Senin, 23 Juni 2014

psikologi Umum


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah  mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Kelainan Jiwa.”
Shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW. Yang mana beliau telah memberikan kita petunjuk kepada jalan yang benar.
Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku Dosen kami dalam pembelajaran mata kuliah Psikologi Umum, juga kepada semua teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan informasi mengenai  “Kelainan Jiwa” bagi para pembaca.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif  guna kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan hanya kepada Allah-lah kita berlindung dan mengharapkan taufiq serta hidayahnya. Amin Ya Rabbal Almin....
Wallahul Muwafieq ilaa Aqwamith Thorieq
 Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Watampone, 21 Juni 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................................           ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................           iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................           1
A.     Latar Belakang Masalah ...........................................................................................           1
B.     Rumusan Masalah ....................................................................................................           2
C.     Tujuan Penulisan .......................................................................................................           2
D.     Manfaat Penulisan ....................................................................................................           2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................           3
A.     Pengertian Kelainan/Gangguan Jiwa ..........................................................................           3
B.     Penyebab Umum Kelainan Jiwa ................................................................................           7
C.     Tanda dan Gejala Kelainan Jiwa ...............................................................................           9
D.     Macam-macam Kelainan Jiwa ..................................................................................           10
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................           11
A.     Simpulan ..................................................................................................................           11
B.     Saran .......................................................................................................................           11
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAAN
A.     Latar Belakang Masalah
Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun semakin bertambah. Sedikitnya 20% penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita gangguan jiwa, dengan 4 jenis penyakit langsung yang ditimbulkannya yaitu depresi, penggunaan alkohol, gangguan bipolar, dan skizoprenia. Sementara WHO mengatakan gangguan jiwa di seluruh dunia telah menjadi masalah serius. Pada 2001 terdapat 450 juta orang dewasa yang mengalami gangguan jiwa. Pasien dengan ganguan jiwa dapat melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya ataupun orang lain disekitarnya, hal tersebut dikelompokkan dalam kegawat daruratan psikiatrik, dimana gaduh gelisah merupakan salah satu bagiannya.
Solomon (1971) menganggap bahwa pasien serupa ini harus segera ditolong, karena tindakan yang tepat ini akan sangat bermanfaat tidak saja bagi pasien karena ia menjadi lebih tenang, tapi juga akan memberikan suasana yang lebih baik bagi keluarga atau teman terdekatnya.
Keadaan gaduh gelisah bukanlah merupakan diagnosis tersendiri dalam psikiatri, dan keadaan ini dapat diakibatkan oleh bermacam-macam penyebab dan harus ditentukan tiap kali pada setiap pasien. Biasanya gaduh gelisah ini merupakan manifestasi dari Psikosa (baik psikosa yang disebabkan oleh gangguan otak organik, maupun psikosa fungsional seperti skizofrenia, psikosa afektif, psikosa paranoid maupun psikosa reaktif), tapi tidak jarang gangguan psikiatrik lain pun mempunyai gambaran yang serupa. Oleh karena itu, untuk lebih mengetahui tentang kelainan/gangguan jiwa, terlebih dahulu kita mengetahui pengertian kelainan/gangguan jiwa itu

sendiri, penyebab umum kelainan jiwa, tanda dan gejala gangguan jiwa, dan macam-macam kelainan jiwa.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kelainan/gangguan jiwa?
2.      Apa penyebab umum kelainan jiwa?
3.      Bagaimana tanda dan gejala gangguan jiwa?
4.      Apa macam-macam kelainan jiwa?
C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian kelainan/gangguan jiwa.
2.      Untuk mengetahui penyebab umum kelainan jiwa.
3.      Untuk mengetahui tanda dan gejala gangguan jiwa.
4.      Untuk mengetahui macam-macam kelainan jiwa.
D.    Manfaat Penulisan
Bagi Pembaca, dapat memberi informasi dan menambah  wawasan tentang kelainan/gangguan jiwa.








BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Kelainan/Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan.
Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001).
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor). (Yosep, 2007).
B.  Penyebab Umum Kelainan/Gangguan Jiwa
Penyebab gangguan jiwa itu bermacam-macam ada yang bersumber dari berhubungan dengan orang lain yang tidak memuaskan seperti diperlakukan tidak adil, diperlakukan semena-mena, cinta tidak terbatas, kehilangan seseorang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain.
Umumnya sebab-sebab gangguan jiwa menurut Santrock (1999) dibedakan atas :
1.    Sebab-sebab jasmaniah/ biologis
a.       Keturunan
Peran yang pasti sebagai penyebab belum jelas, mungkin terbatas dalam mengakibatkan kepekaan untuk mengalami gangguan jiwa tapi hal tersebut sangat ditunjang dengan factor lingkungan kejiwaan yang tidak sehat.
b.      Jasmaniah

Beberapa penyelidik berpendapat bentuk tubuh seorang berhubungan dengan gangguan jiwa tertentu, Misalnya yang bertubuh gemuk/endoform cenderung menderita psikosa manik depresif, Sedang yang kurus/ectoform cenderung menjadi skizofrenia.
c.       Temperamen
Orang yang terlalu peka/ sensitif  biasanya mempunyai masalah kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan mengalami gangguan jiwa.
d.      Penyakit dan cedera tubuh
Penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kanker dan sebagainya, mungkin menyebabkan merasa murung dan sedih. Demikian pula cedera/cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa rendah diri.
2.    Sebab Psikologik
Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya dikemudian hari. Hidup seorang manusia dapat dibagi atas 7 masa dan pada keadaan tertentu dapat mendukung terjadinya gangguan jiwa.
a.     Masa bayi
Yang dimaksud masa bayi adalah menjelang usia 2 – 3 tahun, dasar perkembangan yang dibentuk pada masa tersebut adalah sosialisasi dan pada masa ini. Cinta dan kasih sayang ibu akan memberikan rasa hangat/ aman bagi bayi dan dikemudian hari menyebabkan kepribadian yang hangat, terbuka dan bersahabat. Sebaliknya, sikap ibu yang dingin acuh tak acuh bahkan menolak dikemudian hari akan berkembang kepribadian yang bersifat menolak dan menentang terhadap lingkungan. Sebaiknya dilakukan dengan tenang, hangat yang akan memberi rasa aman dan terlindungi, sebaliknya, pemberian yang kaku, keras dan tergesa-gesa akan menimbulkan rasa cemas dan tekanan.

b.     Masa anak pra sekolah (antara 2 sampai 7 tahun)
Pada usia ini sosialisasi mulai dijalankan dan telah tumbuh disiplin dan otoritas. Penolakan orang tua pada masa ini, yang mendalam atau ringan, akan menimbulkan rasa tidak aman dan ia akan mengembangkan cara penyesuaian yang salah, dia mungkin menurut, menarik diri atau malah menentang dan memberontak. Anak yang tidak mendapat kasih sayang, tidak dapat menghayati disiplin, tak ada panutan, pertengkaran dan keributan membingungkan dan menimbulkan rasa cemas serta rasa tidak aman. Hal-hal ini merupakan dasar yang kuat untuk timbulnya tuntutan tingkah laku dan gangguan kepribadian pada anak dikemudian hari.
c.     Masa Anak sekolah
Masa ini ditandai oleh pertumbuhan jasmaniah dan intelektual yang pesat. Pada masa ini, anak mulai memperluas lingkungan pergaulannya. Keluar dari batas-batas keluarga. Kekurangan atau cacat jasmaniah dapat menimbulkan gangguan penyesuaian diri. Dalam hal ini sikap lingkungan sangat berpengaruh, anak mungkin menjadi rendah diri atau sebaliknya melakukan kompensasi yang positif atau kompensasi negatif. Sekolah adalah tempat yang baik untuk seorang anak mengembangkan kemampuan bergaul dan memperluas sosialisasi,menguji kemampuan, dituntut prestasi, mengekang atau memaksakan kehendaknya meskipun tak disukai oleh si anak.
d.      Masa Remaja
Secara jasmaniah, pada masa ini terjadi perubahan-perubahan yang penting yaitu timbulnya tanda-tanda sekunder (ciri-ciri diri kewanitaan atau kelaki-lakian) Sedang secara kejiwaan, pada masa ini terjadi pergolakan- pergolakan yang hebat. Pada masa ini, seorang remaja mulai dewasa mencoba kemampuannya, di suatu pihak ia merasa sudah dewasa (hak-hak seperti orang dewasa), sedang di lain pihak belum sanggup dan belum ingin menerima tanggung

jawab atas semua perbuatannya. Egosentris bersifat menentang terhadap otoritas, senang berkelompok, idealis adalah sifat-sifat yang sering terlihat. Suatu lingkungan yang baik dan penuh pengertian akan sangat membantu proses kematangan kepribadian di usia remaja.
e.       Masa Dewasa muda
Seorang yang melalui masa-masa sebelumnya dengan aman dan bahagia akan cukup memiliki kesanggupan dan kepercayaan diri dan umumnya ia akan berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan pada masa ini. Sebaliknya yang mengalami banyak gangguan pada masa sebelumnya, bila mengalami masalah pada masa ini mungkin akan mengalami gangguan jiwa.
f.       Masa dewasa tua
Sebagai patokan masa ini dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap. Sebagian orang berpendapat perubahan ini sebagai masalah ringan seperti rendah diri. pesimis. Keluhan psikomatik sampai berat seperti murung, kesedihan yang mendalam disertai kegelisahan hebat dan mungkin usaha bunuh diri.
g.      Masa Tua
Ada dua hal yang penting yang perlu diperhatikan pada masa ini Berkurangnya daya tanggap, daya ingat, berkurangnya daya belajar, kemampuan jasmaniah dan kemampuan social ekonomi menimbulkan rasa cemas dan rasa tidak aman serta sering mengakibatkan kesalah pahaman orang tua terhadap orang di lingkungannya. Perasaan terasing karena kehilangan teman sebaya keterbatasan gerak dapat menimbulkan kesulitan emosional yang cukup hebat.
3.      Sebab Sosio Kultural
      Kebudayaan secara teknis adalah ide atau tingkah laku yang dapat dilihat maupun yang tidak terlihat. Faktor budaya bukan merupakan penyebab langsung menimbulkan gangguan jiwa, biasanya terbatas menentukan“warna”gejala-gejala. Disamping mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan kepribadian seseorang misalnya melalui aturan-aturan kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan tersebut.
Menurut Santrock (1999) Beberapa faktor-faktor kebudayaan tersebut :
a.       Cara-cara membesarkan anak
Cara-cara membesarkan anak yang kaku dan otoriter ,hubungan orang tua anak menjadi kaku dan tidak hangat. Anak-anak setelah dewasa mungkin bersifat sangat agresif atau pendiam dan tidak suka bergaul atau justru menjadi penurut yang berlebihan.
b.      Sistem Nilai
Perbedaan sistem nilai moral dan etika antara kebudayaan yang satu dengan yang lain, antara masa lalu dengan sekarang sering menimbulkan masalah-masalah kejiwaan. Begitu pula perbedaan moral yang diajarkan di rumah/sekolah dengan yang dipraktekkan di masyarakat sehari-hari.
c.       Kepincangan antar keinginan dengan kenyataan yang ada
Iklan-iklan di radio, televisi. Surat kabar, film dan lain-lain menimbulkan bayangan-bayangan yang menyilaukan tentang kehidupan modern yang mungkin jauh dari kenyataan hidup sehari-hari. Akibat rasa kecewa yang timbul, seseorang mencoba mengatasinya dengan khayalan atau melakukan sesuatu yang merugikan masyarakat.
d.      Ketegangan akibat faktor ekonomi dan kemajuan teknologi
Dalam masyarakat modern kebutuhan dan persaingan makin meningkat dan makin ketat untuk meningkatkan ekonomi hasil-hasil teknologi modern. Memacu orang untuk bekerja lebih keras agar dapat memilikinya. Jumlah orang yang ingin bekerja lebih besar dari kebutuhan sehingga pengangguran meningkat, demikian pula urbanisasi meningkat, mengakibatkan upah menjadi rendah. Faktor-faktor gaji yang rendah, perumahan yang buruk, waktu istirahat dan

berkumpul dengan keluarga sangat terbatas dan sebagainya merupakan sebagian mengakibatkan perkembangan kepribadian yang abnormal.
e.       Perpindahan kesatuan keluarga
Khusus untuk anak yang sedang berkembang kepribadiannya, perubahan-perubahan lingkungan (kebudayaan dan pergaulan), sangat cukup mengganggu.
f.        Masalah golongan minoritas
Tekanan-tekanan perasaan yang dialami golongan ini dari lingkungan dapat mengakibatkan rasa pemberontakan yang selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang banyak.














C.  Tanda dan Gejala Kelainan Jiwa
Tanda dan gejala gangguan jiwa menurut Yosep (2007) adalah sebagai berikut :
1.      Ketegangan (tension)
Rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk.
2.      Gangguan kognisi pada persepsi
Merasa mendengar (mempersepsikan) sesuatu bisikan yang menyuruh membunuh, melempar, naik genting, membakar rumah, padahal orang di sekitarnya tidak mendengarnya dan suara tersebut sebenarnya tidak ada hanya muncul dari dalam diri individu sebagai bentuk kecemasan yang sangat berat dia rasakan. Hal ini sering disebut halusinasi, bisa mendengar sesuatu, melihat sesuatu atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada menurut orang lain.
3.      Gangguan kemauan
Memiliki kemauan yang lemah (abulia) susah membuat keputusan atau memulai tingkah laku, susah sekali bangun pagi, mandi, merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau dan acak-acakan.
4.      Gangguan emosi
Merasa senang, gembira yang berlebihan (Waham kebesaran). Dia merasa sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha, orang kaya, titisan Bung karno tetapi di lain waktu ia bisa merasa sangat sedih, menangis, tak berdaya (depresi) sampai ada ide ingin mengakhiri hidupnya.



D.  Macam-Macam Kelainan Jiwa
Secara umum ada 10 macam kelainan/gangguan kepribadian:
1.      Paranoid (selalu tidak percaya, curiga dan takut berlebihan).
2.      Schizoid (suka menyendiri atau kurang pergaulan).
3.      Schizotypal (cara berpikirnya aneh dan sulit dipahami orang lain).
4.      Antisocial (kurangnya hati nurani dan cenderung kriminal).
5.      Borderline (hati tidak stabil, perasaan tidak stabil dan pikiran tidak stabil).
6.      Histrionic (perilakunya berlebihan atau lebay).
7.      Narsissistic (selalu membutuhkan perhatian dan pujian).
8.      Avoidant (sibuk sendiri dan tidak ramah).
9.      Dependent (cenderung bergantung/ketergantungan kepada orang lain. Tidak mandiri).
10.  Obsessive compulsive (selalu menginginkan kesempurnaan dan kedisiplinan yang berlebihan).










BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
1.      Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan.
2.      Penyebab Umum kelainan/gangguan Jiwa:
a.       Sebab-sebab jasmaniah/ biologis.
b.      Sebab Psikologik.
c.       Sebab Sosio Kultural.
3.      Tanda dan Gejala Kelainan Jiwa:
a.       Ketegangan (tension).
b.      Gangguan kognisi pada persepsi.
c.       Gangguan kemauan
d.      Gangguan kemauan.
e.       Gangguan emosi.
4.        Macam-Macam Kelainan Jiwa:
Paranoid, Schizoid, Schizotypal, Antisocial, Borderline, Histrionic, Narsissistic, Avoidant, Dependent, dan Obsessive compulsive.
B.  Saran
dengan eksistensi makalah dapat membantu dalam proses perkuliahan serta dapat menambah wawasan kita tentang kelainan jiwa.

DAFTAR PUSTAKA
http://firmanphysio.blogspot.com
http://imron46.blogspot.com
http://umarberita.blogspot.com
http://psikologi2009.wordpress.com
http://psikologi.or.id




Tidak ada komentar: