STRUKTUR BIROKRASI
DALAM SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN INSENTIF SEKOLAH
Makalah ini Diajukan Sebagai tugas
makalah Pada Mata Kuliah Admistrasi
Pendidikan Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam(PAI)Kelompok 1
Oleh
NURASMI BURHAN (02131010)
USHUL KHATIMAH (02131009)
ISRIANI IDRIS (02131022)
FIRMAN SYAM (02131011)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
WATAMPONE
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Admistrasi Pendidikan
yang berjudul “Struktur Birokrasi dalam Sekolah, Motivasi Kerja dan Insentif
Sekolah”.
Shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi besar
Muhammad SAW. Yang mana
beliau telah memberikan kita petunjuk kepada jalan yang benar.
Tak lupa, kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak selaku Dosen kami dalam pembelajaran mata
kuliah Hadits Tarbawi, juga kepada semua teman-teman yang telah memberikan
dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari jika
dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif guna kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini
kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat
kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan hanya kepada Allah-lah kita berlindung dan mengharapkan taufiq serta
hidayahnya. Amin Ya Rabbal Almin....
Wallahul Muwafieq ilaa Aqwamith
Thorieq
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Watampone,
7 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang Masalah 1
B. Rumusan
Masalah 2
C. Tujuan
Penulisan 2
D. Manfaat
Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Struktur
Birokrasi Dalam Sekolah 3
B. Pengertian
Motivasi Kerja 5
C. Pengertian
Insentif Sekolah 7
BAB IV PENUTUP 8
A. Simpulan 8
B. Saran 9
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pengembangan diri
merupakan kegiatan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang
administrasi. Ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dilaksanakan bertujuan
jangka panjang yaitu agar tenaga administrasi maupun mengembangkan ilmu yang
telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah. Administrasi sangat
diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan.
Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi
dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal
kalau administrasi dipegang sama orang-orang yang kurang terampil maka
administrasi tersebut akan berantakan. Orang yang memegang administrasi adalah
orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/
pelatihan). Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam
kerapian/ keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan
dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi
adalah upaya menjadikan kegiatan kerja sama antara guru dan karyawan agar
proses belajar mengajar lebih efektif.
Terbatasnya pengetahuan
dari personal tata usaha sekolah akan administrasi sarana dan prasarana
pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk mengetahui dan memahaminya
dengan sungguh sungguh, maka dari itu kami menyusun makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strukur
birokrasi dalam sekolah ?
2. Apa definisi motivasi
kerja ?
3. Apa pengertian Insentif
Sekolah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
struktur birokrasi dalam sekolah.
2. Untuk mengetahui
definisi motivasi kerja.
3. Untuk mengetahui
pengertian insentif sekolah.
D. Manfaat Penulisan
Meningkatkan ilmu pengetahuan kita umumnya dalam
bidang admistrasi pendidikan lebih khusus di bidang struktur birokrasi
sekolah,motivasi kerja dan insentif sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur
Birokrasi Dalam Sekolah
Birokrasi berasal dari kata
bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy), diartikan sebagai suatu organisasi
yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang
berada ditingkat bawah dari pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi
yang sifatnya administratif maupun militer .
Birokrasi merupakan rasional
efesiensi organisasi yang setiap anggotanya hanya bertanggung jawab pada tugas
yang dipegangnya dan dia mampu (kompeten) untuk melakukannya.
Sekolah adalah organisasi yang memiliki banyak
karakteristik dari organisasi birokratis. Model birokrasi adalah model organisasi
yang banyak dijadikan pegangan oleh para administrator sekolah. Berpijak dari
sini akan dikaji perilaku sekolah.
Struktur otoritas yang monokratis dalam
organisasi birokrasi menyebutkan bahwa setiap bawahan memiliki keahlian lebih
rendah dari pimpinan. Asumsi ini tidak berlaku pada organisasi sekolah juga
organisasi profesional lainnya. Orang-orang profesional sering memiliki tingkat
kompetensi dan keahlian yang lebih tinggi dari pimpinannya. Keadaan inilah yang
menyebabkan sering terjadinya ketegangan antara guru dan administrator. Untuk
mempelajari birokrasi sekolah dikenal dengan School Organizational Inventory
(SOI).
Kharakteristik-kharakteristik birokrasi sekolah
dibedakan menjadi dua, yaitu kharakteristik birokrasi termasuk di dalamnya
hirarkhi otoritas (kekuasaan),
peraturan
bagi pemegang jabatan, prosedur spesifikasi, dan impersonalitas; sedang lainnya
termasuk dalam kharasteristik profesional, yaitu spesialisasi dan kompetensi
teknis.
Adapun hubungan antara kharasteristik birokrasi
dengan kharasteristik profesional sebagai berikut:
Tipe I adalah
suatu organisasi sekolah di mana profesionalisasi dan birokratisasi terjadi
saling melengkapi; keduanya sama-sama tinggi.
Tipe II adalah
suatu organisasi sekolah di mana profesionalisasi rendah, sedang birokratisasi
tinggi. Oleh sebab itu, otoritas di dasarkan pada kedudukan dalam organisasi
atau hirarkhi. Kegiatan didasarkan pada pemenuhan terhadap peraturan dan
pengarahan, sehingga tipe ini disebut authotarian.
Tipe III adalah
suatu organisasi sekolah di mana profesionalisasi tinggi dan birokratisasi
rendah. Tipe ini memberi penekanan pada pembuatan keputusan didasarkan atas
andil dari administrator dan profesional. Staff dipandang sebagai profesional
yang memiliki keahlian dan kompetensi untuk membuat keputusan organisasi yang
penting. Peraturan dan prosedur merupakan acuan pelaksanaan demi keseragaman.
Tipe ini disebut sebagai profesional.
Tipe IV adalah
suatu organisasi sekolah di mana profesionalisasi dan birokrasi rendah.
Kegiatan sehari-harinya diwarnai dengan kebingunngan dan konflik. Tipe ini
disebut dengan kekacauan.
B. Pengertian
Motivasi Kerja
Ada dua
pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi, ialah (1)
motivasi dipandang sebagai suatu proses. (2). Menentukan karakteristikproses
ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak
kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya.
Motivasi
juga didefinisikan sebagai kekuatan, penggerak, kebutuhan, ketegangan yang
kompleks atau mekanisme psikologi internal yang memulai dan memelihara
aktivitas ke arah pencapaian tujuan pribadi. Selain itu, pendekatan kognitif
terhadap motivasi beranggapan bahwa orang menentukan apa yang mesti dilakukan atas
dasar tujuan dan penilaian mereka terhadap alternatif perilaku yang akan
mengarah pada tujuan tersebut. Motivasi kerja dipertimbangkan sebagai suatu
subklasifikasi dari motivasi secara umum.
Menurut
Mc Donald (1959) merumuskan, bahwa.... “Motivation is an energy change
within the person cracterized by affective arousal and anticipatory goal reaction,”
yang diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan,
ialah sebagai berikut:
a. Motivasi
dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan tersebut terjadi
disebabkan oleh perubahan tertentu pada sistem neurofisiologis dalam organisme
manusia, misalnya: karena terjadinya
perubahan
dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Di samping itu, ada juga
perubahan energi yang tidak diketahui.
b. Motivasi
ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula berupa
ketegangan psikologis, lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan
tingkah laku yang bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada perbuatannya.
Contoh: seseorang terlibat dalam suatu diskusi, dia tertarik pada masalah yang
sedang dibicarakan, karenanya dia bersuara/mengemukakan pendapatnya dengan
kata-kata yang lancar dan cepat.
c. Motivasi
ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi
memberikan respons-respons ke arah suatu tujuan tertentu. Respons-respons itu
berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam
dirinya. Tiap respons merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan. Contoh:
si A ingin mendapat hadiah, maka ia belajar misalnya mengikuti ceramah,
bertanya, membaca buku, menempuh tes, dan sebagainnya.
Motivasi kerja adalah suatu kekuatan
potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya
sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya
berkisar sekitar imbalan moneter dan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil
kinerjannya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada
situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
C. Pengertian
Insentif Sekolah/Organisasi
Insentif
ialah tujuan yang aktual. Ganjaran (reward) dapat diberikan dalam bentuk
konkrit atau dalam bentuk simbolik. Insentif menimbulkan dan menggerakkan
perbuatan, jika diasosiasikan dengan stimulans tertentu dalam bentuk
tanda-tanda akan mendapatkan sesuatu, misalnya siswa dimotivasi dengan
cara-cara atau tanda-tanda tertentu, bahwa dia akan memperoleh uang. kita
mengharapkan siswa berupaya lebih keras dengan cara merangsang mereka dengan
kemungkinan mendapat hadiah. Dalam hal ini, individu melakukan antisipasi dan
mengharapkan sesuatu.
Insentif
dibatasi sebagai imbangan organisasi/sekolah pada motivasi individu, di mana
pekerja menerima insentif dari organisasi/ sekolah sebagai pengganti karena dia
sebagai anggota yang produktif. Dengan kata lain, insentif adalah upah atau
hukuman yang diberikan sebagai pengganti kontribusi individu pada
sekolah/organisasi.
Chester
I. Barnad membedakan insentif menjadi : dorongan khusus, meliputi materi
(uang, barang)), nonmaterial pribadi (tanda kehormatan, prestise, power),
kondisi kerja yang dikehendaki (penyinaran yang baik, ruang kelas yang bersih),
dan sumbangan ide (ide pribadi, tujuan prioritas). Insentif umum,
meliputi ketertarikan berkelompok (kecocokan sosial), metode kebiasaan dan
sikap (kegiatan rutin sekolah), kesempatan memperluas partisipasi (ikut membuat
keputusan), dan komune (didukung oleh organisasi informal dalam memandang sikap
pribadi yang semestinya).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Struktur
birokrasi dalam sekolah: hirarkhi otoritas (kekuasaan), peraturan bagi pemegang
jabatan, prosedur spesifikasi, dan impersonalitas; sedang lainnya termasuk
dalam kharasteristik profesional, yaitu spesialisasi dan kompetensi teknis.
2.
Motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam
diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh
sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan
nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjannya secara positif atau
secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi
orang yang bersangkutan.
3.
Insentif
ialah tujuan yang aktual. Ganjaran (reward) dapat diberikan dalam bentuk
konkrit atau dalam bentuk simbolik. Insentif menimbulkan dan menggerakkan
perbuatan, jika diasosiasikan dengan stimulans tertentu dalam bentuk
tanda-tanda akan mendapatkan sesuatu, misalnya siswa dimotivasi dengan
cara-cara atau tanda-tanda tertentu, bahwa dia akan memperoleh uang. kita
mengharapkan siswa berupaya lebih keras dengan cara merangsang mereka dengan
kemungkinan mendapat hadiah. Dalam hal ini, individu melakukan antisipasi dan mengharapkan
sesuatu.
B. Saran
Dengan
eksistensi makalah kami menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun
demi kesempuarnaan makalah ini. Karena kami sadar makalah kami ini masih jauh
dari kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik Oemar. Kurikulum dan pembelajaran. Cet. XIII; Jakarta: PT Bumi Aksara. 2013.
Sutaryadi. Administrasi Pendidikan. Cet.
I; Surabaya: Usaha Nasional. 1990.
http://wawansuand.blogspot.com.
http://www.facebook.com.
http://yudi-wiratama.blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar