BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam
bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata didik, yang mengadung
arti perbuatan. Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang
diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris “education” yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab disebut “tarbiyah” yang berarti pendidikan.
Dalam
perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang
diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi
dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang
atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan
penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Dilihat
dari segi tujuan agama Islam yang diturunkan oleh Allah kepada manusia melalui
utusan-Nya (Nabi Muhammad SAW.) tidak lain adalah untuk menjadi rahmat bagi
seluruh alam. Tujuan tersebut mengandung implikasi bahwa Islam sebagai wahyu
mengandung implikasi bahwa petunjuk dan peraturan yang bersifat menyeluruh, di
mana sekalian alam ini memperoleh rahmat secara menyeluruh.
Apa yang
disebut dengan kepribadian manusia tidak lain adalah keseluruhan hidup manusia
lahir dan batin, yang menampakkan corak wataknya dalam amal perbuatan atau
tingkah laku sehari-hari. Dengan demikian, proses kependidikan Islam bertugas
pokok membentuk kepribadian Islam dalam diri manusia selaku makhluk individual
dan sosial. Untuk tujuan itu, proses kependidikan Islam memerlukan sistem
pendekatan yang secara strategis dapat dipertanggungjawabkan dari segi paedagogis.
Dalam hubungan inilah, pendidikan Islam memerlukan berbagai ilmu pengetahuaun
yang relevan dengan tugasnya termasuk sistem pendekatannya.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian etimologi pendidikan Islam?
2. Bagaimana pengertian terminologi pendidikan Islam?
3. Bagaimana batasan pengertian pendidikan Islam?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian etimologi pendidikan
Islam.
2. Untuk mengetahui pengertian terminologi pendidikan
Islam.
3. Untuk mengetahui pengertian pendidikan Islam.
D.
Manfaat Penulisan
Berguna
sebagai bahan belajar yang memberikan penjelasan tentang konsep dasar
pendidikan Islam. Dapat digunakan sebagai acuan dalam mempelajari pendidikan
Islam secara eksplisit (khususnya dalam hal konsep dasar) sehingga pembaca
dapat menemukan jawaban atas suatu pokok persoalan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Etimologi Pendidikan Islam
1. Tarbiyah
Dalam
leksilogi al-Qur’an dan as-Sunnah tidak ditemukan istilah al-tarbiyah, namun terdapat beberapa istilah kunci yang seakar
dengannya, yaitu al-rabb, rabbayani,
nurabbi, yurbi, dan rabbani.
Dalam mur’jam bahasa Arab, kata
al-tarbiyah memiliki tiga akar kebahasaan, yaitu[1]:
1. Rabba, yarbu, tarbiyah: yang memiliki makna tambah (zad) dan berkembang (nama). Pengertian ini juga didasarkan pada QS. Ar-Rum ayat 39: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu
berikan agar dia bertambah harta pada manusia, maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah”. Artinya pendidikan (tarbiyah) merupakan proses
menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada peserta didik, baik secara fisik,
psikis, sosial maupun spiritual
2. Rabba, yurbi,
tarbiyah: yang memiliki makna tumbuh (nasya’a)
dan menjadi besar atau dewasa (tara’ra’a).
Artinya pendidikan (tarbiyah)
merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara
fisik, psikis, sosial, maupun spiritual.
3. Rabba, yarubbu, tarbiyah: yang
memiliki makna memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara
dan merawat, memperindah, memberi makan, mengasuh, tuan, memiliki, mengatur,
dan menjaga kelestarian maupun eksistensinya. Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk
memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan peserta
didik, agar ia dapat survive lebih
baik dalam kehidupannya.
Pendidikan (tarbiyah) terdiri atas empat unsur:
1. Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang baligh;
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kesiapan yang
bermacam-macam;
3. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi anak menuju
kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak baginya;
4.Proses ini dilakukan secara bertahap[2].
2. Ta’lim
Ta’lim merupakan kata benda buatan (masdhar) yang berasal dari akar kata ‘allam. Sebagian para ahli menerjemahkan
istilah tarbiyah dengan pendidikan,
sedangkan ta’lim diterjemahkan dengan
pengajaran[3].
Menurut
Rasyid Ridha adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa
individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Kemudian menurut
al-Marahgi pengajaran dilaksanakan bertahap, sebagaimana tahap Adam As.
mempelajari, menyaksikan, dan menganalisa asma-asma
yang diajarkan oleh Allah kepadanya. Ini berarti bahwa al-ta’lim mencakup aspek kognitif belaka, belum mencapai pada
domain lainnya[4].
3. Ta’dib
Ta’dib berasal dari kata addaba, yuaddibu,
ta’diban yang dapat berarti education
(pendidikan), discipline (disiplin,
patuh, dan tunduk pada aturan); punishment
(peringatan atau hukuman), dan chastisement
(hukuman-penyucian). Kata al-ta’dib
berasal dari kata adab yang berarti beradab, sopan santun, tata krama, adab,
budi pekerti, akhlah, moral, dan etika[5].
Ta’dib adalah pengakuan dan pengenalan
yang secara berangsur-angsur ditanamkan pada manusia tentang tempat-tempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga
membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan di
dalam tatanan wujud dan keberadaannya[6].
4. Riyadhah
Al-riyadhah berasal dari kata raudha,
yang mengandung arti tomate
(menjinakkan), domesticate
(menjinakkan), to break in (mendobrak
atau membongkar), to pacify
(menenagkan atau menentramkan), placate (mendamaikan,
menentramkan), to practice (
memperagakan), exercise (melatih), regulate ( mengatur), to seek to make tractable (menemukan
untuk membuat mudah dikerjakan), dan try
to bring round (mencoba membawa keliling)[7]. Riyadhah secara bahasa berasal diartikan
dengan pengajaran dan latihan. Menurut al-Bastani, riyadhah dalam konteks pendidikan berarti mendidik jiwa anak dengan
akhlah mulia[8].
Al-Ghazali
yang menawarkan istilah al-riyadhah.
Baginya al-riyadhah adalah proses pelatihan
individu pada masa kanak-kanak. Berdasarkan pengertian tersebut, al-Ghazali
hanya mengkhususkan penggunaan al-riyadhah
untuk fase kanak-kanak, sedang fase lain tidak tercakup di dalamnya[9].
5. Al-Wa’dz atau al-Mau’idzah
Al-Wa’dz berasal dari kata wa’aza yang
berarti to preach (mengajar), conscience (kata hati, suara hati, hati
nurani), to admonish (memeperingatkan
atau mengingatkan), exhort (mendesak),
dan to warn (memperingatkan). Inti al-wa’dz atau mau’idzah adalah pendidikan dengan cara memberikan penyadaran dan
pencerahan batin agar timbul kesadaran untuk berubah menjadi orang yang baik[10].
6. Tahdzib
Kata al-tahzib secara harfiah berarti
pendidikan akhlak, atau penyucian diri dari perbuatan akhlak yang buruk, dan
berarti pula terdidik atau terpelihara dengan baik, dan berarti pula yang
beradab sopan.
Kata al-tahzib terkait dengan perbaikan
mental spiritual, moral dan akhlak, yaitu memperbaiki mental seseorang yang
tidak sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan menjadi sejalan dengan ajaran
atau norma; memperbaiki perilakunya agar menjadi baik dan terhormat, serta
memperbaiki akhlak dan budi pekertinya agar menjadi akhlak mulia[11].
7. Tazkiyah
Tazkiyah berasal dari kata zakka-yuzakki-tazkiyatan yang berarti purification (pemurnian dan
pembersihan), chastening (kesucian
dan kemurnian), pronouncement of
(pengumuman atau pernyataan), integrity
of credibility (ketulusan hati, kejujuran, atau dapat dipercaya), attestation of a witness (pengesahan
atau kesaksian), honorable record
(catatan yang dapat dipercaya dan dihormati). Kata al-tazkiyah juga dipergunakan untuk arti pendidikan yang bersifat
pembinaan mental spiritual dan akhlak anak[12].
8. Talqin
Kata al-talqin berasal dari laqqana yulaqqinu talqinan yang dapat
berarti pengajaran atau mengajarkan, dan dapat pula berarti perintah atau anjuran, pengarahan,
pengimlaan atau perintah, mendikte atau memerintah, ilham, inspirasi, sindiran
atau tuduhan tidak langsung, dorongan. Dari sekian arti kata tersebut, terlihat
bahwa kata talqin juga digunakan
untuk arti pengajaran[13].
9. Tadris
Kata al-tadris berasal dari kata darrasa yudarrisu tadrisan, yang dapat
berarti pengajaran atau mengajarkan, perintah, kuliah, uang kuliah. Selain itu
kata al-tadris juga berarti baqa’ atsaruha wa baqa al-atsar yatqaddi imnihauhu fi nafsihi, yang
artinya: sesuatu yang pengaruhnya membekas, dan sesuatu yang pengaruhnya
membekas menghendaki adanya perubahan pada diri seseorang. Intinya, kata
al-tadris berarti pengajaran, yakni menyampaikan ilmu pengetahuan kepada
peserta didik yang selanjutnya memberi pengaruh dan menimbulkan perubahan pada
dirinya[14].
10. Tafaqquh
Kata al-tafaqquh berasal dari kata tafaqqaha yatafaqqahu tafaqquhan, yang
berarti mengerti dan memahami. Selanjutnya ar-Raghib al-Asfaniy mengartikan
kata tafaqquh, “menghubungkan
pengetahuan yang abstrak dengan ilmu yang konkret, sehingga menjadi ilmu yang
lebih khusus. Dari kata al-tafaqquh
muncul al-fiqh yang selanjutnya
menjadi sebuah nama bagi ilmu mempelajari hukum-hukum syariah yang didasarkan
pada dalil-dalil yang terperinci[15].
11. Tabyin
Kata tabyin berasal dari kata bayyana, yubayyinu, yubayyinu, tabyinan
yang mengandung arti mengemukakan, mempertunjukkan, penjelasan dan
penggambaran, dan berarti pula menyatakan atau menerangkan. Berbagai kegiatan
yang terkandung dalam arti al-tabyin
ini berkaitan dengan kegiatan pengajaran dan pendidikan[16].
12. Irsyad
Kata al-irsyad dapat mengandung arti
menunjukkan, bimbingan, melakukan sesuatu, menunjukkan jalan, tangan kanan/penolong,
perhatian, bimbingan rohani, perintah, pengarahan, pemberitahuan, dan nasihat.
B.
Pengertian Terminologi Pendidikan Islam
Istilah atau terminilogi pada
dasarnya merupakan kesepakatan yang dibuat para ahli dalam bidangnya
masing-masing terhdap pengertian tentang sesuatu[17].
1. Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani
Pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu, pada
kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran
sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi
asasi dalam masyarakat.
2. Hasan Langgulung
Pendidikan
Islam adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasaya diusahakan untuk
mencapai pola-pola tingkah laku tetentu pada kanak-kanak atau orang yang sedang
dididik.
3. Muhammad SA. Ibrahim (Bangladesh)
Pendidikan Islam dalam pandangan yang
sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan sesseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan
ideologi Islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan
ajaran Islam[18].
4. Muhammad Fadhil al-Jamali
Pendidikan
Islam adalah upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih
maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia,
sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan
akal, perasaan maupun perbuatan.
5. Muhammad Javed al-Sahlani
Dalam
al-Tarbiyah wa al-Ta’lim al-Qur;an al-Karim mengartikan pendidikan Islam dengan
proses mendekatkan manusia kepada tingkat kesempurnaan dan mengembangkan
kesempurnaannya.
C.
Batasan Pengertian Pendidikan Islam
1. Batasan yang Luas
Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar yang dilalui
peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. Pada hakikatnya
kehidupan mengandung unsur pendidikan karena adanya interaksi dengan
lingkungan, namun yang penting bagaimana peserta didik menyesuaikan diri dan
menempatkan diri dengan sebaik-baiknya dalam berinteraksi dengan semua itu dan
dengan siapapun. Pendidikan dalam pengertian yang luas ini belum mempunyai sistem.
Sebagai pendidik tentu saja memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan
warna Islami pada lingkungannya.
Karakteristik pendidikan dalam arti luas adalah: (1) pendidikan
berlangsung sepanjang hayat, (2) lingkungan pendidikan adalah semua yang berada
di luar diri peserta didik, (3) bentuk
kegiatan mulai dari yang tidak sengaja
diambil sampai kepada yang terprogram,
(4) tujuan pendidikan berkaitan dengan setiap pengalaman belajar, dan (5) tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu.
2. Batasan yang Sempit
Pendidikan dalam batasan yang sempit adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga pendidikan
formal (madrasah/sekolah). Dalam batasan sempit ini pendidikan Islam muncul
dalam bentuk sistem yang lengkap.
Karakteristik pendidikan dalam arti yang sempit adalah: (1) masa
pendidikan terbatas, (2) lingkungan pendidikan berlangsung di sekolah/madrasah,
(3) bentuk kegiatan sudah terprogram, dan (4) tujuan pendidikan dibentuk oleh
pikah luar (sekolah/madrasah).
3. Batasan yang Luas Terbatas
Pendidikan
dalam arti luas terbatas adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh
keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan
pengajaran dan latihan yang diselenggarakan di lembaga pendidikan formal
(sekolah), non-formal (masyarakat), dan in-formal (keluarga) dan dilaksanakan
sepanjang hayat, dalam rangka mempersiapkan peserta didik agar berperan dalam
berbagai kehidupan. Pendidikan dalam pengertian yang sempit sudah mempunyai
sistem namun sistem tersebut terutama di lembaga pendidikan non-formal dan
in-formal tidak begitu terikat secara ketat dengan peraturan yang berlaku.
Karakteristik pendidikan dalam arti luas terbatas adalah: (1) masa
pendidikan sepanjang hayat namun kegiatan pendidikan terbatas pada waktu
tertentu, (2) lingkungan pendidikan juga terbatas, (3) bentuk kegiatan
pendidikan berbentuk pendidikan, pengajaran, dan latihan, dan (4) tujuan
pendidikan merupakan kombinasi antar pengembangan potensi peserta didik dengan social demand[19].
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Secara etimologi pendidikan Islam berasal dari kata tarbiyah, ta’lim,
ta’dib, riyadhah, al-wa’dz atau al-mau’idzah, tahdzib, tazkiyah, talqin,
tadris, tafaqquh, tabyin, dan irsyad.
2. Secara terminologi pendidikan Islam didefinisikan oleh
beberapa ahli. Di antaranya Hasan Langgulung: pendidikan Islam adalah suatu
proses yang mempunyai tujuan yang biasaya diusahakan untuk mencapai pola-pola
tingkah laku tetentu pada kanak-kanak atau orang yang sedang dididik.
3.
Batasan pengertian pendidikan Islam meliputi batasan yang luas, batasan
yang sempit, dan batasan yang luas terbatas.
B. Saran
Konsep
dasar pendidikan Islam merupakan hal yang sangat urgen dalam Ilmu Pendidikan
Islam. Untuk itu sudah sepantasnya kita mempelajari dan memahami konsep
pendidikan Islam agar memberikan wawasan dalam hal pendidikan khususnya
pendidikan Islam.
DAFTAR
PUSTAKA
Mahmud, H. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung:
Pustaka Setia, 2011.
Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Media, 2006.
Nata, Abuddin H. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kencana Prenada Perdana Media, 2010.
Ramayulis, H.Iilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalim
Mulia, 2011.
Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar