Selasa, 03 November 2015

Cerita hikmah dalam kehidupan: Anak kesatu, Kedua, dan Ketiga

Cerita hikmah dalam kehidupan:
Anak kesatu, Kedua, dan Ketiga
Pada suatu masa, hiduplah sepasang suami istri yang mempunyai tiga orang putra. Seiring berjalannya waktu, ketiga anak ini pun bertambah dewasa. Tapi, ternyata ada satu hal yang cukup menyita perhatian sang suami. Kian hari, ia memerhtikan perkembangan putranya yang ketiga. Rasa aneh selalu menyelimuti hatinya karena memang putra yang ketiga ini sangat berbeda rupanya dnegan kedua kakaknya.
Dalam kecurigaannya, sang suami pun bertanya kepada istrinya.
“Ma, Papa mau tanya, benar tidak sih anak yang ketiga ini adalah anak kita?”
“Ya tentu saja, Pa!”jawab istrinya tenang.
“Ah, yang benar ma! Ayok, jujur. Anak yang ketiga ini kok kelihatan berbeda dengan yang lain?”
“iya benar, pak ! anak yang ketiga ini memang benar kok ank kita.”
Akhirnya, sang suami mengalah dan menerima begitu saj pengakuan istrinya ini. Tapi, waktu yang berjalan semakin memperlihatkan perbedaan yang mencolok antara putranya yang ketiga ini dengan kedua kakaknya. Tapi, setiap kali sang suami menanyakan hal itu pada istrinya, jawaban yang diterimahnya selalu sama bahwa anak yang ketiga ini adalah benar anak mereka. Hinnga sampailah yang suami pada hari-hari terakhirnya dalam kehidupan yang fana ini. Sakit yang sangat parah dirasakan olehnya akan menjadi pencabut nyawa. Pada kesempatan itulah, sang suami kembali menanyakan hal yang sama kepada istrinya.
“mak, ayok jujur. Hidup papa kan sudah tidak akan lam lagi. Sekali lagi papa mau tanya, anak yang ketiga ini benar tidak si anak kita ?”
“benar pak, anak yang ketiga ini adalah anak kita!” jawab istrinya penuh haru.
“tapi, kenapa yah papa melihat adanya perbedaan antara yang ketiga ini dengan kedua kakaknya?”
Sang istripun menarik nafas panjang sambil menahan haru atas keadaan suaminya yang sudah berada dalam sakaratul maut.
“baiklah pak, mama mau jujur ke papa. Tapi, mama sangat berharap agar papa tidak marah.”
“iya mak, papa janji,” jawab suaminya dengan hati berdebar.
“pak, anak yang ketiga ini memang benar adalah anak kita. Tapi...... justru anak yang pertama dan kedua inilah yang bukan anak kita.............”

Hikmah cerita
Kebohongan yang ditutup-tutupi niscaya akhirnya tercium juga bauhnya.



Referensi:
Chalil komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung: Pustaka Madani. 2007.


Tidak ada komentar: