Selasa, 03 November 2015

Cerita hikmah dalam kehidupan: Penampilan Menghasilkan Penilaian

Cerita hikmah dalam kehidupan:
Penampilan Menghasilkan Penilaian
Suatu hari, seorang manajer musa menceritakan pengalamannya tentang pentingnya menjaga penampilan diri. Seorang pria menelepon manajer tersebut dan memperkenalkan diri sebagai direktur sebuah perusahaan. Ia meminta waktu kepada manajer muda itu untuk bertemu. Pertemuan itu bertujuan untuk mengadakan kerja sama antara perusahaannya dengan perusahaan yang dipimpin oleh manajer muda.
Akhirnya, pertemuan disepakati untuk dilakukan si sebuah cafe. Manajer muda telah tiba lebih dulu. Sepuluh menit kemudian, datanglah seorang pria mengenakan kemeja merah, celana panjang biru, dan sepatu jlit cokelat. Pria ini memperkenalkan dirinya sebagai direktur yang telah meneleponnya kemarin. Begitu melihat penampilan direktur ini, timbul rasa kurang percaya dalam hati manjer muda. Direktur ini dilihatnya kurang meyakinkan. Pakaiannya sangat tidak sesuai satu dengan lainnya. Ditambah lagi,ia menggenakan dasi kupu-kupu berwarna putih. Company profile yang dibawanya pun dibungkus kertas koran dan stopmap yang  lecek. Bahkan surat-surat yang dibaawanya tidak dibubuhi stempel perusahaan. Padahal, direktur ini mengaku memiliki perusahaan dengan omset miliaran rupiah. Walaupun ada pepatah agar jangan melihat orang dari luarnya, namun sudah menjadi sunnatullah bahwa manusia menyenangi keindahan.

Hikmah cerita
Kesan pertama timbul dari pandangan pertama. Begitulah kira-kira kata yang tepat untuk kita rangkum dari cerita tersebut. Begitu pentingnya penampilan, hingga seorang presiden pun dituntut berpenampilanrapi dan menarik. Bahkan, seorang cleaning service pun diberikan seragam agar terlihat rapi dan sopan. Jika ada seorang yang datang melamar pekerjaan, pasti dia akan mengenakan pakaian terbaiknya di hadapan manajer yang akan mewawancarai dirinya.
Baik-baiklah dalam penampilan, terlebih dengan bau tubuh. Gunakan minyak wangi dan minyaki pula rambut agar terlihat rapi. Berpakaianlah yang rapi dan menarik. Tidak harus mahal, yang penting nyaman dipakai dan nyaman dipandang. Niscaya orang lain akan lebih menghargai diri kita karena kita pun telah menghargai diri kita sendiri.

Referensi:
Chalil komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung: Pustaka Madani. 2007.



Tidak ada komentar: