TUGAS RESUME
SEJARAH TURUNNYA AL-QURAN
A. Kapankah Permulaan Turunnya Al-Quran
Permulaan turun Al-Quranul Karim adalah
tanggal 17 Ramadan tahun ke-40 dari kelahiran Nabi saw.
Firman Allah di bawah ini
ان كنتم آ منتم با لله و ما انزلنا على عبد نا يوم الفرقان يوم التقى
الجمعان. {الأنفال: 41}
“Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa
yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, hari bertemunya
dua pasukan.”
Telah memberikan isyarat kepada
ketetapan tanggal dan bulan itu, sebab dua pasukan, yaitu pasukan muslimin dan
pasukan musyrikin di Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadan, tahun 2 Hijriyyah.
Pada tanggal dan bulan yang sama ketika Muhammad saw berusia empat tahun dari
kelahiran Beliau.
Ayat di atas dikuatkan oleh Firman Allah di bawah ini:
شهررمضان انزل فيه القرآن هدى
الناس وبينات من الهدى والفرقان. {البقرة:
185}
“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan
yang batil).”
Adalah dikala beliau sedang
bertahannuts (beribadah) di Gua Hira. Di mana kala itu turun wahyu (Jibril
Al-Amin) dengan membawa beberapa ayat Al-Quranl Karim. Ia (Jibril) menyekap
Nabi ke dadanya lalu melepaskannya (dan melakukan yang demikian itu
berulang tiga kali), sambil mengatakan “Iqra (bacalah)” pada setiap
kalinya, dan Rasul saw menjawabnya “Ma ana bi qaari (saya tidak bisa
membaca).” Pada dekapan yang ketiga kalinya Jibril membacakan:
اقرأ باسم
ربك خلق. خلق الإنسان من علق. اقرأ
ورنك الأكرم. علم بالقلم. علم
الإنسان ما لم يعلم. {العلق: 5-1}
“Bacalah!, dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang
mengajar manusia dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan manusia apa yang
diketahuinya.”
Itulah sebagai permulaan wahyu dan
diturunkannya Al-Quran. Namun sebelumnya telah turun sebagian irhash
(tanda dan dalil) yang menunjukkan atas dekatnya turun wahyu dan bukti nubuwwah
bagi Rasul saw yang mulia. Di antara tanda-tanda tersebut adalah mimpi yang
benar dikala beliau tidur, dimana beliau tidak pernah bermimpi sebagaimana ia
mimpikan dalam tidurnya. Dan di antaranya juga ialah kecintaan/kesukaan beliau
untuk menyendiri dan berkhalwat. Ia menyendiri di gua Hira sambil beribadah
kepada Tuhannya.
Kemudian Rasul saw pulang dengan
membawa ayat-ayat itu disertai dengan hati yang berdebar-debar.
Al-Quran itu berhenti sementara, selama
tiga tahun. Sesudah itu mulailah Al-Quran turun secara berangsur-angsur.
Turunlah surat “NUN WAL QALAM” kemudian “AL MUZZAMMIL” kemudian “AL
MUDDATSTSIR” dan seterusnya.
B. Ayat yang Pertama dan Terakhir Diturunkan
Permulaan Al-Quran yang diturunkan
ialah beberapa ayat pada permulaan surat Al-‘Alaq (Iqro bismi Robbika). Adapun
ayat yang terakhir diturunkan adalah firman Allah swt:
واتقوا يوما ترجعون فيه الى الله ثم تو فى كل نفس ما كسب وهم لا
يظلمون. {البقرة: 281}
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang
terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah.
Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang
telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya.
Ini adalah pendapat yang benar dan
kuat menurut hasil seleksi para Ulama yang tokohnya As-Suyuthy. Pendapat
ini dikutip dari tokoh ummat, yaitu Abdullah bin Abbas yang diriwayatkan oleh Nasa’i dari ‘Ikrimah
dari Ibnu Abbas, bahwasahnya ia berkata : Ayat Al-Quran yang terakhir
diturunkan ialah ayat:
واتقوا يوما
ترجعون فيه الى الله . {البقرة: 281}
Dan Nabi setelah turun ayat ini hanya
hidup sembilan hari yang kemudian beliau wafat pada malam Senin tanggal 3
Robi’ul Awal.
Adapun pendapat sebagian Ulama yang mengatakan
bahwa ayat Al-Quran yang terakhir diturunkan ialah firman Allah:
اليوم اكملت لكم د ينكم وأتممت عليكم نعمتى ورضيت لكم الاسلأم دينا.
{الماــدة:3}
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk
agamamu, dan telah Ku-cukupkan ni’mat-Ku kepadamu serta telah Ku-ridhai bagimu
Islam itu sebagai agama.”
Ini pendapat yang tidak benar, karena
ayat tersebut diturunkan kepada Rasul saw pada waktu beliau melaksanakan haji
wada’ di kala beliau wukuf di ‘Arafah, yang setelah itu beliau masih sempat
hidup selama 81 hari, dan sebelum beliau wafat turun sebuah ayat dari surat
Al-Baqarah:
واتقوا يوما....
Maka itulah ayat yang terakhir
diturunkan, bukan ayat pada surat Al-Maidah. Inilah pendapat yang benar, dan
dengan turunnya ayat ini terputuslah wahyu, dan sekaligus sebagai akhir
hubungan antara langit dengan bumi. Setelah turun penutup/yang terakhir ayat
Al-Quran ini, Rasulullah saw pindah ke pangkuan Yang Maha Agung (wafat) setelah
beliau menyampaikan amanat dan risalahnya serta menunjukkan manusia kepada
ajaran Allah.
C. Wahyu dan Turunnya Al-Quran Dalam Tujuh Huruf
Wahyu diturunkan kepada Rasul dengan
makna dan lafalnya, maka makna dan lafalnya adalah ciptaan Allah, Rasul
mengucapkan dengan bahasa dari Allah, dan menyampaikan kepada manusia
sebagaimana Allah menyampaikan kepada Rasul, beliau melukiskannya sebagaimana
terlukis dalam fikiran dan hafalan, dan mengucapkan sebagaimana disampaikan
oleh Allah. Allah mewahyukannya dan Rasul menerima seluruhnya dengan murni,
Allah memancarkan wahyu dan menciptakan penjagaannya, maka pengucapan wahyu
harus tunduk kepada Allah.
Bahasa Rasul adalah bahsa Arab, karena
itulah Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Jika bahasa Al-Quran itu dari
Allah dan diterima Rasul dalam bahasa Arab, maka tergambarlah berapa tinggi
nilai bahasa Arab itu, dan betapa besar daya cakupnya terhadap dialek-dialek.
Bahasa Mudhar adalah bahasa Quraisy yang paling tinggi dan paling luas daerah
pemakaiannya, karena itulah Al-Quran turun dalam bahasa Mudhar. Berkaitan
dengan ini, Umar berkata: “NAZALAL QUR’ANU BI LUGHATI MUDHAR” (Al-Quran turun
dalam bahasa Mudhar) bahasa Mudhar itu mencakup tujuh bahasa yang digunakan
oleh tujuh suku, yaitu suku Hudzayl, Kinanah, Qays, Dhibbah, Taymu rRabab, Asad
bin Khuzaymah, dan Quraisy.
Al-Quran telah menggambarkan tujuh bahasa
ini secara terpisah dan setiap bahasa ini mempunyai bagian dalam Al-Quran.
Pendapat inilah yang paling benar dalam menafsirkan hadis: NAZALAL QUR’ANU ‘ALA
SAB’A TI AHRUF.
D. Tahap-tahap Penurunan Al-Quran
Allah swt memuliakan al-Quran, antara
lain dengan memberikan tiga tahap penurunannya, yaitu:
1. Ke Lauh Mahfudz
Dalilnya adalah firman Allah swt:
بل هو قرآن مجيدفي لوح محفوظ. {البروج: 22-21}
“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah
al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfudz.
Hikmah penurunan seperti ini kembali
kepada hikmah yang tinggi dari wujud Lauh itu sendiri dan keberadaannya sebagai
media yang mencakup semua yang menjadi qadar dan qadha’ Allah.
2. Ke Baitul Izzah di Langit Dunia
Dalilnya adalah firman Allah swt di dalam surat
ad-Dukhan:
إنا أنز لناه في
ليلة مباركة إنا كنا .
{الدخان: 3}
“sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu malam yang dibeerkahi dan sesungguhnya kamilah yang
memberi peringatan.”
Firman-Nya di dalam surat al-Qadar:
إنا أنزلناه في
ليلة القدر. {القدر:1}
“sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (al-Quran) pada malam kemulian.”
Serta firman-Nya di dalam surat Al-Baqarah:
شهررمضان انزل فيه القرآن.
{البقرة: 185}
“(Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan ramadan , bulan yang didalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Quran.”
Ketiga ayat itu menunjukkan
bahwaal-Quran diturunkan dalam satu malam, yang disifati bahwa malam itu
diberkahi, sebagaimana pada ketiga ayat yang disebutkan di atas. Kami katakan
demikian dalam rangka memadukan ketiga nash itu dalam penerapannya dan
menghindari pertentangan antara ayat-ayat itu.
3. Penurunannya Melalui Malaikat Jibril
Penurunannya yang ketiga, yang
merupakan tahap terakhir di masa dari penurunan yang ketiga tersebar sinar di
dunia ini dan hidayah Allah swt sampai kepada makhluk. Penurunan ini melalui
malaikat Jibril, yang membawanya turun ke dalam hati Nabi saw. Dalilnya adalah
firman Allah swt:
نزل به الروح
الأمين على قلبك لتكون من
بلسان عربي مبين. {الشعراء: 195-193}
“Dia dibawa turun oleh ar-Ruh
al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah
seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang
jelas.”
E. Hikmah Turunnya Al-Quran Secara Berangsur-ansur
1. Meneguhkan hati/ tanggapan Nabi saw dalam menghadapi celaan dari
orang-orang musyrik.
2. Meringankan Nabi dalam menerima wahyu.
3. Tadarruj (selangkah demi selangkah) dalam menetapkan hukum
samawi.
4. Mempermudah dalam menghafal Al-Quran dan memberi pemahaman bagi
kaum muslimin.
5. Sejalan dengan kisah-kisah yang terjadi dan mengingatkan atas
kejadian itu.
6. Petunjuk terhadap asal (sumber) Al-Quran bahwasahnya Al-Quran
diturunkan dari Dzat yang Maha Bijaksana lagi Terpuji.
Referensi:
Al-zarqani Adzim Abdul Muhammad. 2002. Manahil Al-‘urfan Fi Ulum
Al-Quran. Jakarta selatan: Gaya Media Pratama.
Ibyariy Al Ibrahim. 1995. Pengenalan
Sejarah Al-Quran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Shabuny Ash Aly Mohammad. 1987. Pengantar Study Al-Quran:
At-Tibyan. Bandung: PT Alma’arif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar