang masuh kabur, masih samar-samar, bahkan sesuatu yang masih sangat sulit, bisa menjadi lebih mudah ditangkap dan gampang dipahami.
4.      Pengembangan Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya, dengan caraa klasifikasi itu, maka tipe-tipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan. Sesuatu yang sifatnya sangat klosal, sangat besar, sangat umum akan bisa sangat sulit untuk dapat dipahami oleh pembaca jika tidak ditipekan atau tidak diklasifikasikan terlebih dahulu. Paragraf yang dikembangkan dengan cara yang demikian ini akan sangat memudahkan pembaca karena kelas-kelasnya jelas, tipe-tipenya juga saangat jelas. Pengkelasan atau pentipean itu dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, mungkin berdasarkan kesamaan karakternya, kesamaan bentuknya, kesamaan ciri dan sifatnya, dan selanjutnya.
5.      Pengembangan komparatif dan kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannya untuk mengembangakan paragaraf yang demikian ini dapat disebut dengan model pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaanya dapaat disebut dengan perbandingan kontrastif.
6.      Pengembangan sebab-akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat atau sebaliknya akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini jug lazim disebut sebagai pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan yang sifatnya rasional karena lazimnya orang berpikir berawal dari sebab-sebab dan bermuara pada akibat-akibat. Atau sebaliknya dapat juga pengembangan itu berangkat dari akibat-akibat terlebih dahulu, kemudian beranjak masuk pada sebab-sebaabnya. Karya-karya ilmiah sangaat lazim menggunakan model pengembangan paragraf yang disebutka terakhir ini.
7.      Pengembangan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang sifatnya kecil-kecil dan beranjak terus maju kedalam puncak peristiwa yang paling besaraatau paling optimal, kemudian berhenti di puncak yang paling optimal tersebut. Akan tetapi, ada pula paragraf yang pengembangannya masih diteruskan kedalam tahapan penyelesaian yang selanjutnya, yakni antiklimaks. Model pengembangan paragaraf yang disebitkan terakhir ini tidak sangat lazim ditemukan di dalam karya ilmiah. Kebanyakan narasi atau cerita serta dingeng-dongeng pengantar tidur menerapkan model pengembangan paragraf yang demikian ini.          
DAFTAR PUSTAKA

Rahardi, R.Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Erlangga,2010.
Maimunah, Sitti Annijat. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Malang: UIN-Maliki Press,2011.
                                                                                           


Tidak ada komentar: