Cerita Hikmah
dalam kehidupan:
Anak Burung
Rajawali Dan Anak Ayam
Alkisah, seekor burung rajawali
baru saja bertelur. Ranting-ranting kering yang dibuatnya telah menjadi tempat
yang aman bagi telur-telur yang hendak
ditetaskannya. Namun ternyata, angin kencang yang tertiup sanggup menggoyahkan
sarang burunh rajawali tersebut sehingga mengakibatkan salah satu telurnya
menggelinding jatuh ke dasar bukit. Lucunya, telur ini tidak pecah dan berhenti
tepat di sebuah jerami di mana seokor ayam betina tengah mengerami telurnya.
Akhirnya setelah sekian lama dierami, menetaslah telur burung rajawali ini
bersama dengan telur ayam lainnya.
Lalu dipeliharalah anak burung
rajawali ini oleh sang induk ayam.dikarenakan menetas bersama dengan anakayam
lainnya, anak burung rajawali ini pun merasa dirinya sebagai anak ayam. Hingga
satu ketika, ia melihat seekor burung rajawali dengan gagahnya terbang di
langit cakrawala yang luas.
Anak burung rajawali ini pun
berdecak kagum, “Duhai alangkah gagahnya burung rajawali itu. Andai saja aku
bisa terbang seperti layaknya dia, pasti aku akan merasa senang sekali
memandang desa ini daei ketinggian di atas sana.”
Tapi, anak-anak ayam yang lain
menjawab, “Sudahlah, kamu ini hanya bermimpi. Kita kan anak ayam, mana mungkin
bisa terbang seperti burung rajawali?”
Akhirnya, anak burung rajawali
hanya mampu menatap ke arah langit dengan pandangan kosong.
Keesokan harinya, di
tengah-tengah kegiatannya mencari makan bersama anak ayam lainnya, akan burung
rajawali ini kembali melihat sepasang burung rajawali terbang tinggi
bermain-main di udara dengan asyiknya. Kemudian, anak burung rajawali ini pun
kembali berdecak kagum, “Sungguh senang bisa berda di atas sana. Andai saja aku
bisa terbang seperti layaknya dia, bermain-main di langit luas sambil
membentangkan sayap dengan penuh wibawa. Aku pasti akan menaklukkan seluruh
wilayah ini.”
Tapi, kembali anak-anak ayam yang
lain tertawa dan menjawab, “Hai, kamu ini masih saja bermimpi! Kita ini kan
anak ayam, mana mungkin bisa melanglang buana seperti burung rajawali?
Sudahlah, kubur saja mimpi indahmu itu dan sadari keadaan kita sebagai anak
ayam!”
Demikianlah, sebulan
berturut-turut anak rajawali ini memandang ke langit biru. Tatapan kagumnya
pada seekor burung rajawali yang terbang menyapu cakrawala luas tidak pernah
terhenti. Namun, dia pun tidak pernah mampu terbang ke langit karena merasa
dirinya sebagai anak ayam, padahal sesungguhnya dia adalah seekor anak
rajawali.
Hikmah Cerita:
Karakter seseorang sebagian besar
terbentuk dari lingkungan yang ditinggalinya. Seperti yang disabdakan oleh
Rasulullah saw,. “bergaul dengna tukang minyak wangi akan ikut berbau harum,
tetapi bergaul dengan tukang besi akan ikut berbau bakaran.” Oleh karena
itu, penting bagi kita untuk memilih lingkungan pergaulan yang baik. Bergaullah
dengan para ulama, niscaya dengan mudah kita aka dapat memperoleh
nasihat-nasihat dan ilmu yang bermanfaat. Akan tetapi, jika bergaul dengan para
penjahat, pejudi, dan pemabuk niscaya dengan mudah pula mengikuti
perbuata-perbuatan tercela mereka.
Cerita di ats memberikan gambaran
untuk memiliki prinsip dalam hidup. Jangan terpengaruh oleh hal-hal yang
negatif di sekitar kita. Jangan pernah dekat dengan orang-orang pesimis dan
selalu memandang negatif dalam hidup ini. Hasilnya akan seperti anak burung
rajawali tersebut. Andai saja dia mau berusaha terbang seperti terbangnya
burung rajaawali yang telah dilihatnya, niscaya akan dapat terbang dan mendapat
dirinya bukan sebagai anak ayam, melainkan sebagai anak burung rajawali.
Itulah sebabnya, apa yang sudah
dicita-citakan maka jalankanlah itu semua dengan penuh ketaqwaan kepada Allah.
Perkuat cita-cita dengan mendekati para ulama dan para salihin kareana itu akan
sangat membantu perkembangan karakter menjadi lebih baik. Sempurnakan ikhtiar
dan ikhlaskan hasilnya hanya kepada Allah.
Referensi:
Chalil
komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung:
Pustaka Madani. 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar