Senin, 09 November 2015

makalah Konsep Pendidikan Seumur Hidup

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi umat islam, jauh sebelum orang-orang barat mengangkatnya, islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup. Konsep tersebut menjadi aktual kembali terutama terbitnya buku An Introduction to life long Education, pada tahun 1970 karya Paul Lengrand yang di kembangkan lebih lanjut oleh UNESCO. Pendidikan seumur hidup sebenarnya merupakan sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.maka dari itu kami mengambil judul yaitu Konsep Pendidikan Seumur Hidup.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik Pendidikan seumur hidup ?
2.      Bagaimana konsep pendidikan seumur hidup ?
3.      Apa tujuan dari pada konsep pendidikan seumur hidup ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui karakteristik pendidikann seumur hidup.
2.      Mengetahui konsep pendidikan seumur hidup.
3.      Mengetahui tujuan konsep pendidikan seumur hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Karakteristik pendidikan seumur hidup
Karakteristik PSH yaitu;
a.       Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok yang menentukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup.
b.      Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.
c.       Pendidikan seumur hidup tidak di artikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagainya).[1]
B.     Kerangka kerja teoritis pendidikan seumur hidup
Secara teoritis pendidikan seumur hidup terdiri ats tiga aspek, yaitu:
a)    Hidup
Ada tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu:indifidu, masyarakat, dan lingkungan fisik.
b)   Seumur hidup
Dalam seumur hidupnya, setiap individu manusia mengalami:perkembangan kepribadian, tahap-tahap perkembangan seperti masa balita, kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua,kemudian peranan-peranan umum dan unik seperti menjalankan tugas-tugas khusus yaitu sebagai guru, dokter, pengacara dll.
c)    Pendidikan
Pendidkan sebagai usaha mencapai perkembangan dan perubahan tingkah laku setiap individu melalui hidup.
Asas pendidikan seumur hidup ini merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu, yang bermula sejak seseorang di lahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.
Untuk indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai di masyarakatkan melalui kebijaksanaan negara (TAP MPR No. IV /MPR/1973jo.TAP No. IV/MPR/1978 tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional berikut ini.
1.      Pembangunan nasional di laksanakan dalam rangka pembangunan indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang).
2.      Pendidikan berlangsung seumur hidup dan di laksanakan di dalam keluarga (rumah tangga),sekolah dan masyarakat. Oleh kerena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar keluarga masyarakat dan pemerinahan.

C.    Tujuan pendidikan Sumur hidup
Tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah sebagai berikut :
A.    Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian secara potensional keseluruhan potensi manusia di isi kebutuhannya agar berkembang secara wajar.
B.     Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan di namis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup.
Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup di kemukakan dalam pasal 10 ayat (1) yang berbunyi: “penyelenggaraan pendidikan di laksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana di jelaskan pada ayat (4), yaitu “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang di selenggarakan  dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya,nilai moral dan keterampilan”.
Mengenai hal tersebut, terdapat penegasan dalam penjelasan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut: pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan luar sekolah  merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman seumur hidup.
Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik di dalam maupun di sekolah.

D.    Dasar pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup.
Dasar pemikiran tersebut di tinjau dari beberapa segi antara lain:
1.      Ideologi
Semua manusia di lahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilannya.
2.      Ekonomis
Cara yang paling efektif untuk keluar dari “lingkungan setan kemelaratan” yang menyebabkan kebodohan yang menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan. Pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang untuk:
a.    Meningkatkan produktivitas;
b.    Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki;
c.    Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan sehat; dan
d.   Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan penting.
3.       Sosiologis
Para orang tua di negara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka sering kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup bagi orang tua akan merupakan pemecahan atas masalah tersebut.[2]
4.      Politis
Pada negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak milik, dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan lain-lain. Karena itu, pendidikan kewarganegaraan perlu di berikan kepada setiap orang.
5.      Teknologis
Dunia di landa oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para sarjana, teknisi, dan peminpin di negara berkembang perlu memperbaharui pengetahuan dan keterampilan mereka, seperti yang di lakukan oleh sejawat mereka di negara maju.
6.      Psikologis dan pedagogis
Perkembangan iptek yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap konsep,teknik dan metode pendidikan. Akibatnya, tidak mungkin lagi di ajarkan seluruhnya kepada peserta didik di sekolah. Karena itu, tugas pendidikan sekolah yang utama adalah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-menerus sepanjang hidupnya.
E.     Konsep kunci Pendidikan Seumur Hidup
Empat macam konsep kunci dalam pendidikan seumur hidup :
1)      Konsep PSH itu sendiri
Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup di artikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.
2)      Konsep belajar seumur hidup
Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang di dasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
3)      Konsep pelajar seumur hidup
Orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk di seluruh tingkat usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
4)      Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum, dalam hubungan ini, di desain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.[3]
Implikasi konsep pendidikan seumur hidup bagi pendidikan sekolah
1.      Fungsi dan tujuan sekolah
a.    Pendidikan sekolah adalah salah satu tangga dari keseluruhan proses pendidikan yang berlangsung seumur hidup.
b.    Pendidikan sekolah adalah pendidikan untuk mengembangkan semua aspek kepribadian, baik kognitif dan afektif maupun keterampilan.[4]
c.    Pendidikan sekolah merupakan suatu sistem terbuka.
d.   Pendidikan sekolah merupakan sekelompok paket belajar atau program belajar yang menyediakan jalur belajar dan pengalaman belajar.
e.    Tujuan pendidikan sekolah tidak hanya menguasai bahan pelajaran, tetapi dapat menggunakan apa yang telah di pelajari itu untuk mampu belajar sendiri dan membina diri kapan un dan dimanapun, dalam rangka mencapai tujuan PSH.
2.      Program pendidikan sekolah
a.       Kegiatan pendidikan hendaknya terdiri atas kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
b.      Kegiatan sekolah hendaknya campuran antara studi dan bekerja.[5]
c.       Kegiatan sekolah hendaknya makin tertuju dan mengutamakan kegiatan belajar sendiri dan membina diri sendiri.
d.      Proses pendidikan atau kegiatan belajar-mengajar hendaknya tidak hanya melalui satu jalur pengalaman belajar, tetapi lebih merupakan gabungan dari berbagai pengalaman belajar dan bervariasi.[6]












BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pendidikan seumur hidup sebenarnya merupakan sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup di kemukakan dalam pasal 10 ayat (1) yang berbunyi: “penyelenggaraan pendidikan di laksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana di jelaskan pada ayat (4), yaitu “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang di selenggarakan  dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya,nilai moral dan keterampilan”. Untuk indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai di masyarakatkan melalui kebijaksanaan negara (TAP MPR No. IV /MPR/1973jo.TAP No. IV/MPR/1978 tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional.




B.     SARAN
Dengan selesainya makalah ini, penulis berharap mkalah ini dapat menjadi contoh bahwa betapa pentingnya mengetahui pendidikan seumur hidup. Dan kami juga mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.












DAFTAR PUSTAKA
Abu.Ahmadi, Drs., Uhbigati.Nur, Dra., (1991), Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

. Fuad, Ihsan, Drs., (2010), Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Hasbulloh, (14240), Dasar-dasar Pendidikan, Jakatra : Rajagrafindo persada.

Mudyahardjo.Redja., (2006), Pengantar pendidikan, Jakarta : Rajagrafindo persada.

Sadulloh, Uyoh, Drs., (2010). Pedagogik (ilmu mendidik). Bandung : Alfabeta.





1REDJA MUDYAHARDJO, Pengantar Pendidikan, PT Rajagrafindo Persada (2001), cet. Fajar Interpratama Offset, hal. 169.
[2] DRS. H. FUAD IHSAN,Dasar-dasar kependidikan,PT. Rineka Cipta (2010) ,cet. PT. Asdi Mahasatya, hal. 44.
[3]DRS. H. FUAD IHSAN,Dasar-dasar kependidikan,PT. Rineka Cipta (2010) ,cet. PT. Asdi Mahasatya, hal. 46.
[4] REDJA MUDYAHARDJO, Pengantar pendidikan, PT. RajaGafindo Prsada, Jakarta (2006), cet. Fajar Interpratama Offset, hal. 176.
[5] REDJA MUDYAHARDJO, Pengantar pendidikan,  PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta (2006), cet. Fajar Interpratama Offset, hal. 177.
[6]  REDJA MUDYAHARDJO, Pengantar pendidikan,  PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta (2006), cet. Fajar Interpratama Offset, hal.178.

Tidak ada komentar: