Selasa, 03 November 2015

Cerita hikmah dalam kehidupan: Nilai Sedekah

Cerita hikmah dalam kehidupan:
Nilai Sedekah
Alkisah hiduplah seorang tukang kayu yang miskin. Hasil pekerjannya hanya cukup untuk makan sehari, tapi ia sangat dermawan dan tidak pernah menolak orang yang datang meminta-minta. Ketika datang pengemis, diberikannya sepiring nasi miliknya dan tukang kayu itu memutuskan saja untuk berpuasa. Pernah saat hendak pulang, di tengah jalan dia melihat seekor kucing yang hampir mati kelaparan. Lalu, uangnya dibelikan ikan di pasar dan kucing itu disuapinya.
Sementara di tempat lain, hiduplah seorang kaya raya yang juga dermawan. Hartanya berlimpah ruah, bahkan tidak bisa habis jika dibagikan sampai tujuh turunan. Dia banyak memberi sedekah dan sumbangan untuk membangun mesjid. Akhirnya, meninggal dunialah kedua orang ini.
Saat sedamg dihisab, orang kaya ini diputuskan masuk surga karena kedermawaannya. Hatinya sangat gembira, tapi kemudian dia tertegun heran karena ternyata tukang kayu miskin itu telah berada di surga lebih dulu dari dirinya.
Oleh karena itu, orang kaya ini protes pada malaikat, “Apa yang membuat tukang kayu miskin itu berada di surga ?”
Jawab malaikat, “Karena dia senang bersedekah.”
Orang kaya itu bertanya lagi dengan heran, “Tapi,bukanlah sedekahku lebih banyak darinya? Mengapa dia yang lebih dahulu masuk ke dalam surga?”
Malaikat menjawab sambl tersenyum, “Karena dia bersedekah dari kekurangannya, sedangkan engkau bersedekah dari kelebihanmu,”

Hikmah cerita:
Rasulullah saw pernah mengalami masa-masa sulit dalam rumah tangganya, tetapibeliau tidak pernah menampik orang yang datang meminta padanya. Pernah ada seorang yang datang meminta padanya, namun Rasulullah sudah kehabisan sesuatu untuk disedekahkan. Lalu, beliau berkata, “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Ketika ada sahabat yang merasa kagum dengan jubah ungu yang beliau kenakan lalu diminta, beliau segera memberikannya dengan tulus.
Sabda beliau ketika awal diangkat menjadi nabi adalah, “Lindungilah wajahmu dari api neraka dengan sedekah, walaupun hanya dengan sebutir kurma.” Demikianlah sedekah itu sebagai pelindung dari api neraka.
Ada hal yang sangat mulia dari sedekah, yaitu memberi di saat sesungguhnya, kita pun sedang membutuhkannya . seperti cerita tukang kayu tadi, dia merelakan kepunyaannya yang sedikit itu demi kebahagian orang lain.
Dari ukuran manusia, sedekah orang kaya itu lebih baik karena jumlahnya lebih besar dan dapat membangun mesjid. Namun, dari pandangan Allah, bukan besar, atau kecilnya sedekah yang dilihat, melainkan nilai dari sedekah itu sendiri. Sesungguhnya, sedekah tukang kayu lebih baik dari orang kaya itu, karena dia bersedekah saat dirinya sndiri tengah berkekurangan.

Referensi:

Chalil komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung: Pustaka Madani. 2007.

Tidak ada komentar: