Cerita hikmah
dalam kehidupan:
Penyelam mutiara
Alkisah ad seorang tuan
memerintahkan kepada seorang penyelam untuk mengambil mutiara-mutiarra yang ada
di dasar laut. Tuan tersebut memberikan modal berupa sebuah tabung udara kepada si penyelam yang kuat dipakai
selama tiga jam.
“ingat, tugasmu adalah
mengumpulkan mutiara sebanyak-banyaknya yang ada di dasar laut. Waktumu hanya 3
jam. Setelah itu, udara dalam tabung ini akan habis dan itulah tanda bahwa
dirimu segera naik ke permukaan untuk menyerahkan seluruh mutiara yang kau
dapatkan padaku.”
Demikian tuan itu berpesan kepada
si penyelem. Si penyelam pun menyanggupi tugasnya. Tidak lama kemudian,
mulailah ia melakukan penyelaman. Namun, di dalam laut sang penyelam ini
tertegun. Ia berdecak kagum dengan keindahan dalam laut yang baru pertam kali
ini dilihatnya. Rasa kagumnya itu seolah menghipnotis dirinya untuk berkeliling
dan bermain-main bersama ikan hias yang beraneka warna, bercengkerama dengan
karang yang indah, juga menari-nari bersama penghuni laut lainnya.
Hingga setelah lewat dua setengah
jam, penyelam ini baru sabar akan tugas yang tengah diembangnya. Dengan
tergesa-gesa, di sisa waktu yang ada, ia langsung mengumpulkan mutiara sebanyak
mungkin yang mampu ia kumpulkan. Setelah waktu tiga jam yang telah diberikan
hampir habis, penyelam ini berenang naik ke permukaan. Tapi, malang baginya,
karena tergesa-gesa ia pun lupa mengikat kantong yang berisi mutiara hingga
selama berenang naik ke dasar laut, mutiara-mutiara pun jatuh kembali ke dasar
laut.
Sesampainya di permukaan laut,
tuannya bertanya kepadanya, “Mana mutiara yang kuperintahkankepadamu untuk
mengambilnya?” dengan wajah lesu penyelam ini berkata, “Wahai tuan, aku begitu
terpesona dengan keindahan di dalam laut, hingga aku lupa mengikat kantung
mutiaraku dan seluruh mutiara yang sudah kukumpulkan berhamburan kembali ke
dasar laut.” Mendengar pengakuan itu, tuan menjadi gusar lalu menghukum si
penyelam atas kelalaiannya tanpa memberi kesepakatan yang kedua padanya.
Hikmah cerita:
Manusia hanya hidup sekali saja
di dunia yang fana ini. Apabila telah tiba waktu ajal menjemput maka tidak ada
lagi kesempatan yang diberikan kepadanya. Setelah jiwa lepas dari jasad dan
meninggalkan dunia, maka hanya ada dua piilihan , surga atau neraka. Penyelam
mutiara dalam cerita di atas menggambarkan manusia yang lalai dalam
melaksanakan perintah Allah. Ia terlalu terbuai oleh manisnya dunia hingga lupa
pada kehidupan akhirat,. Hidupnya tidak diisi dengan salat dan meremehkan amal
untuk bekal di akhiirat kelak. Alhasil, tuannya yang lain adalah Allah swt.,
memberikan hukuman yang setimpal dengan kezalimannya dan tidak pernah
memberikan kesempatan kedua untuknya.
Memang begitulah kira0kira
gambaran kehidpan. Maka dari itu, bagi kita yang masih diberikan nafas oleh sang
Pencipta, bersegerahlah melakukan kebaikan-kebaikan seperti yang telah
diperintahkan olehnya di dalam Al-quran dan lewat perkataan rasulnya.
Dirikanlah salat karena ia akan dihisab pertama kali. Bersedekahlah karena ia
mampu menolak bala. Bertobatlah karena ia mendatangkan ampunan. Perbanyak zikir
dan mengingat Allah karena ia dapat menyelamatkan jiwa. Bersyukurlah karena ia akan menambah
nikmat.
Ingatlah, hidup ini hanya sekali
! sudah banyak ;orang-orang yang hidup pad zaman sebelum kita sejak berjuta-juta
tahun lalu yang kini hanya tinggal berbentuk tulang belulang di dalam kubur.
Kelak kita pun akan menjadi seperti mereka mati dan hancur bersama tanah. Saaat
itulah, dunia ini akan ditinggalkan. Hanya amalan yang akan menemani di alam
kubur.
Referensi:
Chalil
komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung:
Pustaka Madani. 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar