Selasa, 03 November 2015

Cerita hikmah dalam kehidupan: Istri sabar dan suami syukur

Cerita hikmah dalam kehidupan:
Istri sabar dan suami syukur
            Alkisah, ada sebuah keluarga yang sangat harmonis, kehidupan sehari-harinya rukun dan penuh dengan kebahagiaan akan tetapi, ada suatu hal yang menarik, yaitu bahwa sang istri adalah seorang wanita yang cantik, sholeha, pandai, dan terpelajar, tetapi sang suami adalah seorang pria yang buruk wajahnya, tidak terlalu shaleh, bodoh, dan pendidikannya pun tidak tinggi.
            Oleh karena itu, tertariklah seorang wartawan bertanya kepada keluarga ini, “mohon bapak dan ibu memberikan kepada kami rahasia kebahagiaan rumah tangga bapak dan ibu memiliki anak yang shaleh dan shaleha, tidak pernah berselisih paham dan sangat dekat dengan para tetangga!”
            Kemudian, sang suami menjawab, “saya sangat bersyukur memiliki istri yang cantik, shaleha, pintar, dan terpelajar, begitu juga dengan anak-anak yang saya miliki, mereka adalah anak-anak yang lucu dan buah hati kebanggaan kami. Sudah selayaknya tugas saya sebagai seorang suami adalah mensyukuri apa yang segala dalam hidup saya ini.”
            Wartawan lalu mengalihkan perhatiannya kepada sang istri yang kemudian menjawab, “kalau bapak mendapat bagian syukurnya, saya yang mendapat bagian sabarnya. Memiliki suami yang jelek parasnya, kurang dalam keshalehannya, bodoh dan tidak berpendidikan pula, pendek kata, tidak ada sesuatu yang dapat di banggakan dari suami saya, akan tetapi saya menyadari bahwa dengan sabar sesungguhnya tidak ada masalah yang tidak mammpu untuk saya lewati.
            Demikianlah suami dan istri tersebut yang rumah tangganya sangat harmonis, baru saja memberi penjelasan tentang rahasia dari keunikan rumah tangga mereka. Ternyata jawaban itu hany mampu membuat sang wartawan melongoh. Dia mampu untuk memberikan pertanyaan lagi, bahkan sampai lupa untuk mengucapkan terima kasih karena terlalu herannya.

Hikmah cerita;
Saudaraku, sesungguhnya iman terdiri dari dua bagian, satu bagian dengan syukur, satu bagian lagi dengan sabar. Jikalau seseorang hamba sudah mempunyai sikap syukur dikala nikmat bertabur dan memiliki sikap sabar dikala sebuah ujian harus dilewati maka sudah sempurnahlah iman tersebut. Al-Quran menyebutkan orang yang dekat dengan Allah hanya pada saat senang ibarat orang yang tengah berada di tepi tidak kokoh pendiriannya.
            Kesabaran manusia sangatlah penting. Rasulullah bersabda bahwa tidak ada karunia yang sangat besar yang diberikan oleh Allah kepada manusia selain kesabaran. Maka janganlah berputus asa dari cobaan dunia ini, bukankah dalam Al-Quran Allah berfirman, ‘Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahtan) yang dikerjakan”. (Q.S Al-Baqarah:286), “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka, secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan yang baik” Q.S Ar-Rad: 22. “sesungguhnya Allah berserta orang“sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar”. (Q.S. Al-Anfal: 46)

Referensi:
Chalil komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung: Pustaka Madani. 2007.



Tidak ada komentar: