Cerita Hikmah
dalam Kehidupan:
Kisah Balon Hitam
Di balik pintu gerbang sekolah,
ada seorang anak berkulit hitam (negro) yang bersembunyi. Pandangannya
menyeruak ke arah beberapa anak berkulit putih yang tengah membeli balon.
Setelah mereka pergi, anak kecil berkulit hitam ini mendekati penjual balon.
Ketika dekat, ia berkata , “Pak, bolehkah saya bertanya sesuatu kepada Bapak?”
“Tentu saja boleh. Hal apakah
yang ingin kau tanyakan?” jawab penjual balon itu ramah.
Agak malu-malu dan takut, dia
bertanya, “Pak, Saya ingin tahu, adakah balon berwarna hitam bisa terbang?”
Penjual balon tersenyum mendengar
pertanyaannya yang sangat menyentuh hati. Dengan arif lalu ia menjawab.
“Nak, ketahuilah, balon bisa
terbang bukan karena warnanya, melainkan karena isinya.
Apa pun warnanya, jika balon
diisi udara maka ia dapat terbang.”
Anak kecil berkulit hitam ini
manggut-manggut mendengar jawaban penjualan balon. Ia mengucapkan terima kasih
lalu pergi dengan perasaan gembira. Beberapa tahun kemudian, anak ini menjadi
dewasa dan kini ia tercatat sebagai orang berkulit hitam pertama yang menjadi
hakim di Amerika Serikat.
Hikmah cerita
1. Dalam keseharian, kita sering melihat orang lain hanya dari
fisiknya semata. Orang cantik senang dengan yang cantik lagi. Orang kaya senang
bergaul dengan yang kaya lagi. Orang berpangkat senang bergaul dengan yang
berpangkat lagi. Itulah kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Padahal, baik
kecantikkan, kekayaan, maupun kekuasaan bukanlah ukuran kemuliaan seseorang.
Demi Allah, itu semua tidak akan abadi. Akan tetapi, hati yang baik dan bersih
itulah harta yang sesungguhnya.
2. Jangan pernah melihat orang lain hanya dari fisik saja.
Bersihkan hati ini dari prasangka. Orang yang dianggap remeh, boleh jadi di
hadapan Allah justru lebih mulia. Sebagaimana yang difirmankan Allah swt. Bahwa
takwa itulah yang menjadi ukuran kemuliaan seseorang.
3. Kepandaian pun tidak tergantung dari fisik. Anak kecil berkulit
hitam tadi telah mendobrak keyakinan orang Amerika yang menganggap orang
berkulit hitam hanya mampu menjadi orang rendahan. Ingatlah, segala sesuatu itu
tergantung dari isinya. Walaupun secara fisik baik, tetapi jika hati busuk maka
itulah kesia-siaan.
Referensi:
Chalil
komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung:
Pustaka Madani. 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar