Cerita hikmah
dalam kehidupan:
Nilai Sedekah
Alkisah hiduplah seorang tukang
kayu yang miskin. Hasil pekerjannya hanya cukup untuk makan sehari, tapi ia
sangat dermawan dan tidak pernah menolak orang yang datang meminta-minta.
Ketika datang pengemis, diberikannya sepiring nasi miliknya dan tukang kayu itu
memutuskan saja untuk berpuasa. Pernah saat hendak pulang, di tengah jalan dia
melihat seekor kucing yang hampir mati kelaparan. Lalu, uangnya dibelikan ikan
di pasar dan kucing itu disuapinya.
Sementara di tempat lain,
hiduplah seorang kaya raya yang juga dermawan. Hartanya berlimpah ruah, bahkan
tidak bisa habis jika dibagikan sampai tujuh turunan. Dia banyak memberi
sedekah dan sumbangan untuk membangun mesjid. Akhirnya, meninggal dunialah
kedua orang ini.
Saat sedamg dihisab, orang kaya
ini diputuskan masuk surga karena kedermawaannya. Hatinya sangat gembira, tapi
kemudian dia tertegun heran karena ternyata tukang kayu miskin itu telah berada
di surga lebih dulu dari dirinya.
Oleh karena itu, orang kaya ini
protes pada malaikat, “Apa yang membuat tukang kayu miskin itu berada di surga
?”
Jawab malaikat, “Karena dia
senang bersedekah.”
Orang kaya itu bertanya lagi
dengan heran, “Tapi,bukanlah sedekahku lebih banyak darinya? Mengapa dia yang
lebih dahulu masuk ke dalam surga?”
Malaikat menjawab sambl
tersenyum, “Karena dia bersedekah dari kekurangannya, sedangkan engkau
bersedekah dari kelebihanmu,”
Hikmah cerita:
Rasulullah saw pernah mengalami
masa-masa sulit dalam rumah tangganya, tetapibeliau tidak pernah menampik orang
yang datang meminta padanya. Pernah ada seorang yang datang meminta padanya,
namun Rasulullah sudah kehabisan sesuatu untuk disedekahkan. Lalu, beliau
berkata, “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Ketika ada
sahabat yang merasa kagum dengan jubah ungu yang beliau kenakan lalu diminta,
beliau segera memberikannya dengan tulus.
Sabda beliau ketika awal diangkat
menjadi nabi adalah, “Lindungilah wajahmu dari api neraka dengan sedekah,
walaupun hanya dengan sebutir kurma.” Demikianlah sedekah itu sebagai pelindung
dari api neraka.
Ada hal yang sangat mulia dari
sedekah, yaitu memberi di saat sesungguhnya, kita pun sedang membutuhkannya .
seperti cerita tukang kayu tadi, dia merelakan kepunyaannya yang sedikit itu
demi kebahagian orang lain.
Dari ukuran manusia, sedekah
orang kaya itu lebih baik karena jumlahnya lebih besar dan dapat membangun
mesjid. Namun, dari pandangan Allah, bukan besar, atau kecilnya sedekah yang
dilihat, melainkan nilai dari sedekah itu sendiri. Sesungguhnya, sedekah tukang
kayu lebih baik dari orang kaya itu, karena dia bersedekah saat dirinya sndiri
tengah berkekurangan.
Referensi:
Chalil
komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung:
Pustaka Madani. 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar