Salam Hidup Penuh Berkah

Selasa, 10 November 2015

makalah: tentang pengertian filsafat

BAB I
PEHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata filsafat. Namun, apakah kita mengerti mengenai filsafat itu sendiri? Banyak orang yang belum mengetahui makna sesungguhnya filsafat, padahal filsafat merupakan ilmu yang sangat penting karena merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan. Selain itu banyak pula yang belum mengetahui mengenai ruang lingkup atau objek filsafat yang sangat berkaitan erat terhadap pengertian filsafat itu sendiri. Sesungguhnya mengenai objek, metode kajian, sifat dasar dan cabang-cabang filsafat semuanya memiliki hubungan yang erat, sehingga perlu adanya pengkajian mengenai hal itu.
Filsafat sesungguhnya mencakup seluruh ilmu pengetahuan, kemudian berkembang sedemikian rupa menjadi semakin rasional dan sistematis. Filsafat merupakan upaya pemikiran dan penyelidikan secara mendalam atau radikal (sampai keakar persoalan), sehingga banyak masalah pokok yang perlu dibahas dan dipecahkan.
Maka dari itu penulis menyusun makalah ini untuk memberi penjelasan mengenai Pengertian Filsafat, Objek Kajian Filsafat, Metode Kajian Filsafat, Sifat Dasar Filsafat, Dan Cabang-cabang Filsafat guna memahami betapa pentingnya mempelajari pendidikan filsafat.


B.       Rumusan Masalah
1.    Apa Pengertian Filsafat?
2.    Apa  Objek Kajian Filsafat?
3.    Bagaimana Metode Kajian Filsafat?
4.    Apa yang Menjadi Sifat Dasar Filsafat?
5.    Bagaimana Cabang-cabang Filsafat?
C.      Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian filsafat.
2.    Untuk mengetahui objek kajian filsafat.
3.    Untuk mengetahui metode kajian filsafat.
4.    Untuk mengetahui sifat dasar filsafat.
5.    Untuk mengetahui cabang-cabang filsafat,
D.      Manfaat Penulisan
Filsafat merupakan induk dari semua ilmu pengetahuan, karena filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisikan (hakikat keaslian).
Manfaat mempelajari filsafat diantaranya adalah
1.      Agar terlati berpikir serius
2.      Agar mampu memahami filsafat
3.      Agar mungkin menjadi filsafat
4.      Agar menjadi warga negara yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Penegrtian Filsafat
 Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris Philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”.
 Arti kata tersebut di atas belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang filosof untuk memperoleh kearifan atau kebijaksanaan itu. Menurut pengertian yang lazim berlaku di Timur (Tiongkok atau di India), seseorang disebut filosof  bila dia telah mendapatkan atau telah meraih kebijaksanaan. Sedangkan menurut pengertian yang lazim berlaku di Barat, kata “mencintai” tidak perlu meraih kebijaksanaan, karena itu yang disebut filosof atau “orang bijaksana” mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengertian di Timur[1].
 Filsafat dikatakan sebagai ilmu karena filsafat mengandung empat pertanyaan ilmiah yaitu: bagaimana, mengapa, kemana, dan apa. Pertanyaan bagaimana mengandung sifat yang dapat ditangkap atau tampak oleh indra, jawaban yang diperoleh bersifat deskriptif. Pertanyaan mengapa mengandung sebab (asal mula) suatu objek, jawaban yang diperoleh bersifat kuasalitas. Pertanyaan kemana menanyakan tentang apa yang terjadi di masa lampau, sekarang dan yang akan datang, pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan yang timbul dari hal yang selalu berulang dan dapat dijadiakan sebagai pedoman, pengetahuan yang terkandung dalam adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dan pengetahuan yang timbul dari pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu hal yang dijadiakan pegangan. Pertanyaan apakah menanyakan tentang hakekat atau inti mutlak dari suatu hal, jawaban yang diperoleh mengetahui hal-hal yang sifatnya sangat umum, universal dan abstrak[2].
Pengertian filsafat dapat dipandang dari dua segi: Pertama, filsafat dilihat dari segi hasil pengetahuan. Kedua, filsafat dilihat dari segi aktivitas budi manusia. Dilihat dari segi pengetahuan, filsafat adalah jenis pengetahuan yang berusaha mencari hakikat dari segala sesuatu yang ada. Dilihat dari segi aktivitas budi manusia filsafat adalah metode atau cara yang radikal hendak mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.
Ada beberapa definisi yang telah diberikan oleh pemikir atau filosof :
§  Plato (427 SM – 348 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.”
§  Aristoteles (382 SM – 322 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.”
§  Al Farabi (870 M – 950 M) “Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakekatnya yang sebenarnya.”
§  Descartes (1590 M – 1650 M) “Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.”
§  Immanuel Kant (1724 M – 1804 M) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup di dalamnya beberapa persoalan:
a.       Apakah yang dapat kita ketahui? (Jawabnya : Metafisika)
b.      Apakah yang harus kita kerjakan? (Jawabnya : Etika)
c.       Sampai dimanakah harapan kita? (Jawabnya : Agama)
d.      Apakah yang dinamakan manusia? (jawabnya : Antropologi)
§  Harun Nasution :“Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan bebas (tidak terikat tradisi, agama atau dogma) dan dengan sedalam – dalamnya sehingga sampai ke dasar – dasar (akar) persoalan.”
§  Al-Kindi : dikalangan kaum muslimin, orang yang pertama memberikan pengertian filsafat dan lapangnya adalah Al-Kindi, ia membagi filsafat 3 bagian :
a.       Thabiiyyat (ilmu fisika) sebagai sesuatu yang berbenda
b.      Al-ilm-al-rriyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung, teknik, astronomi, dan musik, berhubungan dengan benda tapi punya wujud sendiri
c.       Ilm al-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)
§  Ibnu Sina : Pembagian filsafat bagi Ibnu Sina pada pokoknya tidak berbeda dengan pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dari filsafat praktis. Filsafat Ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah :
a.       Ilmu tentang turunnya wahyu dan makhluk – makhluk rohani yang membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dari sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan didengar.
§  Ilmu akherat (Ma’ad atau kebangkitan) antara lain memperkenalkan kepada kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya akan tetapi rohnya, maka roh yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.
§  I.R. Poedjaeijatna : “Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang sedalam – dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.”
§  W.M. Bakker SY. : “Filsafat adalah refleksi rasionil (fikr, nazar, ma’rifat, ra’y) atas keseluruhan kwadaan untuk mencapai hakekat dan memperoleh hikmah.
§  Hasbullah Bakry : “Ilmu Filsafat ialah ilmu yang menyelidiki, segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu[3].
B.       Objek Kajian Filsafat
 Seperti ilmu pengetahuan lainnya, filsafat juga mempunyai objek kajian yang meliputi objek materi dan objek forma.
Objek Materi dan Objek Forma Filsafat:
1.      Objek Materi Filsafat, yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan). Atau segala sesuatu yang ada. “Ada” di sini mempunyai tiga pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran, dan kemungkinan[4].Pengertian lain adalah segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat,  segala sesuatu yang dimasalahkan oleh atau dalam filsafat, terdapat tiga persoalan pokok:
(a)   Hakikat Tuhan                                        
(b)  Hakikat Alam                              
(c) Hakikat Manusia
2.      Objek Forma Filsafat, yaitu sudut pandang (point of view), dari mana hal atau bahan tersebut dipandang. Atau Objek Forma Filsafat adalah menyeluruh secara umum. Menyeluruh di sini berarti bahwa filsafat dalam memandangnya dapat mencapai hakikat (mendalam), atau tidak ada satu pun yang berada di luar jangkauan pembahasan filsafat. Pengertian lain menyebutkan bahwa Objek Forma Filsafat adalah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam – dalamnya sampai ke akar – akarnya) tentang objek materi filsafat[5].
      Penyelidikan dan Pembagian Filsafat Menurut Objeknya
Dalam buku Filsafat Agama: Titik Temu Akal dengan Wahyu karangan Dr. H. Hamzah Ya’qub dikatakan bahwa objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya. Di sinilah diketahui bahwa sesuatu yang ada atau yang berwujud inilah yang menjadi penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat menurut objeknya ialah:
a.       Ada Umum
Menyelidiki apa yang ditinjau secara umum. Dalam realitanya terdapat bermacam-macam yang kesemuanya mungkin adanya. Dalam bahasa Erops, Ada Umum ini disebut “Ontologia” yang berasal dari kata Yunani “Onontos” yang berarti ada dan dalam bahasa arab sering menggunakan Untulugia dan ilmu kainat.
b.       Ada Mutlak
Adalah sesuatu yang secara mutlak yakni zat yang wajib adanya, tidak tergantung kepada apa dan siapapun juga. Adanya tidak berpermulaan dan tidak berpenghabisan dan harus terus ada, karena adanya dengan pasti. Ia merupakan asal segala sesuatu. Ini disebut Tuhan. Dalam bahasa Yunani disebut “Theodicea” dan dalam bahasa arab “Ilah atau Allah.

c.       Comologia
Coologia yaitu filsafat yang mencari hakikat alam, dipelajari apakah sebenarnya alam dan bagaimanakah hubungannya dengan Ada Mutlak. Cosmologia ini ialah filsafat alam yang menerangkan bahwa adanya alam adalah tidak mutlak, alam dan isinya adanya itu karena dimungkinkan Allah. Ada tidak mutlak, mungkin ada dan mungkin lenyap sewaktu-waktu pada suatu masa.
d.      Antropologia
Antropolgia (Filsafat Manusia), karena manusia termasuk ada yang tidak mutlak, maka juga menjadi objek pembahasan. Apakah manusia itu sebenarnya, apakah kemampuan-kemampuannya dan apakah pendorong tindakannya. Semua ini diselidiki dan dibahas dalam Antropolgia.
e.       Etika
Etika adalah filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia. Betapakah tingkah laku manusia yang dipandang baik dan buruk serta tingkah laku manusia mana yang membedakannya dengan lain-lain makhluk.
f.        Logika
Logika ialah filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal budi adalah yang terpenting dalam penyelidikan manusia untuk mengetahui kebenaran. Tanpa kepastian tentang logika, maka semua penyelidikan tidak mempunyai kekuatan dasar. Tegasnya tanpa akal budi maka tidak akan ada penyelidikan. Oleh karena itu, dipersoalkan apakah manusia mempunyai akal budi dan dapatkah akal budi itu mencari kebenaran. Dengan segera timbul pula soal, apakah kebenaran itu dan sampai dimanakah kebenaran dapat ditangkap oleh akal budi manusia. Maka penyelidikan akal budi itu disebut Filsafat Akal Budi atau Logika. Penyelidikan bahan dan aturan brpikir disebut ilogica minor, adapun yang menyelidiki isi berpikir disebut logica mayor. Filsafat akal budi ini disebut Epistimologi dan ada pula yang menyebut Critia, sebab akal yang menyelidiki akal.
Adapun objek Filsafat Islam ialah objek kajian filsafat pada umumnya yaitu realitas, baik yang material maupun yang ghaib. Perbedaanya terletak pada subjek yang mempunyai komitmen Qur’anik. Dalam hubungan ini objek kajian filsafat dalam tema besar adalah Tuhan, alam, manusia dan kebudayaan. Tema besar itu hendaknya dapat dijabarkan lebih spesifik sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga dapat ditarik benang merah dari perkembangan sejarah pemikiran kefilsafatan yang hingga sekarang. Setiap zaman mempunyai semangatnya sendiri-sendiri[6].
C.      Metode Kajian Filsafat
Kata metode berasal dari kata Yunani methods, sambungan kata depan meta (ialah menuju, melalui, mengikuti, sesudah) dan kata benda hodos (ialah jalan perjalanan, cara, arah, kata methodos sendiri berarti penelitian. Metode ilmiah, hipoteses ilmiah, uraian ilmiah. Metode inilah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu[7].
Metode filsafat ilmu diantaranya adalah
§  Metode Kritis : Metode yang menganalisa istilah dan pendapat yang menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan.
§  Metode Intuitif : Metode yang menggunakan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan untuk mencapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.
§  Metode Skolastik : Metode bersifat sintesis-deduktif yang bertitik tolak dari definisi-definisi yang jelas untuk dapat menarik kesimpulan-kesimpulan.
§  Metode Matematis : Metode yang menganalisa mengenai hal-hal kompleks yang dicapai intuisi akan hakikat-hakikat sederhana dan dari hakikat-hakikat itu dideduksikan secara matematis segala pengertian lainnya.
§  Metode Empiris : Metode yang menggunakan pengalaman-pengalaman nyata untuk kemudian disusun bersama secara geometris.
§  Metode Transendental : Metode yang bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis yang disertai syarat-syarat tertentu.
§  Metode Dialektis : Metode yang mengikuti dinamika pikiran atau alam sendiri, menurut triade tesis dan antitesis dicapai hakikat kenyataan.
§  Metode Fenomenologis : Metode yang menggunakan jalan beberapa pemotongan sistematis refleksi atas fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat.
§  Metode Neopositifitis : Metode yang memahami kenyataan menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan-aturan pada ilmu pengetahuan positif.
§  Metode Analitika Bahasa : Metode yang menggunakan jalan analisis pemakaian bahasa sehari-hari yang ditentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofi[8].
D.      Sifat Dasar Filsafat
Sisat dasar filsafat diantaranya adalah
1.         Berpikir radikal
2.         Berpikir rasional (tahu dan paham dengan akal budi)
3.         Mencari asaa
4.         Mencari kebenaran
5.         Mencari kejelasa[9].
Sifat dasar filsafat terdiri dari lima bagian
1.      Berfikir radikal
Berfilsafat artinya berpikir secara radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Pemikir yang radikal tidak pernah terpaku hanya pada satu fenomenatertenti, ia tidak akan berhenti pada satu jawaban tertentu.dengan berfikir radikal, filsafat berupaya untuk menemukan jawaban dari akar permasalahn yang ada.
Filsafat berupaya mencari hakikat yang sesungguhnya dari segala sesuatu. Berpikir radikal bukan berarti hendak mengubah, membuang, atau menjungkirbalikkan segala sesuatu, melainkan berupaya berpikir secara mendalam, untuk mencari akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radiakal justru berupaya memperjelas realita melalui penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri. Filsafat bukan hanya mengacu kepada bagian tertentu dari realitas akan tetapi berupaya mencari keseluruhan.
2.      Berpikir rasional, artinya berpikir secara logis, sistematis dan kritis.
Berpikir logis adalah bukan sekedar menggapai penegrtian-pengertian yang dapatditerima oleh akalsehat akan tetapi juga agar sanggup menarik kesimpulan danmengambil keputusan yang dapat dan benar dari premis-premis yang digunakan. Berpikir logis juga menuntut pemikiran yang sistematis. Pemikiran yang sistematis adalah eangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis. Tanpa sisertai pemikiran yang logis-sistematis dan koheren tidak mungkin dicapai kebenaan yang bisa dipertanggungjawabkan. Berpikir kritis artinya menjaga kemauan untuk terus menerus mengevaluasi argumentasi yang mengklaim dirinyaadalah benar. Seseorang yang berpikir kritis tidak akan mudah meyakini suatu kebenaran begitu saja tanpa dasar menguji keabsahan kebenaran tersebut.
3.      Mencari asas
Dalam memandang keseluruhan realitas filsafat senantiasa berusaha mencari asas yang paling hakiki dari keselueuhan realitas. Mencari asas berarti berupaya menemukan sesuatu yang menjadi esensi realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, realitas tersebut dapat diketahui dengan pasti dan menjadi jelas.
4.      Mencari kebenaran
Filusuf pada dasarnya adalah seorang pemburu kebenaran yang diburunya merupakan kebenaran hakikat tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan, maka dapat dikatakan bahwa berfilsafat artinya memburu kebenaran tentang segala sesuatu. Yang namanya kebenaran itu sendiri harus bisa dipertanggungjawabkan. Artinya, kebenaran harus selalu terbuka untuk dipersoalkan kembali dan diuji demi meraih kebenaran yang lebih pasti. Oleh karenya dapat dikatakan bahwa kebenaran dalam artian filsafat tidak pernah bersifat mutlakdan final akan tetapi selau bergerak dari satu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti.
5.      Mencari kejelasan
Filsafat muncul sala satunya disebabkan karena adanya keraguan. Untuk mengatasi keraguan tersebut maka dibutuhkan yang namanya kejelasan. Ada filsuf yang mengatakan bahwa filsafat artinya berupaya mendapatkan kejelasan dan penjelasan mengenai seluruh realitas[10].
E.       Cabang-Cabang Filsafat
Pada tahap awal kelahiran filsafat sesungguhnya mencakup seluruh ilmu pengetahuan, kemudian berkembang sedemikian rupa menjadi semakin rasional dan sestematis. Seiring dengan perkembangan itu, wilayah pengethuan menusia semakin luas dan bertambah banyak, tetapi juga semakin mengkhusus atau spesifik. Lalu lahirlah disiplin ilmu pengetahuan yang satu persatu mulai memusahkan diri dari filsafat.
Aristoteles membagi filsafat kepada tiga bidang studi, yaitu:
1.      Filsafat spekulatif atau teoretis, yakni suatu cabang filsafat yang bersifat obyektif. Termasuk di dalamnya adalah filsafat metafisika, biopsikologi dan sebagainya. Tujuan utama filsafat ini adalah pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri.
2.      Filsafat praktis, yakni filsafat yang memberi petunjuk dan pedoman bagi tingkah laku manusia yang baik dan sebagai mana mestiya, termasuk di dalamnya adalah etika dan politik. Sasaran terpenting bagi filsafat praktis ini adalah membentik sikap dan perilaku yang akan memampukan manusia untuk bertindak dalam terang pengetahuan itu.
3.      Filsafat produktif, yaitu pengetahuan atau filsafat yang membimbing dan menuntun manusia menjadi produktif lewat suatu keterampilan khusus, termasuk di dalamnya adalah kritik sastra, retorika dan estetika. Adapun sasaran utama yang hendak dicapai lewat filsafat ini adalah agar manusia sanggup menghasilkan sesuatu, baik secara teknis maupun secara puitis dalam terang pengetahuan yang benar.
Sementara Will Durant membagi studi filsafat kepada lima cabang, yaitu:
1.      Logika, yakni studi tentang metode berpikir dan metode penelitian ideal, yang terdiri dari observasi, intropeksi, deduksi dan induksi, hipotesis dan eksperimen serta analisis dan sintesis.
2.      Estetika atau disebut juga filsafat seni, yakni filsafat yang membahas tentang bentuk ideal dan keindahan.
3.      Etika, yaitu filsafat tentang studi perilaku ideal.
4.      Politika, yaitu studi tentang organisasi sosial yang ideal, yakni tentang monarki, aristokrasi, anarkisme dan sebagainya.
5.      Metafisika, metafisikan ini terdiri dari ontologi, filsafat psikologi dan epitemologi.
Masih banyak lagi pembagian filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf, namun pada umumnya sekarang dibagi pada enam cabang utama yaitu:
1.      Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang bersangkut paut dengan teori pengetahuan.epistemologi adalah bidang studi filsafat yang mempersoalkan hal-ihwal pengetahuan yang meliputi antar lain bagaimana memperoleh pengetahuan, sifat hakikat pengetahuan dan kebenaran pengetahuan. Dari persoalan-persoalan yang dikemuakakan oleh epistemilogi itu terkandung nilai, yaitu berupa jalan atau metode penyelidikan kearah tercapainya pengetahuan yang benar.
Dalam rumusan yang lebih rinci disebutkan bahwa epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur, metode  dan validasi pengetahuan. Jadi, pernyataan mengenai apakah obyek kajian ilmu dan seberapa jauh tingkat kebenaran yang bisa dicapainya serta kebenaran obyektif, subyektif absolut dan relatif merupaka lingkup dan medan kajian epistemologi.
2.      Metafisika
Istilah metafisika berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata meta dan physika. Meta berarti sesudah, selain atau sebaiknya dan physika  berarti nyata atau alam. Jadi metafisika dapat diartikan dibalik alam semesta atau selain yang nyata. Ditinjau dari sgi filsafat secara menyeluruh, metafisika adalah ilmu yang memikirkan atau membahas hakiakt sesuatu dibalik alam nyata. Metafisika biasanya dibagi menjadi;
a.       Metafisika umum atau ontologi
Membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus. Pembahasan itu dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang sesungguhnya dari penampakkan atau penampilan eksistensi itu. Dalam hal ini ada tiga teori ontologi yang terkenal, yaitu idealisme, materialisme, dualisme.
b.      Metafisika khusus
Kosmologi            : pembicaraan atau ilmu tentang alam semesta dan ketertiban yang paling fundamental dari seluruh realitas.
Teori metafisik     : mempersoalkan eksistensi Tuhan, yang dibahas secara terlepas dari kepercayaan agama.
c.       Filsafat antropologi
Filsafat antropologi adalah bagian metafisika khusus, yang berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan sebagaimana adanya, baik menyangkut esensi, eksistensi, status maupun relasi-relasinya.
3.      Logika
Logika adalah istilah yang dibentuk dari bahasa Yunani logikos yang berasal dari kata benda logos, artinya sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal pikiran, percakapan dan bahasa. Jadi secara etimologi logika berarti suatu pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Dengan demikian bahwa logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lirus (tepat).
Logika adalah cabang filsafat yang menyusun, mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal dan prosedur-prosedur normatif serta kriteria yang shahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapaat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Logika terbagi kepada beberapa macam, antara lain logika naturalis, logika ilmiah, logiak artificialis atau tradisional seta logika firmal dan logika material.
4.      Etika
Etika (dalam Islam dikenal akhlak) adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Mempelajari etika bertujuan untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tgertentu. Etika biasanya disebut ilmu pengetahuan normatif, sebab etika menetapkan ukuran bagi perbuatan manusia dengan penggunaan norma tentang baik dan buruk.
5.      Estetika
Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan masalaa seni (art) dan keindahan (beauty). Estetika merupakan studi filsafat yang mempersoalkan atau menkaji hal-ikhwal nilai keindahan[11].


BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Pengertian filsafat dapat dipandang dari dua segi: Pertama, filsafat dilihat dari segi hasil pengetahuan. Kedua, filsafat dilihat dari segi aktivitas budi manusia. Dilihat dari segi pengetahuan, filsafat adalah jenis pengetahuan yang berusaha mencari hakikat dari segala sesuatu yang ada. Dilihat dari segi aktivitas budi manusia filsafat adalah metode atau cara yang radikal hendak mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.
2.      Filsafat mempunyai objek kajian yang meliputi objek materi dan objek forma.
3.      Metode filsafat diantaranya adalah
§  Metode Kritis
§  Metode Intuitif
§  Metode Skolastik
§  Metode Matematis
§  Metode Empiris
§  Metode Transendental
§  Metode Dialektis
§  Metode Fenomenologis
§  Metode Neopositifitis
§  Metode Analitika Bahasa
4.      Sisat dasar filsafat diantaranya adalah
·         Berpikir radikal
·         Berpikir rasional (tahu dan paham dengan akal budi)
·         Mencari asas
·         Mencari kebenaran
·         Mencari kejelasa
5.      Will Durant membagi studi filsafat kepada lima cabang, yaitu
·         Logika, yakni studi tentang metode berpikir dan metode penelitian ideal, yang terdiri dari observasi, intropeksi, deduksi dan induksi, hipotesis dan eksperimen serta analisis dan sintesis.
·         Estetika atau disebut juga filsafat seni, yakni filsafat yang membahas tentang bentuk ideal dan keindahan.
·         Etika, yaitu filsafat tentang studi perilaku ideal.
·         Politika, yaitu studi tentang organisasi sosial yang ideal, yakni tentang monarki, aristokrasi, anarkisme dan sebagainya.
·         Metafisika, metafisikan ini terdiri dari ontologi, filsafat psikologi dan epitemologi.



B.     Saran
Dengan terselesainya makalah ini, diharapkan manusia mulai berfilsafat, maksudnya berpikir dengan teliti dan teratur untuk memecahkan problem-problem dan memandang permasalahannya dari sudut yang hakiki. Maka dari itu pada hakekatnya, filsafat mengemukakan pandangan-pandangan yang bersifat akar dari ilmu yang lain. Namun disamping itu antara ilmu filsafat dan ilmu-ilmu lain terdapat kesamaan-kesamaan sifat, yaitu bahwa semuanya tertarik pada pengetahuan dan masing-masing adalah lapangan yang mengadakan pemeriksaan dan penemuan, mempunyai objek, metode penelitian dan sistem. Sehingga filsafat merupakan induk dari pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. Filsafat Umum; Jakarta: Rajawali Prees,2010.
Putra, Suhartono Taat. Filsafat Ilmu; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

                 
Http://ayinosa31.wordpres.com/2010/03/29/ciri-ciri-sifat-dasar-filsafat.html (Minggu, 02 November 2014).

Http;//kajed-alhikmahkajen.blogspot.com/2010/07/filsafat.html (Minggu, 02 November 2014).

Http://atumaryamiraqiyah.wordpress.com/makalah.html (Minggu, 02 November 2014)










       [1] Channie,Pengertian Filsafat serta Objek dan Ruang Lingkup Filsafat, Http://chan22.blogspot.com/2013/10/Pengertian-filsafat-serta-objek-ruang.html (Selasa, 27 Oktober 2014)
       [2] Suhartono Taat Putra, Filsafat Ilmu (Cet.I; Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010) h 22
       [3] Channie, Op.Cit.
       [4] Asmoro Achmadi,Filsafat Umum,(Jakarta:Rajawali Prees,2010), h. 9
       [5] Channie, Op.Cit.
       [6] Khabib Mustofa,Objek Filsafat, Http://objekfilsafat.blogspot.com/2013/06/objek-filsafat.html (Selasa, 27 Oktober 2014)
       [7] Khabib Mustofa,Filsafat Umum, http://www.slideshare.net/omabeeb/makalah-filsafat-umum, (Selasa, 27 Oktober 2014)

        [8] Catur Yudha Susilaaji,Metode Filsafat Ilmu, http://adelaistanto.blogspot.com/2013/01/filsafat-objek-filsafat-ilmu.html, (Selasa, 27 Oktober 2014)

        [9]Ari Banjamin,Sifat Dasar Filsafat,Http://ayinosa31.wordpres.com/2010/03/29/ciri-ciri-sifat-dasar-filsafat.html (Minggu, 02 November 2014).
       [10]Alhikmah,Filsafat,Http;//kajed-alhikmahkajen.blogspot.com/2010/07/filsafat.html (Minggu, 02 November 2014)
       [11]As’ad Afif,Filsafat Umum,Http://atumaryamiraqiyah.wordpress.com/makalah.html (Minggu, 02 November 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar