Selasa, 10 November 2015

makalah: ajaran pokok agama islam

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
      Islam merupakan agama yang sama sekali tidak membadakan nilai ibadah yang terkandung dalam amal shalih yang barsifat vertikal maupum horisontal.Karena islam menghendaki umatnya menjadi penganut agama yang memiliki kedua keshalihan tersebut yaitu keshalihan individual setelah menunaikan amal shalih vertikal dan sekaligus manjadi anggota masyarakat yang memiliki keshalihan sosial setelah melakukan amal shalih horisontal. Islam adalah agama yang diridhoi Allah. Setelah memegang agama tersebut, kita diwajibkan untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengannya. Menjadi islam sejati tidaklah mudah, Rosulullah telah membawa ajaran-ajaran itu untuk kita ketahui dan kita laksanakan.
       Untuk menjadi hamba Allah yang benar-benar menegakkan ajaran yang dibawa oleh Nabiyullah Muhammad SAW, kita harus benar-benar mengimplementasikan di setiap hembus nafas. Dalam pengimplementasianya, kita perlu dahulu mengetahui apa defisi dari pada macam-macam pembagian dari pokok ajaran Islam. Mengenai pembahasan itu akan kami persembahkan dalam makalah kami. Harapan kami semoga pembaca memahami dan mohon kritik saran atas kekurangan makalah yang telah kami buat.


B.     Rumusan masalah
Setelah penyelesaian dari latar belakang di atas , maka kami mendapatkan beberapa rumusan makalah, yaitu :
1.      Apa Pengertian Tauhid, Akhlak, Syariat ?
2.      Apa Macam Tauhid, Akhlak, Syariat ?
3.      Bagaimana Penerapan Pokok Ajaran Islam ?
C.    Tujuan Penulisan
       Dari rumusan masalah diatas, ada beberapa tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
1.      Pengertian Tauhid, Akhlak dan Syariat
2.      Macam Tauhid, Akhlak, Syariat
3.      Penerapan Pokok Ajaran Islam
D.    Manfaat Penulisan
Penyajian makalah ini semoga dapat memberikan manfaat  bagi penulis dan pembaca. Dan dapat memberikan pengetahuan bahwa ajaran pokok agama Islam ini sangat berguna bagi pembekalan untuk dunia dan akhirat.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tauhid, Akhlak, Syariat
1.      Tauhid
      Tauhid (Arab :توحيد) dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti ”Keesaan Allah”, mentauhidkan berarti mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah atau mengiktikadkan bahwa Allah SWT itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Tauhid diambil kata : Wahhada, Yuwahhidu, Tauhidan, yang artinya mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah.
2.      Akhlak
       Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti; kelakuan. Sebenarnya kata akhlak berasal dari bahasa Arab, dan jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia bisa berarti perangai, tabiat.
       Sedang arti akhlak secara istilah sebagai berikut;
a)      Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

b)      Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
       Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat maknawi dan rohani.Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perilaku/perbuatan manusia.
3.      Syariat
       Syariat artinya jalan yang sesuai dengan undang-undang (peraturan) Allah SWT. Allah menurunkan agama Islam kepada Nabi Muhammad saw. secara lengkap dan sempurna, jelas dan mudah dimengerti, praktis untuk diamalkan, selaras dengan kepentingan dan hajat manusia di manapun, sepanjang masa dan dalam keadaan bagaimanapun. Syariat Islam ini berlaku bagi hamba-Nya yang berakal, sehat, dan telah menginjak usia baligh atau dewasa. (dimana sudah mengerti/memahami segala masalah yang dihadapinya). Tanda baligh atau dewasa bagi anak laki-laki, yaitu apabila telah bermimpi bersetubuh dengan lawan jenisnya, sedangkan bagi anak wanita adalah jika sudah mengalami datang bulan (menstruasi).
       Bagi orang yang mengaku Islam, keharusan mematuhi peraturan ini diterangkan dalam firman Allah SWT. "kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah syariat itu, dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui.
B.     Pembagian Tauhid, Akhlak, Syariat
1.      Tauhid
Pertama: Tauhid Rububiyah.
Yaitu mengesakan Allah subhannahu wa ta’ala dalam segala perbuatanNya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk.
Seperti :
a)      Pencipta segala sesuatu
b)      Pemberi Riski setiap makhluk hidup
c)      Penguasa alam dan pengatur semesta
d)     Dia yang mengangkat dan menurunkan
e)      Dia yang memuliakan dan menghinakan
f)       Mahakuasa atas segala sesuatu
g)      Pengatur rotasi siang dan malam
h)      Yang menghidupkan dan Yang mematikan.
Allah subhannahu wa ta’ala berfirman:
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ (62)
“Allah menciptakan segala sesuatu …” (QS. Az-Zumar: 62).
Kedua : Tauhid Uluhiyah
Uluhiyah adalah ibadah. Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub ( mendekatkan diri ) yang disyariatkan seperti do’a, nadzar, qurban, raja‘ ( pengharapan ), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah(takut), inaabah (kembali atau taubat). Juga disebut “Tauhid Ibadah”, karena ubudiyah adalah sifat ‘abd (hamba) yang wajib menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan mereka kepadanya.
Allah subhannahu wa ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu’.” (QS. An-Nahl: 36).
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ [النساء/48]
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik.” (QS. An-Nisa’: 48, 116).
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ [الزمر/65]
“Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65).
Ketiga : Tauhid Asmaa’ Wa Shifaat
Yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur’an danSunnah RasulNya saw menurut apa yang pantas bagi Allah subhannahu wa ta’ala, tanpa ta’wiildan ta’thiil, tanpa takyiif, dan tamtsil, berdasarkan firman Allah subhannahu wa ta’ala:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ [الشورى/11]
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11).
2.      Akhlak
       Secara umum akhlak atau perilaku/perbuatan manusia terbagi menjadi dua; pertama; akhlak yang baik/mulia dan kedua; aklak yang buruk/tercela.
       Macam-macam akhlak :
a)      Akhlak kepada Pencipta
b)      Akhlak terhadap diri sendiri
c)      Aklak terhadap keluarga (Orang tua, akhlak terhadap adik/kakak)
d)     Akhlak terhadap teman/sahabat, teman sebaya
e)      Akhlak terhadap guru
f)       Akhlak terhadap orang yang lebih muda dan lebih tua
g)      Akhlak terhadap lingkungan hidup/linkungan sekitar.
Secara garis besar amal shalih dapat dibagi dua macam:
1)      Amal shalih yang bersifat vertikal,dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual kepada Allah SWT.
2)      Amal shalih yang bersifat horisontal yakni segala bentuk aktivitas sosial kemasyarakatan,bentuk politik yang diniati untuk bekal kehidupan alam akhirat.
Dan inti dari berkakhlak tersebut diatas intinya adalah berakhlak baik kepada Allah SWT. Karena Allah SWT telah menjadikan diri dan lingkungan sekitar dengan lengkap dan sempurna
3.      Syariat
Syariat Islam ini, secara garis besar, mencakup tiga hal:
a)      Petunjuk dan bimbingan untuk mengenal Allah SWT dan alam gaib yang tak terjangkau oleh indera manusia (Ahkam syar'iyyah I'tiqodiyyah) yang menjadi pokok bahasan ilmu tauhid.
b)      Petunjuk untuk mengembangkan potensi kebaikan yang ada dalam diri manusia agar menjadi makhluk terhormat yang sesungguhnya (Ahkam syar'iyyah khuluqiyyah) yang menjadi bidang bahasan ilmu tasawuf (akhlak).
c)      Ketentuan-ketentuan yang mengatur tata cara beribadah kepada Allah SWT atau hubungan manusia dengan Allah (vetikal), serta ketentuan yang mengatur pergaulan/hubungan antara manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya.
C.    Penerapan dan Pokok Ajaran Islam
1.      Penerapan Tauhid
 Dalam hal ini, penerapan tauhid dalam kehidupan sehari-hari dilihat dari cara menjalankan macam-macam dari pada tauhid, yaitu uluhiyya, rububiyyah, dan al asma wa sifat. Maka dengan demikian penerapannya dapat terlaksana dengan benar dan dapat menerapkan rasa cinta dan perdamaian di dunia maupun di akhirat.
2.      Penerapan Akhlak
Aqidah memberikan peranan yang besar dalam kehidupan seseorang, karena: Tanpa aqidah yang benar, seseorang akan terbenam dalam keraguan dan berbagai prasangka, yang lama kelamaan akan menutup pandangannya dan menjauhkan dirinya dari jalan hidup kebahagiaan. Tanpa aqidah yang lurus, seseorang akan mudah dipengaruhi dan dibuat ragu oleh berbagai informasi yang menyesatkan keimanan. Oleh karena itu, akidah sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
 Beberapa implementasi aqidah dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain:
1. Aqidah dalam individu : berupa perwujudan enam rukun iman dalam kehidupan manusia. Contoh penerapannya adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Kemampuan beraqidah pada diri sendiri akan membuat hubungan kita dengan Allah dan manusia lain menjadi lebih baik.
2.  Aqidah dalam keluarga : mengajarkan kita untuk saling menghormati dan saling menyayangi sesuai dengan ajaran islam. Implementasi aqidah dalam keluarga adalah shalat berjamaah yang dipimpin oleh ayah, dan berdoa sebelum melakukan sesuatu.
3.  Aqidah dalam kehidupan bermasyarakat : menjaga hubungan dengan manusia lain dengan cara saling menghargai satu sama lain sehingga tercipta suatu masyarakat yang tentram dan harmonis. Implementasi aqidah dalam kehidupan bermasyarakat adalah tolong menolong, toleransi, musyawarah, bersikap adil, menyadari bahwa derajat manusia itu sama di depan Allah swt dan pembedanya adalah nilai ketakwaannya.
4. Aqidah dalam kehidupan bernegara : Setelah tercipta aqidah suatu masyarakat, maka akan muncul kehidupan bernegara yang lebih baik dengan masyarakatnya yang baik pada negara itu sendiri. Apabila hal ini terlaksana dengan baik, maka negara tersebut akan memperoleh kehidupan yang baik pula dan semua warganya akan hidup layak dan sejahtera.
5. Aqidah dalam pemerintahan : implementasi aqidah terhadap pemerintahan yang dapat membuahkan hasil yang bagus untuk rakyat dan negaranya. Contohnya saat menyelesaikan sebuah masalah pemerintahan. disandarkan pada ketetapan Al- qur'an dan hadist dan kepurusan bersama. Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua aspek kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik untuk diri sendiri, keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi bangsa dan negaranya.
3.      Penerapan Syariat
       penerapan syariat Islam tak hanya berkaitan dengan masalah-masalah tersebut saja. Ada banyak sekali masalah yang berkaitan dengan kemanusiaan dan keummatan yang dikaitkan dengan penerapan syariat Islam. Ada rangkaian ibadah, masalah hukum keluarga, masalah kemasyarakatan, politik, hukum dan ekonomi serta budaya yang dapat dikaitkan.
Secara praktiknya, masyarakat sendiri sudah banyak yang menerapkan syariat Islam. Bahkan beberapa di antaranya sudah dilegalkan negara dalam bentuk aturan perundangan, misalnya Kompilasi Hukum Islam, Undang-undang Zakat, dan lainnya. Belum lagi beberapa daerah yang sudah membuat beberapa peraturan daerah (Perda) yang isinya berkaitan dengan penerapan syariat Islam. Akan tetapi tetap saja hal ini memicu perbedaan pendapat yang krusial dan menguras energi yang tidak sedikit.
Jadi, pada dasarnya syariat Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam berbagai macam aspek kehidupan umatnya. Syariat Islam telah dibuat dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak mungkin menyusahkan atau menghambat umatnya untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Dengan menerapkan syariat Islam ke dalam seluruh aspek kehidupan sehari–hari, maka hidup kita pun akan menjadi lebih teratur dan terarah.
Untuk lebih jelas mengenai Pokok ajaran Islam yaitu
       I.            Berserah Diri Kepada Alloh Dengan Merealisasikan Tauhid
    II.            Tunduk dan Patuh Kepada Alloh Dengan Sepenuh Ketaatan
 III.            Memusuhi dan Membenci Syirik dan Pelakunya



BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Pengertian Tauhid, Akhlak, Syariat
Tauhid (Arab :توحيد) dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti ”Keesaan Allah”, mentauhidkan berarti mengakui keesaan Allah. kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti; kelakuan. Sebenarnya kata akhlak berasal dari bahasa Arab, dan jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia bisa berarti perangai, tabiat. Syariat artinya jalan yang sesuai dengan undang-undang (peraturan) Allah SWT. Allah menurunkan agama Islam kepada Nabi Muhammad saw.
2.      Macam Tauhid, Akhlak, Syariat
Tauhid : Tauhid Rububiyah (mengesakan Allah subhannahu wa ta’ala dalam segala perbuatanNya), Uluhiyah(adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba), Asmaa’ Wa Shifaat(beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya)
Akhlak : Akhlak kepada Pencipta, Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap keluarga (Orang tua, akhlak terhadap adik/kakak), Akhlak terhadap teman/sahabat, teman sebaya, Akhlak terhadap guru, Akhlak terhadap orang yang lebih muda dan lebih tua, Akhlak terhadap lingkungan hidup/linkungan sekitar. Secara umum akhlak atau perilaku/perbuatan manusia terbagi menjadi dua; pertama; akhlak yang baik/mulia dan kedua; aklak yang buruk/tercela.
Syariat : Petunjuk dan bimbingan untuk mengenal Allah SWT, Petunjuk untuk mengembangkan potensi kebaikan, Ketentuan-ketentuan yang mengatur tata cara beribadah kepada Allah SWT
3.      Pokok Ajaran Islam
Berserah Diri Kepada Allah Dengan Merealisasikan Tauhid, Tunduk dan Patuh Kepada Allah Dengan Sepenuh Ketaatan. Memusuhi dan Membenci Syirik dan Pelakunya
B.     Saran
Selesainya makalah ini, kami sadar akan kekurangan yang terdapat dalam makalah kami ini. Harap diberikan masukan yang baik.







Daftar Pustaka
http://www.hisbah.or.id/pengertian-tauhid-dan-pembagiannya/

http://islamic89.wordpress.com/akhlak/akhlak-definisi-dan-pembagiannya/

Tidak ada komentar: