Selasa, 03 November 2015

Cerita hikmah dalam kehidupan: Tetangga yang Berhutang

Cerita hikmah dalam kehidupan:
Tetangga yang Berhutang
Suatu malam seorang istri gelisah tidak bisa tidur. Karena malam semakin larut, akhirnya suaminya dengan khawatir bertanya, “Ma, ada apa kok sudah larut malam begini belum tidur?”
Dengan lesu istrinya menjawab, “Pa, Mama berhutang pada tetangga sebelah rumah dan besok sudah jatuh tempo pembayaran. Tapi.... mama belum bisa bayar. Mama jadi gelisah Pa, tidak bisa tidur.”
Dengan bijak suaminya berkata, “Oh.. jadi itu masalahnya sudah mama tenang saja. Biar papa yang menyelesaikan.”
Sang istri bingung dengan maksud perkataan suaminya, namun setidaknya bebannya sudah sedikit berkurang karena merasa terbantu oleh sang suami. Sementara itu, sang suami langsung membuka jendela rumah yang menghadap ke rumah tetangganya sambil berteriak,
“Hooyyy... tetanggaaa...! istri saya besok belum bisa bayar hutang, jadi jangan ditagih dulu yaa....!!!””
Setelah itu ia menutup kembali jendela rumahnya sambil mengajak istrinya istrahat.
“Nah, sekarang sudah bers kan. Mama bisa istirahat sekarang. Tetangga sebelah kan sekarang sudah tahu kalau besok Mama belum bisa bayar hutang, jadi tidak akan ditagih. Sudah, Mama sekarang istirahat yuuk...!”
Dengan lega istrinya pun beristirahat. Kini, tetangga sebelah yang tidak bisa tidur karena piutangnya besok belum bisa diterima.

Hikmah cerita
Ada pepatah mengatakan, “lempar tangan sembunyi tangan”, Artinya orang yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya. Begitu juga dengan mencari kambing hitam’ yang artinya melemaparkan kesalahannya pada orang lain. Disadari, ataupun tidak, terkadang kita melakukan perbuatan tercela tersaebut. Melemparkan perkara yang seharusnya menjadi tanggung jawab kita kepada orang lain yang tidak seharusnya terlibat adalah perbuatan pengecut,. Jika kita berani berbuat harus pula berani bertanggung jawab. Tidak ada harga diri bago seorang pengecut.

Referensi:
Chalil komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung: Pustaka Madani. 2007.



Tidak ada komentar: