Selasa, 09 Mei 2017

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pada saat ini perkembangan teknologi dan komunitasi sangat pesat. Banyak perusahan berlomba-lomba menjadi yang terbaik. sehingga mengeuarkan produk-produk yang  unggul daripada produk yang lain.
Salah satu kemanjuan teknologi yaitu tersebar luas bisnis pulsa yang beredar pada zaman sekarang ini. Hal tersebut membuktikan bahwa kebutuhan masyarakat akan pulsa sangat bergantung, bisa dikatakan kebutuhan sehari-hari, tanpa pulsa hidup tidak bermakna. itu kata kiasa yang cocok dengan keadaan saat sekarang ini.
Bisnis pulsa merupakan salah satu bisnis yang sedang eksis pada saat ini. Bisnisnya tersendiri tidak membutuhkan modal banyak dan cukup menguntungkan sehingga banyak diminati oleh pebisnis pemula yang tidak mempunyai banyak modal.
Mulai dari pekerja, ibu rumah tangga bahkan para pelajar yang ingin menambah uang jajan mereka untuk di tabung. Dengan syarat yang mudah dan modal yang tidak terlalu besar, siapapun dapat menjalankan bisnis jual beli pulsa elektrik ini.
oleh karena itu, penulis akan membahas tentang seputar bisnis pulsa tersebut.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pulsa?
2.      Apa istilah-istilah dalam bisnis pulsa?
3.      Bagaimana perbedaan master dealer dan agen pulsa?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk menegetahui pengertian bisnis pulsa.
2.      untuk menegtahui istilah-istilah dalam bisnis pulsa.
3.      Untuk mengetahui perbedaan master, dealer dan agen pulsa.
D.    Manfaat Penulisan
Dapat dijadikan sebagai referansi, acuan untuk penulisan selanjutnya serta menambawah wawasan kita tentang bisnis pulsa itu sendiri.












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pulsa
Pulsa adalah media penghubung untuk komunikasi, baik komunikasi jarak dekat maupun jarak jauh. Definisi Pulsa juga dapat diartikan sebagai alat perhitungan atau sistem perhitungan dalam menentukan tarif pelanggan. Fungsi Pulsa adalah sebagai satuan biaya untuk melakukan komunikasi/telepon, mengirim pesan short message service, chating, messenger dan bahkan untuk bermain game online. Saat ini, di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Pulsa juga berfungsi untuk pembayaran listrik.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Pulsa adalah: 1 : “denyut nadi yg terjadi krn detak jantung; 2 tegangan atau arus yg berlangsung beberapa lama berbentuk segi empat atau gelombang sinus; 3 satuan dl perhitungan biaya telepon; 4 Mus rangkaian denyutan berulang secara teratur yg terasa dl musik, jika pu·lsa itu terdengaran disebut ketukan”
Mengacu pada KBBI terdapat 4 makna yang berbeda, tentu tergantung dari penempatan kata dan penggunaan kata nya. Yang pertama ialah denyut Jantung, jauh dari arti yang kita ingin cari, lalu yang kedua ialah tegangan atau arus, melenceng dari konteks bahasan kita. Nah yang ketiga pulsa adalah satuan perhitungan biaya telepon, arti yang ketiga ini lah yang paling mendekati. Jadi dapat disimpulkan menurut KBBI pulsa adalah Satuan Perhitungan Biaya Telepon.
Mari kita sudah dapat satu petunjuk arti dari bahasan diatas, lalu apakah itu berarti yang sering kita sebut pulsa adalah biaya? Lalu kenapa kita malah membeli biaya? Mari kita bahas sedikit demi sedikit.
“Bang beli pulsa simPATI yang 5.000 ya”. Jjika kita mengacu pada KBBI arti kalimat disamping menjadi “Bang beli satuan biaya perhitungan telepon yang 5.000 ya” sekilas terlihat lucu tapi itulah kenyataannya. Lalu apa yang terjadi? apakah KBBI salah mengartikannya? Tentu tidak, karena yang terjadi di masyarakat kita ini ialah salah kaprah pengertian pulsa sebenarnya, tentu yang dimaksud pada kalimat di atas ialah voucher dan voucher inilah yang berwujud fisik bukan satuan biaya-nya, kalau kata bahasa “londo-nya” adalah prepaid credit, kredit prabayar yang digunakan untuk menggunakan layanan suatu provider.
Pada kemunculannya pertama kali, para provider di Indonesia menggunakan istilah Voucher Isi Ulang karena memang tujuannya mengisi ulang kembali kredit kita pada akun nomor prabayar yang kita gunakan. Alih-alih mensosialisasikan kata tersebut menjadi kata baku untuk pembelian kredit para pelanggan prabayar-nya, para provider justru beralih menggunakan istilah pulsa yang disama-artikan dengan Voucher Isi Ulang :). itulah kekuatan dari perubahan kebudayaan yang memang mengatur sebagian besar hidup kita, sehingga mau tidak mau provider Indonesia lebih memilih kata pulsa daripada Voucher Isi Ulang dengan pertimbangan lebih familiar di masyarakat kita.


B.     Istilah-istilah dalam Bisnis Pulsa
Istilah master pulsa. Pangkat seorang master berada diatas dealer pulsa dan agen pulsa. Karena kedudukannya tinggi, seorang master dapat merekrut tidak hanya agen namun juga dealer. Jumlah yang direkrut dapat berkisar dari 1 sampai 5 atau bahkan lebih. Keuntungan yang akan didapat seorang master adalah 2 kali lebih banyak dari dealer atau bahkan lebih. Kenapa bisa begitu? Misalkan saja untuk satu dealer yang direkrut, ada 5 agen yang juga direkrut. Anda akan ikut mendapatkan 100% bonus dari hasil yang didapatkan oleh dealer yang sudah direkrut. Hal ini pastinya sangat menguntungkan. Tetapi biaya pendaftaran dan deposit yang dibutuhkan untuk menjadi seorang master itu sendiri tidaklah kecil. Biayanya sekitar 3 kali lipat seorang dealer.
Agen pulsa adalah yang bertindak sebagai penjual pulsa, dan tidak lebih atau kurang dari itu. Karena itu, keuntungan yang dapat diraup seorang agen hanya terbatas. Semua keuntungan berasal dari pendapatannya dalam menjual pulsa. Pendaftaran untuk menjadi agen hanya memerlukan biaya yang sedikit, alias murah.







C.    Perbedaan Master dealer dan Agen Pulsa
Master dealer memiliki perbedaan dalam pendaftaran jumlah deposit dibandingkan dengan agen pulsa. Untuk menjadi seorang master dealer minimal deposit adalah sekitar Rp. 500.000. Seorang master dealer dapat mendaftarkan seseorang untuk menjadi agen pulsa. Keuntungan lain menjadi seorang master agen adalah harga pulsa yang diberikan oleh supplier pulsa adalah harga pulsa khusus untuk master dealer. Kemudian seorang master dealer dapat mensetting keuntungan yang diperoleh saat agen di bawahnya melakukan transaksi jual beli pulsa. Keuntungan tersebut diakumulasikan menjadi keuntungan kredit saldo master dealer di awal bulan.
Menjadi seorang master dealer  juga mendapatkan keuntungan lain yaitu dapat melihat cek  harga secara online, status produk secara online, saldo master dealer, saldo agen di bawahnya, status transaksi yang di lakukan dan melihat komisi yang telah di dapatkan. Demikianlah beberapa keuntungan yang di dapat dengan menjadi master dealer.
Sedangkan Seorang agen pulsa dapat di daftarkan oleh master dealer, namun agen pulsa tidak bisa mendaftarkan agen lain. Minimal deposit seorang agen pulsa adalah sekitar Rp. 100.000-Rp.500.000. Seorang agen pulsa tidak dapat melakukan transfer deposit kepada sesama agen. Keuntungan yang di dapat oleh seorang agen pulsa adalah agen pulsa dapat melihat cek saldo secara online, status produk secara online dan status transaksi yang telah di lakukan. Saldo agen pulsa tidak akan hangus jika tidak terpakai.
Begitulah perbedaan antara master dealer dengan agen pulsa, masing-masing memiliki kelebihan. Semua tergantung pilihan untuk berbisnis jual beli pulsa dengan menjadi master dealer atau cukup menjadi agen pulsa. Keduanya memiliki potensi meraih keuntungan yang sama jika dijalankan dengan baik. Selain itu, keduanya memiliki jam bekerja yang fleksibel dan bisa di jalankan kapan saja.

















BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Pulsa adalah satuan perhitungan biaya telepon yang kita bayar di depan (prabayar) untuk dapat menggunakan layanan dari suatu provider [/notice] Provider akan memotong kredit kita sesuai dengan biaya pemakaian layanan.
2.      Istilah-istilah bisnis pulsa:
a.    master pulsa adalahPangkat seorang master berada diatas dealer pulsa dan agen pulsa. Karena kedudukannya tinggi, seorang master dapat merekrut tidak hanya agen namun juga dealer.
b.    Agen pulsa adalah yang bertindak sebagai penjual pulsa, dan tidak lebih atau kurang dari itu.
3.      Master dapat merekrut agen pulsa sedangkan agen tidak dapat merekrut agen yang lain hanya melakukan penjualan saja.
B.     Saran
Demi kesempurnaan makalah ini, kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.





DAFTAR ISI
http://pojokpulsa.co.id/pulsa/


Sabtu, 19 November 2016

Penelitian pengembangan, kasus dan komparatif

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu proses yang dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Sehingga pendidikan sangat berpengaruh ke dalam semua lini kehidupan. Akan tetapi, pendidikan juga mengalami banyak masalah, baik dari segi proses, produk maupun pelaksanaannya. maka pendidikan saat ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dalam menyelesaikan masalah pendidikan tersebut agar mengalami peningkatan yang lebih baik, maka diperlukan sebuah metode penelitian. Metode adalah cara, sedangkan penelitian suatu pekerjaan yang tersusun dan sistematis yang memiliki kriteria tersendiri setiap objek yang akan diteliti. sehingga dengan penelitian yang dilakukan didapatkan titik terang atas permasalah pendidikan tersebut.
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah.
Metode penelitian mempunyai banyak jenis dan macam. sehingga tidak mungkin mengambil semua jenis penelitian tersebut. Akan tetapi, metode penelitian yang akan kami bahas dalam makalah ini yaitu metode penelitian pengembangan, kasus dan komperatif. sehingga dapat dipahami dengan mudah tentang metode penelitian itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini, diantaranya:
1.      Bagaimana metode penelitian pengembangan?
2.      Bagaimana metode penelitian kasus?
3.      Bagaiamana metode penelitian komperatif?
C.    Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, amka tujuan penulisan dalam makalah ini, diantaranya:
1.      Untuk mengetahui metode penelitian pengembangan.
2.      Untuk mengetahui metode penelitian kasus.
3.      Untuk mengetahui metode penelitian komperatif.
D.    Manfaat Penulisan
Untuk memperluas wawasan kita tentang metode penelitian pendidikan agama islam, saekaligus dapat di jadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Jenis-jenis Metode Penelitian Pendidikan
1.      Penelitian Pengembangan
Tujuan penelitian perkembangan adalah untuk meneliti pola dan urutan perubahan-perubahan yang dapat diobservasi dalam suatu periode waktu tertentu. Contoh penelitian yang dilakukan Piaget mengenai perkembangan kognitif pada anak-anak.
Penelitian perkembangan dapat juga dilakukan untuk menentukan kecenderungan pada masa lalu, dan menggunakan kecenderungan tersebut untuk meramalkan pada masa yang akan datang. Biasanya focus dari penelitian perkembangan dalam bidang pendidikan dan perilaku manusia adalah perkembangan dalam berpikir, inteligensi, emosi, hubungan interpersonal, ciri-ciri fisik, dan sebagainya.
Biasanya penelitian perkembangan memakai variable waktu dalam konsiderasinya dengan menggunakan pendekatan longitudinal dan pendekatan cross-sectional. Pendekatan longitudinal meneliti kelompok subjek yang sama dalam suatu periode waktu tertentu. Pendekatan cross-sectional melihat fenomena dalam kelompok-kelompok yang berbeda dan tahap perkembangannya berbeda pula.
Contoh: Dilakukan penelitian untuk melihat kemampuan berfikir anak dari umur 4 (empat) tahun sampai 8 (delapan) tahun secara longitudinal.
Dari kasus tersebut peneliti melakukan penelitian terhadap sekelompok anak selama waktu 5 tahun (anak umur 4 th s.d 8 th) bagaimana perkembangan berpikirnya. Tabel pengamatan untuk penelitian tersebut sebagai bentuk (selama 5 tahun).
Objek
Kemampuan Berfikir
Pada usia subjek

4 th
5 th
6 th
7 th
8 th
No. 1
No. 2
No. 3
No. 4
No.5
No. 6
No. 7
Dst.






Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa subjek dikumpulkan selama 5 tahun mulai mereka berusia 4 tahun sampai dengan mereka berusia 8 tahun.
Bila penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional maka peneliti dapat mengumpulkan data secara bersamaan (pada waktu yang sama) dan waktunya cukup 1 (satu) tahun saja. Subjek terdiri dari kelompok anak-anak yang berusia 4 tahun, 5 tahun, 6 tahun, 7 tahun, dan 8 tahun. Bila setiap kelompok umur sampelnya 5 x 10 orang berarti 50 orang. Sedangkan pada pendekatan lomgitudinal bila sampel yang diperlukan 10 orang, maka selama penelitian berlangsung sampelnya berjumlah 10 orang dan orangnya tetap sama.
Terdapat keuntungan-keuntungan dan kelemahan-kelemahan dari kedua jenis penelitian perkembangan tersebut. Keuntungan dari pendekatan longitudinal adalah bahwa peneliti dapat mengikuti perkembangan di kemudian hari dari ciri-ciri dini dalam suatu kelompok subjek. Tetapi kelemahannya adalah sering kali sulit untuk mengikuti semua subjek dalam periode cukup lama, karena: subjek mungkin pindah tempat, bosan untuk tetap berpartisipasi, atau mungkin meninggal dan peneliti tidak mempunyai kontrol terhadap kehilangan subjek ini. Juga pengontrolan faktor-faktor dalam waktu yang lama mungkin akan memengaruhi hasil peneltian.
Pendekatan cross-sectional lebih mudah untuk dilaksanakan dan di kontrol daripada pendekatan longitudinal. Umumnya pendekatan ini dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih murah, dan waktu yang dibutuhkan lebih pendek. Tetapi kelemahannya adalah bahwa subjek dalam sampel yang berbeda dalam umur, tingkat sekolah, dan tahap perkembangannya mungkin tidak dapat dibandingkan.
Jadi perbedaan yang diobservasi mungkin dipengaruhi oleh hal-hal lain bukan karena proses kedewasaan (perkembangan pilihan). Jadi soal sampling dalam pendekatan cross-sectional cukup rumit, karena perbedaan yang diobservasi tersebut dalam kelompok-kelompok penelitian tidak melibatkan anak-anak yang sama untuk membuat generalisasi mengenai pola perkembangan dari sampel anak-anak yang berbeda ini mengandung risiko mencampuradukan perbedaan-perbedaan antar kelompok yang timbul dari proses sampling.
Adapun ciri-ciri dari penelitian perkembangan, yaitu:
a.       Penelitian perkembangan memusatkan perhatian pada studi mengenai variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa bulan atau beberapa tahun. Tugasnya adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan “Bagaimana pola-pola pertumbuhannya, lajunya, arahnya, perurutannya dan bagaimana berbagai faktor berhubungan satu sama lain dan mempengaruhi sifat-sifat perkembangan itu?”.
b.      Masalah sampling dalam studi longitudinal adalah kompleks karena terbatasnya subyek yang dapat diikuti dalam waktu yang lama; berbagai faktor mempengaruhi atrisi dalam studi longitudinal. Apabila soal atrisi dapat diatasi dengan pemilihan sampel pada suatu populasi yang stabil, maka hal yang demikian ini berarti memasukkan keberat sebelahan yang tak dikenal, yang berkaitan dengan popuasi yang demikian itu. Lebih dari itu, sekali dimulai, metode longitudinal tidak memungkinkan perbaikan dalam hal-hal teknis tanpa kehilangan kontinuitas metode itu. Dan akhirnya, metode ini menuntut kontinuitas staf dan bantuan biaya untuk jangka waktu yang panjang, sehingga akan tergantung kepada lembaga (biasanya universitas) dan yayasan yang dapat mempertahankan/memenuhi tuntutan yang demikian itu.
c.       Studi-studi cross-sectional biasanya meliputi subyek lebih banyak, tetapi mencandra faktor-faktor pertumbuhan yang lebih sedikit daripada studi-studi longitudinal. Walaupun metode longitudinal itu adalah satu-satunya metode langsung untuk mempelajari perkembangan manusia, namun cara pendekatan cross-selectional lebih murah dan lebih cepat karena kurun waktu yang panjang diganti oleh pengambilan sampel dari berbagai kelompok umur. Dalam metode cross-selectional soal sampling adalah rumit, karena anak-anak yang sama tidak terlibat dalam berbagai taraf umur, dan kelompok-kelompok umur yang berbeda itu mungkin tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Untuk membuat generalisasi intrinsik mengenai pola perkembangan dari sampel anak-anak dari perurutan umur ini mengandung risiko mencampuradukkan perbedaan-perbedaan antara kelompok yang timbul dari proses sampling.
d.      Studi-studi kecenderungan mengandung kelemahan bahwa faktor-faktor yang tak dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membuat kecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah. Pada umumnya, ramalan untuk masa yang panjang adalah hanya educated guess, sedang ramalan untuk waktu yang pendek lebih reliabel dan lebih valid.
Kemudian langkah-langkah pokok dalam penelitian perkembangan, yaitu:
a.       Definisikan masalahnya atau rumuskan tujuan-tujuannya.
b.      Lakukan penelaahan kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi yang ada dan memperbandingkan metodologi-metodologi penelitian, termasuk alat-alat yang telah ada dan teknik-teknik pengumpulan data yang telah dikembangkan.
c.       Rancangan cara pendekatan.
d.      Kumpulan data.
e.       Evaluasi data yang terkumpul.
f.       Susun laporan mengenai hasil evaluasi itu.
2.      Penelitian Kasus
Penelitian kasus dan penelitian lapangan bertujuan untuk mempelajari secara insentif tentang faktor-faktor yang mendukung ciri-ciri kasus yang diteliti, baik mengenai seseorang, kelompok proyek, lembaga atau suatu masyarakat. Penelitian kasus mirip dengan penelitian lapangan, perbedaannya terletak pada tujuan penelitian. Penelitian kasus cenderung lebih berfokus pada suatu kondisi sedangakan penelitian lapangan bersifat umum.
Penelitian kasus bila ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian ini hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi bila ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam. Penelitian kasus berbeda dengan strategi penelitian lainnya dalam studi kelakuan dalam beberapa hal. Penelitian kasus merupakan suatu usaha untuk mempelajari sejumlah faktor dengan membatasi jumlah kasus yang diamati. Dalampenelitian jenis lain, beberapa faktor dipelajari dalam jumlah besar sampel kasus.



Contoh penelitian kasus:
Seorang dokter atau psikolog melakukan penelitian untuk mengetahui mengapa remaja yang terlibat penyalahgunaan nakkoba banyak dialami oleh anak bungsu.
Dalam penelitian tersebut, yang diteliti hanya satu subjek yaitu penyalahgunaan narkoba yang dilakukan anak bungsu, tetapi penelitian yang dilakukan lebih mendalam berfokus kepada karakteristik-karakteristik dari anak bungsu (anak yang paling kecil dari suatu keluarga). Faktor-faktor yang ditelitinya banyak misalnya mulai dari latar belakang keluarga, lingkunga sosialnya, sifat khusus anak bungsu. Perlakuan orang tuanya atau lingkungan keluarganya dan sebagainya.
a.       Penelitian yang dilakukan terhadap suatu perguruan tinggi swasta yang tadinya mahasiswanya banyak tapi setelah ada pergantian pimpinan imput mahasiswa makin lama makin berkurang sehingga kalau tidak cepat ditanggulangi perguruan tinggi tersebut bisa ditutup.
Adapun ciri-ciri dari penelitian kasus, yaitu:
a.       Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit tersebut. Tergantung kepada tujuannya, ruang lingkup penelitian itu mungkin mencakup keseluruhan siklus kehidupan atau hanya segmen-segmen tertentu saja; studi demikian itu mungkin mengkonsentrasikan diri pada faktor-faktor khusus tertentu atau dapat pula mencakup keseluruhan faktor-faktor dan kejadian-kejadian.
b.      Dibandingkan dengan studi survei yang cenderung untuk meneliti sejumlah kecil variabel pada unit sampel yang besar, studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya.
Keunggulan dari penelitian kasus, yaitu:
a.       Penelitin-penelitian kasus terutama sangat bergun untuk informasi latar belakang guna perencanaan penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial. Karena studi yang demikian itu intensif sifatnya, studi tersebut menerangi variabel-variabel yang penting, proses-proses, dan interaksi-interaksi, yang memerlukan perhatian yang lebih luas. Penelitian kasus itu merintis dasar baru dan seringkali merupakan sumber hipotesis-hipotesis untuk penelitian lebih jauh.
b.      Data  yang diperoleh dari penelitian-penelitian kasus memberikan contoh-contoh yang  berguna untuk memberi ilustrasi mengenai penemuan-penemuan yang digeneralisasikan dengan statistik.
Kelemahan dari penelitian kasus, yaitu:
a.       Karena fokusnya yang terbatas pada unit-unit yang sedikit jumlahnya, penelitian kasus itu terbatas sifat representatifnya. Studi yang demikian itu tidak memungkinkan generalisasi kepada populasinya, sebelum penelitian lanjutan yang berfokus pada hipotesis-hipotesis tertentu dan menggunakan sampel yang layak selesai dikerjakan
b.      Penelitian kasus terutama sangat peka terhadap keberatsebelahan subjektif. Kasusnya sendiri mungkin dipilih atas dasar sifat dramatiknya dan bukan atas dasar sifat khasnya; ataukarena kasus itu cocok benar dengan konsep yang sebelumnya telah ada pada peneliti. Sejauh pendapat selektif menentukan apakah data tertentu diikutsertakan atau tidak, atau memberikan anak tinggi atay rendah, atau menempatkan data tersebut dalam konteks tertentu dan bukan pada konteks yang lain, maka interpretasi subjektif akan mempengaruhi hasilnya.
Kemudian langkah-langkah pokok penelitian kasus, yaitu:
a.       Rumuskan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Apakah yang dijadikan unit studi itu dan sifat-sifat, saling hubungan serta proses-proses yang mana yang akan menuntun penelitian?
b.      Rancangan cara pendekatannya. Bagiman unit-unit itu akan dipilih? Sumber-sumber data mana yang tersedia? Metode pengumpulan data mana yang akan digunakan?
c.       Kumpulkan data.
d.      Organisasikan data dan informasi yang diperoleh itu menjadi rekonstruksi unit studi yang koheren dan terpadu secara baik.
e.       Susunlah laporannya dengan sekaligus mendiskusikan makna hasil tersebut.
3.      Penelitian Komperatif
Metode Penelitian Komparatif/Penelitian komparatif merupakan jenis penelitian deskriptif yang berusaha mencari jawaban secara mendasar mengenai sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya maupun munculnya suatu fenomena atau kejadian tertentu. Penelitian komparatif merupakan penelitian yang sifatnya membandingkan, yang dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan 2 atau lebih sifat-sifat dan fakta-fakta objek yang diteliti berdasarkan suatu kerangka pemikiran tertentu. Penelitian komparatif biasanya digunakan untuk membandingkan antara 2 kelompok atau lebih dalam suatu variabel tertentu.Penelitian komparatif merupakan penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda. Jadi, penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.
Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, artinya data yang dikumpulkan setelah peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Expost fackto merupakan suatu penelitian emperis yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudann variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti hanya mencari satu atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data kuantitatif.
Rumusan Masalah Penelitian Komparatif yang digunakan adalah rumusan masalah komparatif. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda.
Tujuan dari penelitian komparatif menurut Dra. Aswani Sudjud (dikutip dari Suharsimi Arikunto, 2006:267) adalah untuk menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik tehadap orang lain, kelompok, terhadap suatu idea tau prosedur kerja. Dapat juga membadingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau Negara terhadap kasus, terhadap orang, terhadap peristiwa atau terhadap ide-ide.
Selain itu, penelitian komparatif juga memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
a.        Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
b.      Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tentu.
c.       Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
d.      Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Adapun Langkah-langkah pokok dalam penelitian komparatif adalah sebagai berikut :
a.       Rumuskan dan definisikan masalah.
b.       Jejaki dan teliti literature yang ada.
c.       Rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang dipakai.
d.      Buatlah rancangan penelitian
e.       Uji hipotesa, buat interpretasi terhadap hubugan dengan teknik statistic yang tepat.
f.       Buat generalisasi, kesimpulan seta implikasi kebijakan.
g.      Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
adapun kelebihan penelitian komparatif yaitu sebagai berikut:
a.       Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.
b.      Penelitian komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai hakikat fenomena: apa sesuai dengan apa, dibawah kondisi apa, dalam urutan dan pola apa, dan seterusnya.
c.       Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur secara parsial, dalam beberapa tahun belakangan, studi ini lebih banyak dipertahankan.
Disamping kelebihan yang sudah dijelaskan diatas, penelitian kausal komparatif juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
a.       Kelemahan utama desain penelitian komparatif adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.
b.      Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara aktual termasuk diantara banyak faktor dibawah penelitian.
c.       Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tapi merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan dibawah kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang ditentukan.
d.      Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari satu penyebab dalam suatu kejadian dan dari penyebab lain dari kejadian yang lain.
e.       Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana penyebab dan mana akibat mungkin sulit.
f.       Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat.
g.      Pengklasifikasian subyek kedalam kelompok dikotomi (seperti kelompok berprestasi dan kelompok tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan, penuh dengan masalah karena kategori ini adalah samar, berubah-ubah, dan bersifat sementara.
h.      Studi perbandingan dalam suatu situasi yang alamiah tidak memungkinkan pemilihan subyek penelitian yang terkontrol.




Contoh Kasus dan Judul Penelitian Komparatif:
Permasalahan:
Saat ini pengaruh IT sangat berpengaruh terhadap perkembangan intelektual seorang peserta didik. IT sangat berpengaruh apalagi dijaman modern dan maju akan pengaruh globalisasi ini.
Anak Sekolah Dasar saat ini sudah dituntut mengusai IT agar menyiapkan mereka untuk siap akan pengaruh global dan dunia pekerjaan yang nantinya akan menggunakan banyak IT.
Fasilitas sekolah sangat berpengaruh terhadap intelektual dan penguasaan IT peserta didik. Ketidaksediaan alat-alat elektronik yang berpengaruh terhadap IT ini tentunya mempengaruhi penguasaan mereka terhadap IT juga.
Pokok Masalah:
a.      Penguasaan IT siswa SDN SUKAMAJU
b.      Penguasaan IT siswa SDN SUKAMUNDUR
c.       Ketersediaan IT di SDN SUKAMAJU dan SDN SUKAMUNDUR
Rumusan Masalah:
a.       Bagaimana penguasaan IT siswa SDN Sukamaju?
b.      Bagaimana penguasaan IT siswa SDN Sukamundur?
c.       Bagaimana ketersediaan IT di SDN Sukamaju dan SDN Sukamundur?
Judul:
PERBEDAAN TINGKAT PENGUASAAN IT SISWA SDN SUKAMAJU DENGAN SISWA SDN SUKAMUNDUR BERKAITAN DENGAN KETERSEDIAAN FASILITAS IT  DI MASING-MASING SEKOLAH
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      metode pengembangan adalah penelitian lanjutan atas suatu produk atau penelitian sebelumnya agar menjadi penelitian yang lebih baik.
2.      Metode penelitian kasus adalah penelitian yang dilakukan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungn masyarakat.
3.      Metode penelitian komperatif
B.     Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis dalam meningkatkan pengetahuannya terkait dengan metode penelitian pendidikan agama islam. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.








DAFTAR PUSTAKA
Maolani, A.Rukaesih. Metodologi Penelitian Pendidikan. Cet. I; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015.
lestarysnote.blogspot.co.id/2013/10/penelitian-komparatif.html