BAB
I
PEHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering mendengar kata filsafat. Namun, apakah kita mengerti
mengenai filsafat itu sendiri? Banyak orang yang belum mengetahui makna
sesungguhnya filsafat, padahal filsafat merupakan ilmu yang sangat penting
karena merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan. Selain itu banyak pula
yang belum mengetahui mengenai ruang lingkup atau objek filsafat yang sangat
berkaitan erat terhadap pengertian filsafat itu sendiri. Sesungguhnya mengenai
objek, metode kajian, sifat dasar dan cabang-cabang filsafat semuanya memiliki
hubungan yang erat, sehingga perlu adanya pengkajian mengenai hal itu.
Filsafat sesungguhnya
mencakup seluruh ilmu pengetahuan, kemudian berkembang sedemikian rupa menjadi
semakin rasional dan sistematis. Filsafat merupakan upaya pemikiran dan
penyelidikan secara mendalam atau radikal (sampai keakar persoalan), sehingga
banyak masalah pokok yang perlu dibahas dan dipecahkan.
Maka dari itu penulis
menyusun makalah ini untuk memberi penjelasan mengenai Pengertian Filsafat, Objek Kajian Filsafat, Metode Kajian Filsafat,
Sifat Dasar Filsafat, Dan Cabang-cabang Filsafat guna memahami betapa
pentingnya mempelajari pendidikan filsafat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian
Filsafat?
2.
Apa Objek Kajian Filsafat?
3.
Bagaimana Metode
Kajian Filsafat?
4.
Apa yang Menjadi
Sifat Dasar Filsafat?
5.
Bagaimana
Cabang-cabang Filsafat?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian filsafat.
2. Untuk
mengetahui objek kajian filsafat.
3. Untuk
mengetahui metode kajian filsafat.
4. Untuk
mengetahui sifat dasar filsafat.
5. Untuk
mengetahui cabang-cabang filsafat,
D.
Manfaat
Penulisan
Filsafat merupakan
induk dari semua ilmu pengetahuan, karena filsafat adalah mencari hakikat
kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku),
maupun metafisikan (hakikat keaslian).
Manfaat mempelajari filsafat
diantaranya adalah
1. Agar
terlati berpikir serius
2. Agar
mampu memahami filsafat
3. Agar
mungkin menjadi filsafat
4. Agar
menjadi warga negara yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penegrtian
Filsafat
Kata filsafat berasal dari
kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang
berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis
yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia
yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata
tersebut lahirlah kata Inggris Philosophy yang biasanya diterjemahkan
sebagai “cinta kearifan”.
Arti kata tersebut di atas belum
memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata filsafat, sebab pengertian
“mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang filosof untuk memperoleh
kearifan atau kebijaksanaan itu. Menurut pengertian yang lazim berlaku di Timur
(Tiongkok atau di India), seseorang disebut filosof bila dia telah mendapatkan atau telah
meraih kebijaksanaan. Sedangkan menurut pengertian yang lazim berlaku di Barat,
kata “mencintai” tidak perlu meraih kebijaksanaan, karena itu yang disebut
filosof atau “orang bijaksana” mempunyai pengertian yang berbeda dengan
pengertian di Timur[1].
Filsafat dikatakan sebagai ilmu karena
filsafat mengandung empat pertanyaan ilmiah yaitu: bagaimana, mengapa, kemana,
dan apa. Pertanyaan bagaimana mengandung
sifat yang dapat ditangkap atau tampak oleh indra, jawaban yang diperoleh
bersifat deskriptif. Pertanyaan mengapa mengandung
sebab (asal mula) suatu objek, jawaban yang diperoleh bersifat kuasalitas.
Pertanyaan kemana menanyakan tentang
apa yang terjadi di masa lampau, sekarang dan yang akan datang, pengetahuan
yang diperoleh adalah pengetahuan yang timbul dari hal yang selalu berulang dan
dapat dijadiakan sebagai pedoman, pengetahuan yang terkandung dalam adat
istiadat dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dan pengetahuan yang
timbul dari pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu hal yang dijadiakan
pegangan. Pertanyaan apakah menanyakan
tentang hakekat atau inti mutlak dari suatu hal, jawaban yang diperoleh
mengetahui hal-hal yang sifatnya sangat umum, universal dan abstrak[2].
Pengertian
filsafat dapat dipandang dari dua segi: Pertama, filsafat dilihat dari
segi hasil pengetahuan. Kedua, filsafat dilihat dari segi aktivitas budi
manusia. Dilihat dari segi pengetahuan, filsafat adalah jenis pengetahuan yang berusaha mencari hakikat dari segala sesuatu
yang ada. Dilihat dari segi aktivitas budi manusia filsafat
adalah metode atau cara yang radikal
hendak mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.
Ada
beberapa definisi yang telah diberikan oleh pemikir atau filosof :
§ Plato (427 SM – 348 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli.”
§ Aristoteles (382 SM – 322 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu – ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.”
§ Al Farabi (870 M – 950 M) “Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam
maujud bagaimana hakekatnya yang sebenarnya.”
§ Descartes (1590 M – 1650 M) “Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan
di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.”
§ Immanuel Kant (1724 M – 1804 M) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup di dalamnya
beberapa persoalan:
a.
Apakah
yang dapat kita ketahui? (Jawabnya : Metafisika)
b.
Apakah
yang harus kita kerjakan? (Jawabnya : Etika)
c.
Sampai
dimanakah harapan kita? (Jawabnya : Agama)
d.
Apakah
yang dinamakan manusia? (jawabnya : Antropologi)
§ Harun Nasution :“Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika)
dan bebas (tidak terikat tradisi, agama atau dogma) dan dengan sedalam –
dalamnya sehingga sampai ke dasar – dasar (akar) persoalan.”
§ Al-Kindi : dikalangan kaum muslimin, orang yang pertama memberikan
pengertian filsafat dan lapangnya adalah Al-Kindi, ia membagi filsafat 3 bagian
:
a.
Thabiiyyat
(ilmu fisika) sebagai sesuatu yang berbenda
b.
Al-ilm-al-rriyadli
(matematika) terdiri dari ilmu hitung, teknik, astronomi, dan musik,
berhubungan dengan benda tapi punya wujud sendiri
c.
Ilm
al-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)
§ Ibnu Sina : Pembagian filsafat bagi Ibnu Sina pada pokoknya tidak berbeda
dengan pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dari filsafat praktis.
Filsafat Ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah :
a.
Ilmu
tentang turunnya wahyu dan makhluk – makhluk rohani yang membawa wahyu itu,
dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dari sesuatu yang
bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan didengar.
§ Ilmu akherat (Ma’ad atau kebangkitan) antara lain memperkenalkan kepada
kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya akan tetapi rohnya, maka
roh yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.
§ I.R. Poedjaeijatna : “Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang sedalam
– dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.”
§ W.M. Bakker SY. : “Filsafat adalah refleksi rasionil (fikr, nazar,
ma’rifat, ra’y) atas keseluruhan kwadaan untuk mencapai hakekat dan memperoleh
hikmah.
§ Hasbullah Bakry : “Ilmu Filsafat ialah ilmu yang menyelidiki, segala
sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat
dicapai manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu[3].
B. Objek Kajian Filsafat
Seperti ilmu pengetahuan lainnya, filsafat
juga mempunyai objek kajian yang meliputi objek materi dan objek forma.
Objek Materi dan Objek Forma
Filsafat:
1. Objek Materi
Filsafat, yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan).
Atau segala sesuatu yang ada. “Ada” di sini mempunyai tiga pengertian, yaitu
ada dalam kenyataan, pikiran, dan kemungkinan[4].Pengertian
lain adalah segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat, segala sesuatu yang dimasalahkan oleh atau
dalam filsafat, terdapat tiga persoalan pokok:
(a) Hakikat Tuhan
(b) Hakikat Alam
(c) Hakikat
Manusia
2.
Objek Forma Filsafat, yaitu sudut
pandang (point of view), dari mana hal atau bahan tersebut dipandang.
Atau Objek Forma Filsafat adalah menyeluruh secara umum. Menyeluruh di sini
berarti bahwa filsafat dalam memandangnya dapat mencapai hakikat (mendalam),
atau tidak ada satu pun yang berada di luar jangkauan pembahasan filsafat.
Pengertian lain menyebutkan bahwa Objek Forma Filsafat adalah usaha mencari
keterangan secara radikal (sedalam – dalamnya sampai ke akar – akarnya) tentang
objek materi filsafat[5].
Penyelidikan
dan Pembagian Filsafat Menurut Objeknya
Dalam buku Filsafat Agama: Titik Temu
Akal dengan Wahyu karangan Dr. H. Hamzah Ya’qub dikatakan bahwa objek
filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya. Di sinilah diketahui bahwa
sesuatu yang ada atau yang berwujud inilah yang menjadi penyelidikan dan
menjadi pembagian filsafat menurut objeknya ialah:
a. Ada Umum
Menyelidiki apa yang ditinjau secara umum. Dalam realitanya terdapat
bermacam-macam yang kesemuanya mungkin adanya. Dalam bahasa Erops, Ada Umum ini
disebut “Ontologia” yang berasal dari
kata Yunani “Onontos” yang berarti
ada dan dalam bahasa arab sering menggunakan Untulugia dan ilmu kainat.
b.
Ada Mutlak
Adalah
sesuatu yang secara mutlak yakni zat yang wajib adanya, tidak tergantung kepada
apa dan siapapun juga. Adanya tidak berpermulaan dan tidak berpenghabisan dan
harus terus ada, karena adanya dengan pasti. Ia merupakan asal segala sesuatu.
Ini disebut Tuhan. Dalam bahasa Yunani disebut “Theodicea” dan dalam bahasa arab “Ilah atau Allah.
c.
Comologia
Coologia yaitu
filsafat yang mencari hakikat alam, dipelajari apakah sebenarnya alam dan
bagaimanakah hubungannya dengan Ada Mutlak.
Cosmologia ini ialah filsafat alam yang
menerangkan bahwa adanya alam adalah tidak mutlak, alam dan isinya adanya itu
karena dimungkinkan Allah. Ada tidak mutlak, mungkin ada dan mungkin lenyap
sewaktu-waktu pada suatu masa.
d.
Antropologia
Antropolgia
(Filsafat Manusia), karena manusia termasuk ada yang tidak mutlak, maka juga
menjadi objek pembahasan. Apakah manusia itu sebenarnya, apakah
kemampuan-kemampuannya dan apakah pendorong tindakannya. Semua ini diselidiki
dan dibahas dalam Antropolgia.
e.
Etika
Etika adalah
filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia. Betapakah tingkah laku manusia
yang dipandang baik dan buruk serta tingkah laku manusia mana yang
membedakannya dengan lain-lain makhluk.
f.
Logika
Logika ialah
filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal budi adalah yang terpenting dalam penyelidikan manusia
untuk mengetahui kebenaran. Tanpa kepastian tentang logika, maka semua
penyelidikan tidak mempunyai kekuatan dasar. Tegasnya tanpa akal budi maka
tidak akan ada penyelidikan. Oleh karena itu, dipersoalkan apakah manusia
mempunyai akal budi dan dapatkah akal budi itu mencari kebenaran. Dengan segera
timbul pula soal, apakah kebenaran itu dan sampai dimanakah kebenaran dapat
ditangkap oleh akal budi manusia. Maka penyelidikan akal budi itu disebut Filsafat Akal Budi atau Logika. Penyelidikan bahan dan aturan
brpikir disebut ilogica minor, adapun
yang menyelidiki isi berpikir disebut logica
mayor. Filsafat akal budi ini
disebut Epistimologi dan ada pula yang menyebut Critia, sebab akal yang menyelidiki akal.
Adapun objek Filsafat Islam ialah objek kajian filsafat pada
umumnya yaitu realitas, baik yang material maupun yang ghaib. Perbedaanya
terletak pada subjek yang mempunyai komitmen
Qur’anik. Dalam hubungan ini objek kajian filsafat dalam tema besar adalah
Tuhan, alam, manusia dan kebudayaan. Tema besar itu hendaknya dapat dijabarkan
lebih spesifik sesuai dengan
perkembangan zaman, sehingga dapat ditarik benang merah dari perkembangan
sejarah pemikiran kefilsafatan yang hingga sekarang. Setiap zaman mempunyai
semangatnya sendiri-sendiri[6].
C. Metode Kajian Filsafat
Kata metode berasal dari kata Yunani
methods, sambungan kata depan meta (ialah menuju, melalui, mengikuti, sesudah)
dan kata benda hodos (ialah jalan perjalanan, cara, arah, kata methodos sendiri
berarti penelitian. Metode ilmiah, hipoteses ilmiah, uraian ilmiah. Metode
inilah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu[7].
Metode filsafat ilmu diantaranya
adalah
§ Metode
Kritis : Metode yang menganalisa istilah dan pendapat yang menjelaskan
keyakinan dan memperlihatkan pertentangan.
§ Metode
Intuitif : Metode yang menggunakan jalan pembauran antara kesadaran dan proses
perubahan untuk mencapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.
§ Metode
Skolastik : Metode bersifat sintesis-deduktif yang bertitik tolak dari
definisi-definisi yang jelas untuk dapat menarik kesimpulan-kesimpulan.
§ Metode
Matematis : Metode yang menganalisa mengenai hal-hal kompleks yang dicapai
intuisi akan hakikat-hakikat sederhana dan dari hakikat-hakikat itu
dideduksikan secara matematis segala pengertian lainnya.
§ Metode
Empiris : Metode yang menggunakan pengalaman-pengalaman nyata untuk kemudian
disusun bersama secara geometris.
§ Metode
Transendental : Metode yang bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu
dengan jalan analisis yang disertai syarat-syarat tertentu.
§ Metode
Dialektis : Metode yang mengikuti dinamika pikiran atau alam sendiri, menurut
triade tesis dan antitesis dicapai hakikat kenyataan.
§ Metode
Fenomenologis : Metode yang menggunakan jalan beberapa pemotongan sistematis
refleksi atas fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat.
§ Metode
Neopositifitis : Metode yang memahami kenyataan menurut hakikatnya dengan jalan
mempergunakan aturan-aturan pada ilmu pengetahuan positif.
§ Metode
Analitika Bahasa : Metode yang menggunakan jalan analisis pemakaian bahasa
sehari-hari yang ditentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofi[8].
D. Sifat Dasar Filsafat
Sisat dasar filsafat diantaranya
adalah
1.
Berpikir radikal
2.
Berpikir rasional (tahu dan paham
dengan akal budi)
3.
Mencari asaa
4.
Mencari kebenaran
5.
Mencari kejelasa[9].
Sifat dasar filsafat terdiri dari
lima bagian
1.
Berfikir radikal
Berfilsafat artinya berpikir secara radikal. Filsuf adalah pemikir yang
radikal. Pemikir yang radikal tidak pernah terpaku hanya pada satu
fenomenatertenti, ia tidak akan berhenti pada satu jawaban tertentu.dengan berfikir
radikal, filsafat berupaya untuk menemukan jawaban dari akar permasalahn yang
ada.
Filsafat berupaya mencari hakikat yang sesungguhnya dari segala sesuatu.
Berpikir radikal bukan berarti hendak mengubah, membuang, atau
menjungkirbalikkan segala sesuatu, melainkan berupaya berpikir secara mendalam,
untuk mencari akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radiakal justru
berupaya memperjelas realita melalui penemuan serta pemahaman akan akar
realitas itu sendiri. Filsafat bukan hanya mengacu kepada bagian tertentu dari
realitas akan tetapi berupaya mencari keseluruhan.
2.
Berpikir rasional, artinya berpikir
secara logis, sistematis dan kritis.
Berpikir logis adalah bukan sekedar menggapai penegrtian-pengertian yang
dapatditerima oleh akalsehat akan tetapi juga agar sanggup menarik kesimpulan
danmengambil keputusan yang dapat dan benar dari premis-premis yang digunakan.
Berpikir logis juga menuntut pemikiran yang sistematis. Pemikiran yang
sistematis adalah eangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau
saling berkaitan secara logis. Tanpa sisertai pemikiran yang logis-sistematis
dan koheren tidak mungkin dicapai kebenaan yang bisa dipertanggungjawabkan.
Berpikir kritis artinya menjaga kemauan untuk terus menerus mengevaluasi
argumentasi yang mengklaim dirinyaadalah benar. Seseorang yang berpikir kritis
tidak akan mudah meyakini suatu kebenaran begitu saja tanpa dasar menguji
keabsahan kebenaran tersebut.
3.
Mencari asas
Dalam memandang keseluruhan realitas filsafat senantiasa berusaha mencari
asas yang paling hakiki dari keselueuhan realitas. Mencari asas berarti
berupaya menemukan sesuatu yang menjadi esensi realitas. Dengan menemukan
esensi suatu realitas, realitas tersebut dapat diketahui dengan pasti dan
menjadi jelas.
4.
Mencari kebenaran
Filusuf pada dasarnya adalah seorang pemburu kebenaran yang diburunya
merupakan kebenaran hakikat tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat
dipersoalkan, maka dapat dikatakan bahwa berfilsafat artinya memburu kebenaran
tentang segala sesuatu. Yang namanya kebenaran itu sendiri harus bisa
dipertanggungjawabkan. Artinya, kebenaran harus selalu terbuka untuk
dipersoalkan kembali dan diuji demi meraih kebenaran yang lebih pasti. Oleh
karenya dapat dikatakan bahwa kebenaran dalam artian filsafat tidak pernah
bersifat mutlakdan final akan tetapi selau bergerak dari satu kebenaran menuju
kebenaran baru yang lebih pasti.
5.
Mencari kejelasan
Filsafat muncul sala satunya disebabkan karena adanya keraguan. Untuk
mengatasi keraguan tersebut maka dibutuhkan yang namanya kejelasan. Ada filsuf
yang mengatakan bahwa filsafat artinya berupaya mendapatkan kejelasan dan
penjelasan mengenai seluruh realitas[10].
E. Cabang-Cabang Filsafat
Pada tahap awal kelahiran filsafat
sesungguhnya mencakup seluruh ilmu pengetahuan, kemudian berkembang sedemikian
rupa menjadi semakin rasional dan sestematis. Seiring dengan perkembangan itu,
wilayah pengethuan menusia semakin luas dan bertambah banyak, tetapi juga
semakin mengkhusus atau spesifik. Lalu lahirlah disiplin ilmu pengetahuan yang
satu persatu mulai memusahkan diri dari filsafat.
Aristoteles membagi filsafat kepada tiga bidang studi,
yaitu:
1.
Filsafat spekulatif atau teoretis,
yakni suatu cabang filsafat yang bersifat obyektif. Termasuk di dalamnya adalah
filsafat metafisika, biopsikologi dan sebagainya. Tujuan utama filsafat ini
adalah pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri.
2.
Filsafat praktis, yakni filsafat
yang memberi petunjuk dan pedoman bagi tingkah laku manusia yang baik dan
sebagai mana mestiya, termasuk di dalamnya adalah etika dan politik. Sasaran
terpenting bagi filsafat praktis ini adalah membentik sikap dan perilaku yang
akan memampukan manusia untuk bertindak dalam terang pengetahuan itu.
3.
Filsafat produktif, yaitu
pengetahuan atau filsafat yang membimbing dan menuntun manusia menjadi
produktif lewat suatu keterampilan khusus, termasuk di dalamnya adalah kritik
sastra, retorika dan estetika. Adapun sasaran utama yang hendak dicapai lewat
filsafat ini adalah agar manusia sanggup menghasilkan sesuatu, baik secara
teknis maupun secara puitis dalam terang pengetahuan yang benar.
Sementara
Will Durant membagi studi filsafat kepada lima cabang, yaitu:
1.
Logika, yakni studi tentang metode
berpikir dan metode penelitian ideal, yang terdiri dari observasi, intropeksi,
deduksi dan induksi, hipotesis dan eksperimen serta analisis dan sintesis.
2.
Estetika atau disebut juga filsafat
seni, yakni filsafat yang membahas tentang bentuk ideal dan keindahan.
3.
Etika, yaitu filsafat tentang studi
perilaku ideal.
4.
Politika, yaitu studi tentang
organisasi sosial yang ideal, yakni tentang monarki, aristokrasi, anarkisme dan
sebagainya.
5.
Metafisika, metafisikan ini terdiri
dari ontologi, filsafat psikologi dan epitemologi.
Masih banyak
lagi pembagian filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf, namun pada umumnya
sekarang dibagi pada enam cabang utama yaitu:
1.
Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang bersangkut
paut dengan teori pengetahuan.epistemologi adalah bidang studi filsafat yang
mempersoalkan hal-ihwal pengetahuan yang meliputi antar lain bagaimana
memperoleh pengetahuan, sifat hakikat pengetahuan dan kebenaran pengetahuan.
Dari persoalan-persoalan yang dikemuakakan oleh epistemilogi itu terkandung
nilai, yaitu berupa jalan atau metode penyelidikan kearah tercapainya
pengetahuan yang benar.
Dalam rumusan yang lebih rinci disebutkan bahwa
epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam
dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur, metode dan validasi pengetahuan. Jadi, pernyataan
mengenai apakah obyek kajian ilmu dan seberapa jauh tingkat kebenaran yang bisa
dicapainya serta kebenaran obyektif, subyektif absolut dan relatif merupaka
lingkup dan medan kajian epistemologi.
2.
Metafisika
Istilah metafisika berasal dari bahasa Yunani, yang
terdiri dari kata meta dan physika. Meta berarti sesudah, selain atau sebaiknya
dan physika berarti nyata atau alam.
Jadi metafisika dapat diartikan dibalik alam semesta atau selain yang nyata.
Ditinjau dari sgi filsafat secara menyeluruh, metafisika adalah ilmu yang
memikirkan atau membahas hakiakt sesuatu dibalik alam nyata. Metafisika
biasanya dibagi menjadi;
a.
Metafisika umum atau ontologi
Membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan
sekaligus. Pembahasan itu dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi
yang sesungguhnya dari penampakkan atau penampilan eksistensi itu. Dalam hal
ini ada tiga teori ontologi yang terkenal, yaitu idealisme, materialisme,
dualisme.
b.
Metafisika khusus
Kosmologi :
pembicaraan atau ilmu tentang alam semesta dan ketertiban yang paling
fundamental dari seluruh realitas.
Teori metafisik :
mempersoalkan eksistensi Tuhan, yang dibahas secara terlepas dari kepercayaan
agama.
c.
Filsafat antropologi
Filsafat antropologi adalah bagian metafisika khusus,
yang berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan sebagaimana adanya, baik
menyangkut esensi, eksistensi, status maupun relasi-relasinya.
3.
Logika
Logika adalah istilah yang dibentuk dari bahasa Yunani
logikos yang berasal dari kata benda logos, artinya sesuatu yang diutarakan,
suatu pertimbangan akal pikiran, percakapan dan bahasa. Jadi secara etimologi
logika berarti suatu pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Dengan demikian bahwa logika adalah ilmu pengetahuan
dan kecakapan untuk berpikir lirus (tepat).
Logika adalah cabang filsafat yang menyusun,
mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal dan
prosedur-prosedur normatif serta kriteria yang shahih bagi penalaran dan
penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapaat dipertanggungjawabkan secara
rasional.
Logika terbagi kepada beberapa macam, antara lain
logika naturalis, logika ilmiah, logiak artificialis atau tradisional seta
logika firmal dan logika material.
4.
Etika
Etika (dalam Islam dikenal akhlak) adalah ilmu yang
membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami
oleh pikiran manusia. Mempelajari etika bertujuan untuk mendapatkan konsep yang
sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu
tgertentu. Etika biasanya disebut ilmu pengetahuan normatif, sebab etika menetapkan
ukuran bagi perbuatan manusia dengan penggunaan norma tentang baik dan buruk.
5.
Estetika
Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan
masalaa seni (art) dan keindahan (beauty). Estetika merupakan studi filsafat
yang mempersoalkan atau menkaji hal-ikhwal nilai keindahan[11].
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Pengertian
filsafat dapat dipandang dari dua segi: Pertama, filsafat dilihat dari
segi hasil pengetahuan. Kedua, filsafat dilihat dari segi aktivitas budi
manusia. Dilihat dari segi pengetahuan, filsafat adalah jenis pengetahuan yang berusaha mencari hakikat dari segala sesuatu
yang ada. Dilihat dari segi aktivitas budi manusia filsafat
adalah metode atau cara yang radikal
hendak mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.
2.
Filsafat mempunyai objek kajian yang
meliputi objek materi dan objek forma.
3.
Metode filsafat diantaranya adalah
§ Metode
Kritis
§ Metode
Intuitif
§ Metode
Skolastik
§ Metode
Matematis
§ Metode
Empiris
§ Metode
Transendental
§ Metode
Dialektis
§ Metode
Fenomenologis
§ Metode
Neopositifitis
§ Metode
Analitika Bahasa
4.
Sisat dasar filsafat diantaranya
adalah
·
Berpikir radikal
·
Berpikir rasional (tahu dan paham
dengan akal budi)
·
Mencari asas
·
Mencari kebenaran
·
Mencari kejelasa
5.
Will Durant membagi studi filsafat
kepada lima cabang, yaitu
·
Logika, yakni studi tentang metode
berpikir dan metode penelitian ideal, yang terdiri dari observasi, intropeksi,
deduksi dan induksi, hipotesis dan eksperimen serta analisis dan sintesis.
·
Estetika atau disebut juga filsafat
seni, yakni filsafat yang membahas tentang bentuk ideal dan keindahan.
·
Etika, yaitu filsafat tentang studi
perilaku ideal.
·
Politika, yaitu studi tentang
organisasi sosial yang ideal, yakni tentang monarki, aristokrasi, anarkisme dan
sebagainya.
·
Metafisika, metafisikan ini terdiri
dari ontologi, filsafat psikologi dan epitemologi.
B. Saran
Dengan terselesainya makalah ini, diharapkan manusia mulai berfilsafat,
maksudnya berpikir dengan teliti dan teratur untuk memecahkan problem-problem
dan memandang permasalahannya dari sudut yang hakiki. Maka dari itu pada
hakekatnya, filsafat mengemukakan pandangan-pandangan yang bersifat akar dari
ilmu yang lain. Namun disamping itu antara ilmu filsafat dan ilmu-ilmu lain
terdapat kesamaan-kesamaan sifat, yaitu bahwa semuanya tertarik pada
pengetahuan dan masing-masing adalah lapangan yang mengadakan pemeriksaan dan
penemuan, mempunyai objek, metode penelitian dan sistem. Sehingga filsafat
merupakan induk dari pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi,
Asmoro. Filsafat Umum; Jakarta:
Rajawali Prees,2010.
Putra,
Suhartono Taat. Filsafat Ilmu;
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Http://chan22.blogspot.com/2013/10/Pengertian-filsafat-serta-objek-ruang.html (Selasa, 27 Oktober
2014).
Http://objekfilsafat.blogspot.com/2013/06/objek-filsafat.html (Selasa, 27
Oktober 2014).
Http://www.slideshare.net/omabeeb/makalah-filsafat-umum,
(Selasa, 27 Oktober 2014).
Http://adelaistanto.blogspot.com/2013/01/filsafat-objek-filsafat-ilmu.html,
(Selasa, 27 Oktober 2014).
Http://ayinosa31.wordpres.com/2010/03/29/ciri-ciri-sifat-dasar-filsafat.html
(Minggu, 02 November 2014).
Http;//kajed-alhikmahkajen.blogspot.com/2010/07/filsafat.html
(Minggu, 02 November 2014).
Http://atumaryamiraqiyah.wordpress.com/makalah.html
(Minggu, 02 November 2014)
[1]
Channie,Pengertian Filsafat serta Objek
dan Ruang Lingkup Filsafat, Http://chan22.blogspot.com/2013/10/Pengertian-filsafat-serta-objek-ruang.html
(Selasa, 27 Oktober 2014)
[6]
Khabib Mustofa,Objek Filsafat, Http://objekfilsafat.blogspot.com/2013/06/objek-filsafat.html
(Selasa, 27 Oktober 2014)
[7]
Khabib Mustofa,Filsafat Umum, http://www.slideshare.net/omabeeb/makalah-filsafat-umum,
(Selasa, 27 Oktober 2014)
[8]
Catur Yudha Susilaaji,Metode Filsafat
Ilmu, http://adelaistanto.blogspot.com/2013/01/filsafat-objek-filsafat-ilmu.html,
(Selasa, 27 Oktober 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar