Cerita hikmah
dalam kehidupan:
Penyesalan Seorang
Arsitek
Disebuah pusat kota, hiduplah
seorang arsiters yang sangat terkenal. Semua rumah hasil rancangannya adalah
terbaik di kota itu. Semua orang yang menggunakan jasanya pasti merasa
puas,bahkan sangant puas namun, hari berganti minggu, minggu berganti bulan,dan
bulan berganti tahun.akhirnya,tibalah arsites pada masa pensiumnya atas
pengabdian dan kesetian serta jasanya selama ini, perusahaan tempatnya bekerja
meminta dirinya membangun sebuah rumah untuk yang terakhir kalinya.
“ ayo Lah pak, ini akan jadi
terakhir anda sebagai seorang arsiters profesional di perusahaan ini. Kami
sangat berharap sekali bapak bersedi melakukannya,” kata. Direktur perusaahan
Sebenarnya arsiters yang sudah
mendesain dan membangun ratusan rumah tinggal ini sudah merasa lelah dengan pekerjaanya dan benar-benar ingin segera
pensium menikmati hari tuanya dengan tenang. Tapi,karena direktur perusahaan
sendiri meminta, ia pun tidak enak hati untuk menolak.
“Baik lah pak, saya akan menyanggupi
permintaan bapak,” jawabnya.
Walaupun arsites profesional ini
telah menyatakan kesediaannya, namun ternyata ia bekerja tidak sepenuh hati.
Desain rumah tinggal di bangunnya tidak lah terlalu menarik tata ruangnya
terkesan sederhana dan kurang menarik. Memang arsites ini benar-benar sudah merasa jenuh dan ia merasa
tiada gunanya lagi bekerja maksimal. To, setelah ini dia akan pensium.
Selang dua bulan kemudian rumah
ini jadi. Sebuah rumah yang besar namun tiang-tiang penyangganya tidak terlalu
kokoh dan tata ruangnya agak berantakan.maka arsiters ini pun menghadap kepada
direktur perusahaan untuk melaporkan hasil pekerjaannya sekali gus berpamitan
untuk pensium. Direktur perusahaan tersebut puas karena arsites profesional ini
telah menyesaikan pekerjaanya. Ia pun menerima permohonan pensiun si arsitek.
Namun, ternyata masih ada satu hal lagi yang disampaikannya kepada si arsitek.
“ Anda memang seorang arsitek
hebat dan perusahaan ini sunggu bangga telah memiliki seorang arsitek seperti
anda. Akhirnya, dengan penuh kegembiraan saya mnyerahkan kunci ini kepada anda.
Silahkan anda menerimanya”.
“ Tapi... kunci apa ini “? Tanya
si arsitek tidak mengarti.
Direktur perusahaan itu kembali
tersenyum lalu menjawab, “ saya memohon maaf karena telah merasiahkan hal ini
sebelumnya. Sesunggunya rumah terakhir anda bangun itu akan kami berikan kepada
anda sebagai rasa terima kasih kami atas pengabdian akan selama dua puluh lima
tahun. Ini adalahkunci rumahny. Saya tau anda pasti senang, pada akhirnya anda
bisa menikmati sendiri rumah buatan anda yang sangat terkenal dan terbaik di
kota ini. “
Pucak sudah wajah si arsitek
penyesalan telah menyelimuti hatinya. Ternya rumah tinggal yang dia bangun
untuk yang terakhir kalinyaa adalah hadiah perusahaan untuk dirinya. Sayang
seribu sayang si arsitek telah menyianyiakan hadiah yang indah ini. Dia telah
membangun rumah tingaal itu tidak dengan sepenuh hati dia pun menyadari
sesunggunya rumah tinggal yang terakhir dibangunya ini adalah hasil karyanya
yang terjelek diantara semua hasil karya yang pernah du buatnya.
Hikma cerita
Sering kita merasa unggang untuk
berbuat kebaikan, pada hal itu adalah untuk diri kita sendiri. Arsitek
profesional ini tidak menyadari reski yang akan diberikan kepadanya.tidak
seperti biasanya, ia selalu bekerja profesional dan selalu memberikan yang
terbaik,kali ini arsitek setiap membangun rumah tinggal asal jadi.al hasil,
hanya penyesalan yang di dapat dari perbuatanya yang tidak terpuji itu.
Referensi:
Chalil
komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung:
Pustaka Madani. 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar