BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konsep pendidikan seumur hidup,
sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh pakar pendidikan dari zaman ke
zaman. Apalagi umat islam, jauh sebelum orang-orang barat mengangkatnya, islam
sudah mengenal pendidikan seumur hidup. Konsep tersebut menjadi aktual kembali
terutama terbitnya buku An Introduction
to life long Education, pada tahun 1970 karya Paul Lengrand yang di
kembangkan lebih lanjut oleh UNESCO. Pendidikan seumur hidup sebenarnya
merupakan sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan
peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam
keseluruhan kehidupan manusia.maka dari itu kami mengambil judul yaitu Konsep
Pendidikan Seumur Hidup.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
karakteristik Pendidikan seumur hidup ?
2. Bagaimana
konsep pendidikan seumur hidup ?
3. Apa
tujuan dari pada konsep pendidikan seumur hidup ?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
karakteristik pendidikann seumur hidup.
2.
Mengetahui
konsep pendidikan seumur hidup.
3.
Mengetahui
tujuan konsep pendidikan seumur hidup.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik pendidikan seumur hidup
Karakteristik PSH yaitu;
a. Hidup,
seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok yang menentukan
lingkup dan makna pendidikan seumur hidup.
b. Pendidikan
tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah
proses yang berlangsung sepanjang hidup.
c. Pendidikan
seumur hidup tidak di artikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi
pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan
(pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagainya).[1]
B. Kerangka kerja teoritis pendidikan seumur hidup
Secara teoritis
pendidikan seumur hidup terdiri ats tiga aspek, yaitu:
a) Hidup
Ada tiga komponen yang
saling berhubungan, yaitu:indifidu, masyarakat, dan lingkungan fisik.
b) Seumur
hidup
Dalam seumur hidupnya,
setiap individu manusia mengalami:perkembangan kepribadian, tahap-tahap
perkembangan seperti masa balita, kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan
masa tua,kemudian peranan-peranan umum dan unik seperti menjalankan tugas-tugas
khusus yaitu sebagai guru, dokter, pengacara dll.
c) Pendidikan
Pendidkan sebagai usaha
mencapai perkembangan dan perubahan tingkah laku setiap individu melalui hidup.
Asas pendidikan seumur hidup ini
merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu,
yang bermula sejak seseorang di lahirkan hingga meninggal dunia. Proses
pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal maupun formal
baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, dalam pekerjaan dan dalam
kehidupan masyarakat.
Untuk
indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai di masyarakatkan
melalui kebijaksanaan negara (TAP MPR No. IV /MPR/1973jo.TAP No. IV/MPR/1978
tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional berikut ini.
1. Pembangunan
nasional di laksanakan dalam rangka pembangunan indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang).
2. Pendidikan
berlangsung seumur hidup dan di laksanakan di dalam keluarga (rumah
tangga),sekolah dan masyarakat. Oleh kerena itu, pendidikan merupakan tanggung
jawab bersama antar keluarga masyarakat dan pemerinahan.
C. Tujuan pendidikan Sumur hidup
Tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya
dan seumur hidup ialah sebagai berikut :
A. Mengembangkan
potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek
pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian secara potensional keseluruhan
potensi manusia di isi kebutuhannya agar berkembang secara wajar.
B. Dengan
mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup
dan di namis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup.
Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan
tentang pendidikan seumur hidup di kemukakan dalam pasal 10 ayat (1) yang
berbunyi: “penyelenggaraan pendidikan di laksanakan melalui dua jalur, yaitu
jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan
luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga,
sebagaimana di jelaskan pada ayat (4), yaitu “pendidikan keluarga merupakan
bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang di selenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan
agama, nilai budaya,nilai moral dan keterampilan”.
Mengenai hal tersebut, terdapat
penegasan dalam penjelasan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional sebagai
berikut: pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui pengalaman seumur hidup.
Dasar pendidikan seumur hidup
bertitik tolak atas keyakinan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama
manusia hidup, baik di dalam maupun di sekolah.
D. Dasar pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup.
Dasar pemikiran
tersebut di tinjau dari beberapa segi antara lain:
1.
Ideologi
Semua manusia di lahirkan
ke dunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan
dan peningkatan pengetahuan serta keterampilannya.
2.
Ekonomis
Cara yang paling
efektif untuk keluar dari “lingkungan
setan kemelaratan” yang menyebabkan kebodohan yang menyebabkan kemelaratan
ialah melalui pendidikan. Pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang untuk:
a. Meningkatkan
produktivitas;
b. Memelihara
dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki;
c. Memungkinkan
hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan sehat; dan
d. Memiliki
motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga peranan
pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan penting.
3.
Sosiologis
Para orang tua di
negara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi
anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka sering kurang mendapatkan pendidikan
sekolah, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian,
pendidikan seumur hidup bagi orang tua akan merupakan pemecahan atas masalah
tersebut.[2]
4. Politis
Pada negara demokrasi
hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak milik, dan memahami fungsi
pemerintah, DPR, MPR dan lain-lain. Karena itu, pendidikan kewarganegaraan
perlu di berikan kepada setiap orang.
5. Teknologis
Dunia di landa oleh
eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para sarjana, teknisi, dan peminpin
di negara berkembang perlu memperbaharui pengetahuan dan keterampilan mereka,
seperti yang di lakukan oleh sejawat mereka di negara maju.
6. Psikologis
dan pedagogis
Perkembangan iptek yang
pesat mempunyai pengaruh besar terhadap konsep,teknik dan metode pendidikan.
Akibatnya, tidak mungkin lagi di ajarkan seluruhnya kepada peserta didik di
sekolah. Karena itu, tugas pendidikan sekolah yang utama adalah mengajarkan
bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk
belajar terus-menerus sepanjang hidupnya.
E. Konsep kunci Pendidikan Seumur Hidup
Empat
macam konsep kunci dalam pendidikan seumur hidup :
1) Konsep
PSH itu sendiri
Sebagai suatu konsep,
maka pendidikan seumur hidup di artikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.
2) Konsep
belajar seumur hidup
Dalam pendidikan seumur
hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang di dasari
untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang
membantu belajar.
3) Konsep
pelajar seumur hidup
Orang-orang yang sadar
tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai
cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk di
seluruh tingkat usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai
pemberi kesempatan untuk belajar baru.
4) Kurikulum
yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum, dalam
hubungan ini, di desain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul
telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan
belajar seumur hidup.[3]
Implikasi konsep pendidikan seumur hidup bagi
pendidikan sekolah
1. Fungsi
dan tujuan sekolah
a. Pendidikan
sekolah adalah salah satu tangga dari keseluruhan proses pendidikan yang
berlangsung seumur hidup.
b. Pendidikan
sekolah adalah pendidikan untuk mengembangkan semua aspek kepribadian, baik
kognitif dan afektif maupun keterampilan.[4]
c. Pendidikan
sekolah merupakan suatu sistem terbuka.
d. Pendidikan
sekolah merupakan sekelompok paket belajar atau program belajar yang
menyediakan jalur belajar dan pengalaman belajar.
e. Tujuan
pendidikan sekolah tidak hanya menguasai bahan pelajaran, tetapi dapat menggunakan
apa yang telah di pelajari itu untuk mampu belajar sendiri dan membina diri
kapan un dan dimanapun, dalam rangka mencapai tujuan PSH.
2. Program
pendidikan sekolah
a. Kegiatan
pendidikan hendaknya terdiri atas kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
b. Kegiatan
sekolah hendaknya campuran antara studi dan bekerja.[5]
c. Kegiatan
sekolah hendaknya makin tertuju dan mengutamakan kegiatan belajar sendiri dan
membina diri sendiri.
d. Proses
pendidikan atau kegiatan belajar-mengajar hendaknya tidak hanya melalui satu
jalur pengalaman belajar, tetapi lebih merupakan gabungan dari berbagai
pengalaman belajar dan bervariasi.[6]
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan seumur hidup sebenarnya
merupakan sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan
peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam
keseluruhan kehidupan manusia. Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan
tentang pendidikan seumur hidup di kemukakan dalam pasal 10 ayat (1) yang
berbunyi: “penyelenggaraan pendidikan di laksanakan melalui dua jalur, yaitu
jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan
luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga,
sebagaimana di jelaskan pada ayat (4), yaitu “pendidikan keluarga merupakan
bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang di selenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan
agama, nilai budaya,nilai moral dan keterampilan”. Untuk indonesia sendiri,
konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai di masyarakatkan melalui
kebijaksanaan negara (TAP MPR No. IV /MPR/1973jo.TAP No. IV/MPR/1978 tentang
GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional.
B. SARAN
Dengan
selesainya makalah ini, penulis berharap mkalah ini dapat menjadi contoh bahwa
betapa pentingnya mengetahui pendidikan seumur hidup. Dan kami juga
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Abu.Ahmadi,
Drs., Uhbigati.Nur, Dra., (1991), Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
.
Fuad, Ihsan, Drs., (2010), Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta : PT. Asdi
Mahasatya.
Hasbulloh, (14240), Dasar-dasar Pendidikan, Jakatra :
Rajagrafindo persada.
Mudyahardjo.Redja.,
(2006), Pengantar pendidikan, Jakarta : Rajagrafindo persada.
Sadulloh, Uyoh, Drs.,
(2010). Pedagogik (ilmu mendidik).
Bandung : Alfabeta.
[2] DRS. H. FUAD
IHSAN,Dasar-dasar kependidikan,PT.
Rineka Cipta (2010) ,cet. PT. Asdi Mahasatya, hal. 44.
[3]DRS. H. FUAD
IHSAN,Dasar-dasar kependidikan,PT.
Rineka Cipta (2010) ,cet. PT. Asdi Mahasatya, hal. 46.
[4] REDJA
MUDYAHARDJO, Pengantar pendidikan,
PT. RajaGafindo Prsada, Jakarta (2006), cet. Fajar Interpratama Offset, hal.
176.
[5] REDJA
MUDYAHARDJO, Pengantar pendidikan, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta (2006), cet.
Fajar Interpratama Offset, hal. 177.
[6] REDJA MUDYAHARDJO, Pengantar pendidikan, PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta (2006), cet. Fajar Interpratama Offset, hal.178.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar