Penyakit Hati yang
Menghalangi Terbukanya Hikmah
1. Sombong
Penyakit sombong atau takabbur memiliki ciri meremehkan orang lain dan
susah menerima kebenaran. Kesombongan akan menutup pintu hikmah karena hati
tidak mau menerima kebenaran. Hati merasa dirinya paling baik dan paling benar
sehingga sulit melakukan evaluasi. Orang sombong biasanya tidak menerima pendapat orang lain, padahal bisa saja
datangnya hikmah dari anak kecil bahkan dari orang yang dianggap rendah. Jika
rendah hati maka siapapun yang berbicara akan didengarkan, rasulullah bersabda,
“undzur maakola wala tandur mankola” (lihatlah apa yang diucapkan ,
jangan melihat siapa yang mengucapkan.
Orang yang sombong ketika
kehilangan sebuah motor, ia akan mengatakan, “biar saja motor hilang, saya kan
orang kaya. Nanti beli saja motor baru.” Sikap tersebut sama sekali tidak
menemukan hikmah yang bisa menjadikan dirinya lebih baik.
2. Dengki
Kedengkian kepada orang lain akan menyebabkan kita susah melihat kebaikan
orang lain dan senag jika orang lain menderita. Jika kita susah melihat
kebaikan orang lain maka ketika ada kejadian yang menimpa kita malah kecewa
kepada orang lain, bukan malah melakukan refleksi hikmahnya. Hati yang dengki
akan senang jika orang lain menerima keburukan, bahkan berusaha mencari jalan
agar orang lain menerima keburukan, Naudzubilahimin dzalik. Bagaimana
mungkin mendapat hikmah jika hati kita senang melihat orang lain sengsara.
Ada seorang teman kita naik
haji. Orang yang bersih hatinya mendapatkan hikmah bahwa jika Allah swt. Mau
maka siapapun akan diundang ke tanah suci. Mungkin karena keshalehannya maka
dia naik haji. Beda dengan si buruk hati, malah mendengki orang yang naik haji
dengan mengatakan mungkin saja uang untuk naik haji adalah hasil korupsi.
Padahal, di tidak tahu dari mana sebenarnya uang yang digunakan naik haji oleh
rekan dia.
3. Riya
Penyakit ketiga adalah riya, yaitu penyakit hati berupa perasaan ingin
kelihatan lebih dari kenyataan di hadpan manusia. Orang riya gila pujian, dan
harapannya hanya penghormatan makhluk. Kondisi hati seperti ini akan seperti
sulit menerima hikmah karena kalau ada kejadian selalu dimanipulasi atau
diarahkan agar dirinya yang dipuji dan dihargai.
Ketiga terjadi kebakaran rumah
tetangga, orang yang bersih hatinya segera mendapatkan hikmah yang banyak dan
menyumbang dengan tulus. Orang yang riya berfikir agar orang sekampung tahu dan
memuji dirinya sebagai dermawan dalam menyumbang korban kebakaran.
4. Marah (Emosional)
Penyakit hati lainnya yang menyebabkan hati tertutup dari hikmah adalah marah.
Kondisi hati yang sedang marah akan menyebabkan akal kita tidak normal. Kata-kata
yang terucap akan menyakitkan, hati penuh kebencian dan dendam. Bagaimana
mungkin hikmah akan masuk jika dalam hatinya pengaruh setan lebih kuat karena
marah merupakan salah satu perbuatan setan terkutuk.
Ketika sedang jalan-jalan di
pinggir lapangan golf, tiba-tiba bola golf menimpa kepala kita. Si bersih hati
segera beristighfar dan merenung jangan-jangan kepala ini jarang sujud, tidak
khusyuk ketika sujud, atau sering digunakan berfikir kotor. Beda dengan orang
yang sombong, dia akan marah dan menumpahkan emosinya kepada pemain golf.
Sayang, dia kehilangan hikmahdari kejadian tersebut karena emosi di hatinya.
Referensi:
Chalil
komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung:
Pustaka Madani. 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar