Selasa, 03 November 2015

Cerita hikmah dalam kehidupan: Penyesalan Seorang Arsitek

Cerita hikmah dalam kehidupan:
Penyesalan Seorang Arsitek
Disebuah pusat kota, hiduplah seorang arsiters yang sangat terkenal. Semua rumah hasil rancangannya adalah terbaik di kota itu. Semua orang yang menggunakan jasanya pasti merasa puas,bahkan sangant puas namun, hari berganti minggu, minggu berganti bulan,dan bulan berganti tahun.akhirnya,tibalah arsites pada masa pensiumnya atas pengabdian dan kesetian serta jasanya selama ini, perusahaan tempatnya bekerja meminta dirinya membangun sebuah rumah untuk yang terakhir kalinya.
“ ayo Lah pak, ini akan jadi terakhir anda sebagai seorang arsiters profesional di perusahaan ini. Kami sangat berharap sekali bapak bersedi melakukannya,” kata. Direktur perusaahan
Sebenarnya arsiters yang sudah mendesain dan membangun ratusan rumah tinggal ini sudah merasa lelah dengan  pekerjaanya dan benar-benar ingin segera pensium menikmati hari tuanya dengan tenang. Tapi,karena direktur perusahaan sendiri meminta, ia pun tidak enak hati untuk menolak.
“Baik lah pak, saya akan menyanggupi permintaan bapak,” jawabnya.
Walaupun arsites profesional ini telah menyatakan kesediaannya, namun ternyata ia bekerja tidak sepenuh hati. Desain rumah tinggal di bangunnya tidak lah terlalu menarik tata ruangnya terkesan sederhana dan kurang menarik. Memang arsites ini  benar-benar sudah merasa jenuh dan ia merasa tiada gunanya lagi bekerja maksimal. To, setelah ini dia akan pensium.
Selang dua bulan kemudian rumah ini jadi. Sebuah rumah yang besar namun tiang-tiang penyangganya tidak terlalu kokoh dan tata ruangnya agak berantakan.maka arsiters ini pun menghadap kepada direktur perusahaan untuk melaporkan hasil pekerjaannya sekali gus berpamitan untuk pensium. Direktur perusahaan tersebut puas karena arsites profesional ini telah menyesaikan pekerjaanya. Ia pun menerima permohonan pensiun si arsitek. Namun, ternyata masih ada satu hal lagi yang disampaikannya kepada si arsitek.
“ Anda memang seorang arsitek hebat dan perusahaan ini sunggu bangga telah memiliki seorang arsitek seperti anda. Akhirnya, dengan penuh kegembiraan saya mnyerahkan kunci ini kepada anda. Silahkan anda menerimanya”.
“ Tapi... kunci apa ini “? Tanya si arsitek tidak mengarti.
Direktur perusahaan itu kembali tersenyum lalu menjawab, “ saya memohon maaf karena telah merasiahkan hal ini sebelumnya. Sesunggunya rumah terakhir anda bangun itu akan kami berikan kepada anda sebagai rasa terima kasih kami atas pengabdian akan selama dua puluh lima tahun. Ini adalahkunci rumahny. Saya tau anda pasti senang, pada akhirnya anda bisa menikmati sendiri rumah buatan anda yang sangat terkenal dan terbaik di kota ini. “
Pucak sudah wajah si arsitek penyesalan telah menyelimuti hatinya. Ternya rumah tinggal yang dia bangun untuk yang terakhir kalinyaa adalah hadiah perusahaan untuk dirinya. Sayang seribu sayang si arsitek telah menyianyiakan hadiah yang indah ini. Dia telah membangun rumah tingaal itu tidak dengan sepenuh hati dia pun menyadari sesunggunya rumah tinggal yang terakhir dibangunya ini adalah hasil karyanya yang terjelek diantara semua hasil karya yang pernah du buatnya.

Hikma cerita
Sering kita merasa unggang untuk berbuat kebaikan, pada hal itu adalah untuk diri kita sendiri. Arsitek profesional ini tidak menyadari reski yang akan diberikan kepadanya.tidak seperti biasanya, ia selalu bekerja profesional dan selalu memberikan yang terbaik,kali ini arsitek setiap membangun rumah tinggal asal jadi.al hasil, hanya penyesalan yang di dapat dari perbuatanya yang tidak terpuji itu.

Referensi:
Chalil komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung: Pustaka Madani. 2007.

   

Tidak ada komentar: