Senin, 12 Oktober 2015

MAKALAH STRUKTUR BIROKRASI DALAM SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN INSENTIF SEKOLAH

STRUKTUR BIROKRASI DALAM SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN INSENTIF SEKOLAH




Makalah ini Diajukan Sebagai  tugas makalah  Pada Mata Kuliah Admistrasi Pendidikan Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam(PAI)Kelompok 1
Oleh
NURASMI BURHAN          (02131010)
USHUL KHATIMAH          (02131009)
ISRIANI IDRIS                    (02131022)
FIRMAN SYAM                  (02131011)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
WATAMPONE
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah  mata kuliah Admistrasi Pendidikan yang berjudul “Struktur Birokrasi dalam Sekolah, Motivasi Kerja dan Insentif Sekolah.
Shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW. Yang mana beliau telah memberikan kita petunjuk kepada jalan yang benar.
Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak selaku Dosen kami dalam pembelajaran mata kuliah Hadits Tarbawi, juga kepada semua teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif  guna kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan hanya kepada Allah-lah kita berlindung dan mengharapkan taufiq serta hidayahnya. Amin Ya Rabbal Almin....
Wallahul Muwafieq ilaa Aqwamith Thorieq
 Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Watampone, 7 Maret 2015
Penyusun


DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR                                                                                        i
DAFTAR ISI                                                                                                        ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                    1
A.    Latar Belakang Masalah                                                                             1
B.     Rumusan Masalah                                                                                      2
C.     Tujuan Penulisan                                                                                        2
D.    Manfaat Penulisan                                                                                      2
BAB II PEMBAHASAN                                                                                     3
A.    Struktur Birokrasi Dalam Sekolah                                                              3
B.     Pengertian Motivasi Kerja                                                                          5
C.     Pengertian Insentif Sekolah                                                                       7
BAB IV PENUTUP                                                                                             8
A.    Simpulan                                                                                                     8
B.     Saran                                                                                                           9
DAFTAR ISI                                                                                                       






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu agar tenaga administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah. Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang sama orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan berantakan. Orang yang memegang administrasi adalah orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan). Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/ keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi adalah upaya menjadikan kegiatan kerja sama antara guru dan karyawan agar proses belajar mengajar lebih efektif.
Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah akan administrasi sarana dan prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk mengetahui dan memahaminya dengan sungguh sungguh, maka dari itu kami menyusun makalah ini.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana strukur birokrasi dalam sekolah ?
2.      Apa definisi motivasi kerja ?
3.      Apa pengertian Insentif Sekolah ?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui struktur birokrasi dalam sekolah.
2.      Untuk mengetahui definisi motivasi kerja.
3.      Untuk mengetahui pengertian insentif sekolah.
D.    Manfaat Penulisan
Meningkatkan ilmu pengetahuan kita umumnya dalam bidang admistrasi pendidikan lebih khusus di bidang struktur birokrasi sekolah,motivasi kerja dan insentif sekolah.











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Struktur Birokrasi Dalam Sekolah
Birokrasi berasal dari kata bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy), diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang berada ditingkat bawah dari pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya administratif maupun militer .
Birokrasi merupakan rasional efesiensi organisasi yang setiap anggotanya hanya bertanggung jawab pada tugas yang dipegangnya dan dia mampu (kompeten) untuk melakukannya.
Sekolah adalah organisasi yang memiliki banyak karakteristik dari organisasi birokratis. Model birokrasi adalah model organisasi yang banyak dijadikan pegangan oleh para administrator sekolah. Berpijak dari sini akan dikaji perilaku sekolah.
Struktur otoritas yang monokratis dalam organisasi birokrasi menyebutkan bahwa setiap bawahan memiliki keahlian lebih rendah dari pimpinan. Asumsi ini tidak berlaku pada organisasi sekolah juga organisasi profesional lainnya. Orang-orang profesional sering memiliki tingkat kompetensi dan keahlian yang lebih tinggi dari pimpinannya. Keadaan inilah yang menyebabkan sering terjadinya ketegangan antara guru dan administrator. Untuk mempelajari birokrasi sekolah dikenal dengan School Organizational Inventory (SOI).
Kharakteristik-kharakteristik birokrasi sekolah dibedakan menjadi dua, yaitu kharakteristik birokrasi termasuk di dalamnya hirarkhi otoritas (kekuasaan),


peraturan bagi pemegang jabatan, prosedur spesifikasi, dan impersonalitas; sedang lainnya termasuk dalam kharasteristik profesional, yaitu spesialisasi dan kompetensi teknis.
Adapun hubungan antara kharasteristik birokrasi dengan kharasteristik profesional sebagai berikut:
Tipe I adalah suatu organisasi sekolah di mana profesionalisasi dan birokratisasi terjadi saling melengkapi; keduanya sama-sama tinggi.
Tipe II adalah suatu organisasi sekolah di mana profesionalisasi rendah, sedang birokratisasi tinggi. Oleh sebab itu, otoritas di dasarkan pada kedudukan dalam organisasi atau hirarkhi. Kegiatan didasarkan pada pemenuhan terhadap peraturan dan pengarahan, sehingga tipe ini disebut authotarian.
Tipe III adalah suatu organisasi sekolah di mana profesionalisasi tinggi dan birokratisasi rendah. Tipe ini memberi penekanan pada pembuatan keputusan didasarkan atas andil dari administrator dan profesional. Staff dipandang sebagai profesional yang memiliki keahlian dan kompetensi untuk membuat keputusan organisasi yang penting. Peraturan dan prosedur merupakan acuan pelaksanaan demi keseragaman. Tipe ini disebut sebagai profesional.
Tipe IV adalah suatu organisasi sekolah di mana profesionalisasi dan birokrasi rendah. Kegiatan sehari-harinya diwarnai dengan kebingunngan dan konflik. Tipe ini disebut dengan kekacauan.


B.     Pengertian Motivasi Kerja
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi, ialah (1) motivasi dipandang sebagai suatu proses. (2). Menentukan karakteristikproses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya.
Motivasi juga didefinisikan sebagai kekuatan, penggerak, kebutuhan, ketegangan yang kompleks atau mekanisme psikologi internal yang memulai dan memelihara aktivitas ke arah pencapaian tujuan pribadi. Selain itu, pendekatan kognitif terhadap motivasi beranggapan bahwa orang menentukan apa yang mesti dilakukan atas dasar tujuan dan penilaian mereka terhadap alternatif perilaku yang akan mengarah pada tujuan tersebut. Motivasi kerja dipertimbangkan sebagai suatu subklasifikasi dari motivasi secara umum.
Menurut Mc Donald (1959) merumuskan, bahwa.... “Motivation is an energy change within the person cracterized by affective arousal and anticipatory goal reaction,” yang diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan, ialah sebagai berikut:
a.       Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh perubahan tertentu pada sistem neurofisiologis dalam organisme manusia, misalnya: karena terjadinya


perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Di samping itu, ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.
b.      Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada perbuatannya. Contoh: seseorang terlibat dalam suatu diskusi, dia tertarik pada masalah yang sedang dibicarakan, karenanya dia bersuara/mengemukakan pendapatnya dengan kata-kata yang lancar dan cepat.
c.       Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi memberikan respons-respons ke arah suatu tujuan tertentu. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Tiap respons merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan. Contoh: si A ingin mendapat hadiah, maka ia belajar misalnya mengikuti ceramah, bertanya, membaca buku, menempuh tes, dan sebagainnya.
Motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjannya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.


C.    Pengertian Insentif Sekolah/Organisasi
Insentif ialah tujuan yang aktual. Ganjaran (reward) dapat diberikan dalam bentuk konkrit atau dalam bentuk simbolik. Insentif menimbulkan dan menggerakkan perbuatan, jika diasosiasikan dengan stimulans tertentu dalam bentuk tanda-tanda akan mendapatkan sesuatu, misalnya siswa dimotivasi dengan cara-cara atau tanda-tanda tertentu, bahwa dia akan memperoleh uang. kita mengharapkan siswa berupaya lebih keras dengan cara merangsang mereka dengan kemungkinan mendapat hadiah. Dalam hal ini, individu melakukan antisipasi dan mengharapkan sesuatu.
Insentif dibatasi sebagai imbangan organisasi/sekolah pada motivasi individu, di mana pekerja menerima insentif dari organisasi/ sekolah sebagai pengganti karena dia sebagai anggota yang produktif. Dengan kata lain, insentif adalah upah atau hukuman yang diberikan sebagai pengganti kontribusi individu pada sekolah/organisasi.
Chester I. Barnad membedakan insentif menjadi : dorongan khusus, meliputi materi (uang, barang)), nonmaterial pribadi (tanda kehormatan, prestise, power), kondisi kerja yang dikehendaki (penyinaran yang baik, ruang kelas yang bersih), dan sumbangan ide (ide pribadi, tujuan prioritas). Insentif umum, meliputi ketertarikan berkelompok (kecocokan sosial), metode kebiasaan dan sikap (kegiatan rutin sekolah), kesempatan memperluas partisipasi (ikut membuat keputusan), dan komune (didukung oleh organisasi informal dalam memandang sikap pribadi yang semestinya).


BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Struktur birokrasi dalam sekolah: hirarkhi otoritas (kekuasaan), peraturan bagi pemegang jabatan, prosedur spesifikasi, dan impersonalitas; sedang lainnya termasuk dalam kharasteristik profesional, yaitu spesialisasi dan kompetensi teknis.
2.      Motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjannya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
3.      Insentif ialah tujuan yang aktual. Ganjaran (reward) dapat diberikan dalam bentuk konkrit atau dalam bentuk simbolik. Insentif menimbulkan dan menggerakkan perbuatan, jika diasosiasikan dengan stimulans tertentu dalam bentuk tanda-tanda akan mendapatkan sesuatu, misalnya siswa dimotivasi dengan cara-cara atau tanda-tanda tertentu, bahwa dia akan memperoleh uang. kita mengharapkan siswa berupaya lebih keras dengan cara merangsang mereka dengan kemungkinan mendapat hadiah. Dalam hal ini, individu melakukan antisipasi dan mengharapkan sesuatu.
B.     Saran


Dengan eksistensi makalah kami menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempuarnaan makalah ini. Karena kami sadar makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan.





DAFTAR PUSTAKA
Hamalik Oemar. Kurikulum dan pembelajaran. Cet.  XIII; Jakarta: PT Bumi Aksara. 2013.
Sutaryadi. Administrasi Pendidikan. Cet. I; Surabaya: Usaha Nasional. 1990.
http://wawansuand.blogspot.com.
http://www.facebook.com.
http://yudi-wiratama.blogspot.com.


Tidak ada komentar: