Selasa, 10 November 2015

makalah: pengertian etika dan sopan santun

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan formal, informal dan non-formal. Penerapan pendidikan akhlak pada anak sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar kualitas anak yang berakhlak mulia sebagai bekal khusus bagi dirinya, umumnya bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan agama.
Betapa banyak faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak yang dapat menyeret mereka pada moral dan pendidikan yang buruk dalam masyarakat, dan kenyataan kehidupan yang pahit penuh dengan “kegilaan”, betapa banyak sumber kejahatan dan kerusakan yang menyeret mereka dari berbagai sudut dan tempat berpijak.
Berdasarkan permasalahan diatas, jika orang tua atau pendidik tidak dapat memikul tanggung jawab dan amanat yang diberikan pada anak, dan pula tidak mengethui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kelainan pada anak-anak serta upaya penanggulangannya maka akan terlihat suatu generasi yang bergiliran dosa dan penderitaan dalam masyarakat. Oleh karena itu, dapat dilakukan dengan mengetahui atau memahami bagaimana kita mendidik dengan cara yang benar kepada anak, ataupun sesama muslim dari berbagai sumber buku, membuka internet, maupun bertanya kepada orang yang lebih tahu, sehingga kita tertarik untuk mempelajari dan mengajari adab sopan santun.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Etika an Sopan Santun?
2.      Apa macam-macam Etika?
3.      Apa Manfaat Etika?
C.    Tujuan Penelitian
1.      Mahasiswa harus mengetahui pengertian etika dan sopan santun.
2.      Mahasiswa harus mengetahui apa macam-macam etika.
3.      Mahasiswa harus mengetahui apa manfaat etika.












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Etika dan Sopan santun
1.    Pengertian Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata etika yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu taetha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu, tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk inilah yang melatar belakangi terbentuknya istilah etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologi ( asal usul kata ), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Dan etika profesi terdapat suatu keadaan yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyrakat yang memerlukan.[1]
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler, dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terkindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan yang tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata ethos yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli:
a)      Drs. O.P. Simorangkir, bahwa etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
b)      Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika ilsafat bahwa etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
c)      Drs. H. Burhanudin Salam bahwa etika adalah cabang filsafat yang berbicra mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis pertama
Etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2.    Jenis kedua
Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama.
Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.

3.  Jenis ketiga
Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.
3.    Pengertian Sopan santun
Sopan santung ialah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang natural. Sopan santun sebagai sbuah konsep nilai tetapi bukan dipahami. Sopan umum dari sopan santun. Sikap santun yaitu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang benar ialah lebih menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. Dari tutur bicara pun orang bisa melihat kesopanan kita.[2]
Sopan santun dapat dipengaruhi oleh apapun, misalnya sopan santung yang buruk disebabkan oleh lingkungan yang tidak ada tata tertipnya, individu yang tak pernah mengenal pentingnya kepribadian, kurangnya pengenaln sopan santun yang diajarkan orang tua kepada anaknya sejak dini, pembawaan diri individu itu sendiri. Kemudian sopan santun yang baik dapat dipengaruhi oleh latar belakang individu itu sendiri. Pendidikan yang cukup, pembawaan diro yang baik terhadap situasi apapun, tutur kata yang dijaga, terkadang faktor gen juga dapat mempengaruhi individu tersebut.
Sopan santun adalah suatu sikap atau tingkah laku yang ramah terhadap orang lain, sopan santun juga dapat dipandang oleh suatu masyarakat mungkin sebaliknya masyarakat juga dapat dipandang oleh masyarakat lain. Memang tidak mudah untuk menerapakan sopan santun pada diri kita sendiri, tetapi jika orang tua kita berhasil mengajarkan sopan santun sejak kecil maka kita akan tumbuh menjadi seseorang yang bisa menghormati dan menghargai orang lain.[3]
B.     Macam-macam Etika
1.      Macam-macam Etika
Ada macam-macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruk priaku manusia:
a.       Etika Deskriptif
Etika Deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikerja oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatau yang bernilai
 Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
Contohnya:  Mengenai masyarakat Jawa yang mengajarkan tatakrama berhubungan dengan oranag yang lebih tua dari pada kita.
b.      Etika Normatif
Etika Normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku yang ideal yang saharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Contohnya: Etika yang bersifat individual seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab.
c.       Metaetika
Pendekatan  ini lebih menekankan bagaimana gagasan etika berasal dan apa maknanya. Pendekatan ini lebih bersifat kebahasaan atau pemaknaan atas segala ucapan moral atau dapat di sebut jalan atau jembata menuju etika itu sendiri.



C.    Manfaat Etika
a.       Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
b.      Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah.
c.       Dapat menyelesaikan masalah-maslah moralitas maupaun sosial lainnya yang membingunkan masyarakat dengan pemikiran yang sistematis dan kritis.
d.      Berusaha menyelidiki suatu masalah sampai ke akar-akarnya bukan hanya sekedar ingin tahu tanpa memperdulikan.[4]











BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Pengertian Etika dan Sopan Santun
Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Dan etika profesi terdapat suatu keadaan yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyrakat yang memerlukan.
Sopan santung ialah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang natural. Sopan santun sebagai sbuah konsep nilai tetapi bukan dipahami. Sopan umum dari sopan santun. Sikap santun yaitu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang benar ialah lebih menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. Dari tutur bicara pun orang bisa melihat kesopanan kita.
2.      Macam-macam dan Manfaat Etika
a.       Macam-macam Etika
1)      Etika Deskriptif
2)      Etika Normatif
3)      Metaetika

b.      Manfaat Etika.
1)      Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2)      Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah.
3)      Dapat menyelesaikan masalah-maslah moralitas maupaun sosial lainnya yang membingunkan masyarakat dengan pemikiran yang sistematis dan kritis.
4)      Berusaha menyelidiki suatu masalah sampai ke akar-akarnya bukan hanya sekedar ingin tahu tanpa memperdulikan.
B.     SARAN
Demikian makalah Etika dan Sopan Santun dalam mata kuliah Hadits Tarbawi yang tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Kami sadar bahwa ini merupakan proses dalam menempuh pelajaran, untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan hasil dari diskusi kami. Harapan kami semoga dapat dijadikan suatu ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin.


DAFTAR PUSTAKA
Saebani, Ahmad Beni. Ilmu Akhalak. Bandung: Puataka Setia, 2012
Suryana, A. Toto. Pendidikan Agama Islam, Bandung: Tiga Mutiara, 1997
Shiddiq, M. Arfah. Dkk.  Akhlak dan Tasawuf, Ujung Pandang: Lembaga Daqwa
Dan Studi Islam Yayasan Badan Wakaf UMI, 1996


















[1] Beni Ahmad Saebani, Ilmu Akhalak, ( Cet, II; Bandung, Puataka Setia, 2012 ) h. 26-27
[2] A. Toto Suryana, Pendidikan Agama Islam, ( Cet. I; Bandung: Tiga Mutiara, 1997 ), h. 104
[3] A. Toto Suryana, op. cit,  h. 109

[4] M. Arfah, Shiddiq, dkk, Akhlak dan Tasawuf ( t. cet; Ujung Pandang, Lembaga Dakwa dan Studi Islam Yayasam Wakaf UMI, 1996 ) h. 54

Tidak ada komentar: