BAB II
PEMBAHASAN
A.
Agama dan Kepercayaan Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam
Bangsa Arab
sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai Tuhan mereka.
Kepercayaan ini diwarisi turun temurun sejak Nabi Ibrahim dan Ismail. Qur’an
menyebut agama itu dengan Hanif, yaitu kepercayaan mengakui keesaan Allah
sebagi pencipta alam, menghidupkan dan mematikan, yang memberi rezki dan
sebagainya.
Kepercayaan
kepada Allah tersebut tetap diyakini oleh bangsa Arab sampai kerasulan Muhammad
SAW, hanya saja keyakinan itu dicampur baurkna dengan tahayyul dan kemusyrikan,
mensekutukan Tuhan dengan sesuatu dalam menyembah dan memohon kepadanya seperti
jin, roh, hantu, bulan, matahari, tumbuh-tumbuhan, berhala dan lain sebagainya.
Kepercayaan yang menyimpang dari agama Hanif itu disebut agama Watsaniyah.
Penyimpangan
itu terjadi perlahan-lahan. Mereka menyatakan berhala-berhala itu sebagi
perantara terhada Allah. Allah tetap diyakini sebagi yang Maha Agung. Tetapi,
antara Tuhan dan mahluknya dirasakna ada jarak yang mengantarainya.
Berhala-berhala itu berlambang malaikat, putera-putera Tuhan.[1]
Meskipun
kehidupan keagamaan dikalangan bangsa Arab Jahiliyah beraneka ragam menjelang
kenabian, tetapi ada juga kelompok dalam masyarakat yang terbebas dari pengaruh
agama Watsaniyah yaitu Agama Yahudi dan Agama Masehi. Kelompok ini tetap
berpegang teguh pada ajaran Hanif, menyeru untuk mengesakan Allah dan
melepaskan diri dari pengaruh adat jahiliyah, seperti membunuh bayi wanita,
meminum khamar, dan bermain judi.[2]
B.
Kerasulan Nabi Muhammad
Muhammad lahir
di Makkah, pada hari senin pagi Rabi’ul Awal bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 517 M. Ayahnya bernama
Abdullah bin Abdul Muthalib sedangkan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Pada
waktu dilahirkan, Muhammad dalam keadaan yatim. Sang ayah sudah meninggal dunia
di Madinah dan dikebumikan disana ketika beliau masih dalam kandungan. Setelah
Muhammad berusia 6 tahun Aminah binti
Wahab meninggal dunia dalam usia 30 tahun, kemudian beliau diasuh oleh
kakeknya, Abdul Muthalib. Dua tahun kemudian, kakeknya juga meninggal karena
renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Seperti
halnya kakeknya, Abu Thalib juga disegani dan dihormati oleh penduduk Makkah
terutama orang Quraisy.[3]
Salah satu
usaha Muhammad yang terpenting sebelum beliau diutus menjadi Rasul ialah
berniaga ke Syam membawa barang-barang perniagaan Khadijah, dengan ditemani
oleh sahaya Khadijah yang bernama Maisarah.
Perniagaan ini
menghasilkan laba yang banyak, dan menyebabkan adanya pertalian antara Muhammad
dan Khadijah. Mereka kemudian kawin, waktu itu beliau berumur 25 tahun dan
Khadijah sudah janda dan telah mencapai usia 40 tahun.
Ahli sejarah
telah sekata bahwa Muhammad tidak pernah memuja berhala dia amat benci kepada
berhala-berhala itu, dan kepada agama yang dianut oleh bangsa Arab. Akan tetapi
beliau sering kali mengasingkan diri untuk berfikir tentang alam semesta dan
penciptaan alam. Tiap tahun beliau mengasingkan diri di gua Hira sebulan
lamanya.
Demikianlah
keadaan beliau, hingga kemudian beliau menyembah Allah menurut ajaran Agama
Ibrahim, yang banyak dianut oleh bangsa Arab yang tidak suka menyembah berhala
seperti Umaiyah bin Abi Shalt, Waraqah bin Nufal dan Qus bin Sa’idah.
Sebagaimana Muhammad tidak pernah menyembah berhala, demikin juga tidak mau
mengerjakan perbuatan-perbuata keji yang digemari oleh pemuda-pemuda saat itu.[4]
Banyak alasan yang
menjadikan Muhammad merenungi kaumnya, diantaranya beliau merasa prihatin
denagan kegelapan umatnya yang banyak menyembah berhala, kemerosotan moral yang
dilakukan oleh kaum jahiliyah. Beliau kemudian bertahannus menyepi di
gua Hira dipuncak jabal nur di luar Makkah. Usaha untuk mendapatkan petunjuk
dari Allah SWT berhasil dengan datangnya Malikat Jiril pada tanggal 17 Ramadhan
611 M saat usianya 40 tahun. Wahyu yang pertama turun adalah surah al-Alaq ayat
1-5.
Setelah wahyu
pertama turun, jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama. Dalam keadaan
menanti itu, wahyu kedua turun kepada Nbi Muhammad yaitu surah Al-Mudatstsir
ayat 1-7.
Dari sinilah
Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasulullah yang berarti harus menyampaikan
kepada umat. Mulailah Rasulullah berdakwah untuk Islam.
Orang yang
pertama kali percaya kepada kenabian dan kerasulan Muhammad adalah Khadijah.
Kemudian dakwah Nabi dilanjutkan, ajakan selanjutnya kepada anak dari pamannya
yaitu Ali bin Abi Thalib yang berumur 10 tahun. Orang ketiga yang masuk Islam
adalah Zaid bin Haritsah, seorang mantan hamba sahaya yang telah menjadi anak
angkat Nabi. [5]
C.
Islam
Disebutkan
dalam Fikih
Sirah karangan Prof. Dr. Zaid Abdul Karim Az Zaid, sejumlah ulama
memberikan pemaparan berdasarkan ijtihad mereka tentang sebab-sebab terpilihnya
Jazirah Arab sebagai tempat turunnya risalah kenabian yang terakhir.
Sebab-sebab ini disimpulkan dari fenomena yang ada pada Jazirah Arab
dibandingkan dengan wilayah lainnya.
1.
Wilayah
Sulit
Jazirah Arab merupakan sebuah wilayah yang
sebagian besarnya merupakan gurun pasir panas yang sulit ditaklukkan oleh
imperium-imperium besar di sekitarnya. Dua imperiuam besar yang wilayahnya
berdekatan dengan Jazirah Arab saat itu adalah Imperium Romawi yang beragama
Kristen dan Imperium Persia yang beragama Majusi.
2.
Agama Persatuan
Berbeda
dengan dua imperium raksasa seperti Persia dan Romawi yang disatukan secara
politis dan religius dengan agama yang sama, yakni Majusi dan Kristen, Jazirah
Arab memiliki agama dan kepercayaan religius yang sangat beragam.
3.
Sistem Sosial
Jazirah
Arab memiliki sistem sosial tertentu dengan tradisi kesukuan tertentu. Misalnya
sistem kekeluargaan yang memegang peranan sangat sentral dalam sistem
kemasyarakatan saat itu. Apa yang dilakukan Bani Hasyim saat membela dakwah
Muhammad bin Abdullah merupakan bukti kekuatan sistem sosial ini. Meskipun
sebagian diantara mereka belum atau tidak menerima risalah yang dibawa
Rasulullah, akan tetapi mereka memberikan pembelaan terhadap dakwahnya dan
mencegah kezhaliman terhadapnya.
Pusat
Geografis
1.
Sejumlah pakar geografi dan ulama syari’at
menyimpulkan bahwa Jazirah Arab secara geografis merupakan wilayah yang
terletak di tengah-tengah peta dunia.
2.
Dr. Husain Kamaluddin mengatakan, “Tatkala saya
telah meletakkan langkah-langkah awal penulisan ini dan saya menggambar peta
dunia, saya mendapatkan bahwa Makkah berada di tengah lingkaran yang menyentuh
segala ujung benua, atau dengan bahasa lain, wilayah daratan dari bumi ini
terletak di sekitar Makkah dengan letak yang tertata rapi, dan bahwasanya kota
Makkah sekarang merupakan pusat orbit bumi daratan..”
Dalam
Surat Asy Syura’ ayat 7, Allah berfirman, “Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an
dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk
Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya, serta memberi
peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan
padanya…”
6.Bahasa
Arab
Bahasa
Arab yang menjadi alat komunikasi lingual tunggal di Jazirah Arab merupakan
satu sistem bahasa yang unggul dan luas persebarannya. Berbeda dengan wilayah
lain yang bahasanya bermacam-macam dan jumlahnya banyak. Di wilayah India ada
15 bahasa resmi, sementara Indonesia memiliki sekitar 300 bahasa daerah.
7. Sosio
Religiusitas Makkah
Kota
Makkah memiliki beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh kota-kota lain di
dunia. Di kota Makkah banyak pengunjung yang datang, berziarah ke Ka’bah yang
dibangun Ibrahim dan Ismail, diselenggarakannya haji, kompetensi sastera dan
syair, dan dilakukannya perdagangan oleh para sudagar.
Dengan
semua keutamaan itu, maka akan mempermudah sampainya berita ke berbagai wilayah
di Jazirah Arab melalui para musafir yang datang ke Makkah dan kembali ke
asalnya. Kaum Anshar pertama juga masuk Islam saat musimhaji.
8.
Kesempurnaan Antropologi
Pakar
sosiologi Islam terkemuka, Ibnu Khaldun, dalam Muqaddimah, mengatakan, “Penduduk
Jazirah Arabia adalah manusia pertengahan berdasarkan segi perawakan tubuh,
warna kulit, akhlak, dan agama kepercayaan, hingga mayoritas nabi-nabi yang
diutus berasal dari belahan dunia Arab. Kita belum mendengar berita kenabian
yang muncul dari belahan selatan atau utara dunia ini, karena nabi dan rasul
harus memiliki kesempurnaan dari segi fisik dan moral.”
Dalam
Surat Ali Imran ayat 110, Allah berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia.”
“Yang
demikian itu,” lanjutnya, “Agar mereka umat manusia mudah menerima risalah
dakwah para nabi itu, dan penduduk Jazirah Arabia lebih memiliki syarat-syarat
yang memudahkan mereka menerima risalah itu.”
9.Penggenapan
Nubuwah
Nubuwah
tentang terpilihnya seorang lelaki dengan nama Ahmad, dalam Al Kitab,
disebutkan dalam Al Qur’an Surat Ash Shaff ayat 6, “Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata,
‘Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan
kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).’ Maka
tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata,
mereka berkata, ‘Ini adalah sihir yang nyata.’”
Syaikh
Ahmad Deedat, dalam bukunya The Choice, saat menafsirkan ayat
dalam Injil yang menjelaskan tentang kedatangan paraclete atau paracletos,
merujuk tafsirannya kepada “Sang Penghibur” atau “Sang Pembawa Berita Gembira”,
yaitu Muhammad.
Itulah
beberapa alasan yang disebutkan para ulama.
Bagaimanapun
fenomena dan sebab-sebab yang tampak dari alasan terpilihnya Jazirah Arab
sebagai tempat turunnya risalah kenabian terakhir, tapi tetap saja Allah lah
yang lebih tahu tentang rahasia ini. Penyebabnya tentu saja karena memang tidak
ada dalil-dalil atau nash yang secara eksplisit menyebutkan tentang rahasia
ini.
Secara bahasa pengertian islam bermakna
berserah diri, tunduk, patuh dan ta'at. Maksudnya mengenai kalimat tersebut
yaitu kepatuhan dan ketundukan yang ditunjukkan kepada Allah SWT.
Definisi islam menurut Muhammad bin Abdul Wahab yaitu
Menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya tunduk kepada-Nya dengan
penuh ketaatan dan berlepas diri dari kesyirikan dan orang-orang musyrik.
Islam merupakan
agama yang Allah turunkan kepada semua Rasul-Nya dari sejak Rasul pertama
hingga yang terakhir, agar ia menjadi rahmat bagi seluruh makhluk alam
ini.
Islam datang dalam bentuk konsep, aturan,
undang-undang, prinsip serta ideologi yang harus diberlakukan kepada setiap
manusia agar manusia meraih kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.
Secara Istilah pengertian islam lebih luas dari apa
yang didefinisikan oleh para ulama. Yang demikian itu karena adanya hadits
Rasullah SAW yang menjelaskan makna Islam, diantaranya adalah sebagai berikut
ini :
1.
Islam adalah engkau bersyahadat
bahwasanya tiada illah melainkan Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum dibulan
Ramadhan dan pergi Haji ke baitullah jika mampu. ( Potongan hadits Jibril yang
diriwayatkan oleh Muslim)
2.
Islam itu memiliki delapan saham;
Islam itu sendiri merupakan saham syahadat, shalat, zakat, shaum, Haji, amar
ma'ruf, nahi munkar, berjihad maka celakalah orang yang tidak memiliki saham
itu. (HR. Al Bazzar).[6]
Tidak diragukan lagi bahwa prinsip agama Islam yang
wajib diketahui dan diamalkan oleh setiap muslim ada tiga, yaitu;
a.
mengenal Allah Azza wa Jalla.
b.
mengenal agama Islam beserta
dalil-dalilnya.
c.
mengenal Nabi-Nya, Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Mengenal agama Islam adalah landasan yang kedua dari
prinsip agama ini dan padanya terdapat tiga tingkatan, yaitu Islam, Iman dan
Ihsan. Setiap tingkatan mempunyai rukun sebagai berikut.
1)
Islam
Islam memiliki lima rukun, yaitu:
Islam memiliki lima rukun, yaitu:
a)
Bersaksi bahwa tidak ada ilah yang
berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan bersaksi bahwa Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah.
b)
Menegakkan shalat.
c)
Membayar zakat.
d)
Puasa di bulan Ramadhan.
e)
Menunaikan haji ke Baitullah bagi
yang mampu menuju ke sana.
2)
Iman
Definisi iman menurut Ahlus Sunnah mencakup perkataan dan perbuatan, yaitu meyakini dengan hati, meng-ikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.
Rukun Iman ada enam, yaitu:
Definisi iman menurut Ahlus Sunnah mencakup perkataan dan perbuatan, yaitu meyakini dengan hati, meng-ikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.
Rukun Iman ada enam, yaitu:
a)
Iman kepada Allah.
b)
Iman kepada Malaikat-Malaikat-Nya.
c)
Iman kepada Kitab-Kitab-Nya.
d)
Iman kepada Rasul-Rasul-Nya.
e)
Iman kepada hari Akhir.
f)
Iman kepada takdir yang baik dan
buruk.
3)
Ihsan
Ihsan memiliki satu rukun yaitu engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu
Ihsan memiliki satu rukun yaitu engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu
4)
DAFTAR
PUSTAKA
5)
6) Khoiriyah.
Sejarah Islam, (Cet.I; Yogyakarta:
Teras, 2012).
7)
Said, Usman dkk. Sejarah dan Kebudayaan Islam, ( Cet.I;
Ujung Pandang: PT, 1982).
8) Syalabi.
Sejarah Kebudayaan Islam, (Cet.VI;
Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar