Cerita hikmah
dalam kehidupan:
Penampilan
Menghasilkan Penilaian
Suatu hari, seorang manajer musa
menceritakan pengalamannya tentang pentingnya menjaga penampilan diri. Seorang
pria menelepon manajer tersebut dan memperkenalkan diri sebagai direktur sebuah
perusahaan. Ia meminta waktu kepada manajer muda itu untuk bertemu. Pertemuan
itu bertujuan untuk mengadakan kerja sama antara perusahaannya dengan
perusahaan yang dipimpin oleh manajer muda.
Akhirnya, pertemuan disepakati
untuk dilakukan si sebuah cafe. Manajer muda telah tiba lebih dulu. Sepuluh
menit kemudian, datanglah seorang pria mengenakan kemeja merah, celana panjang
biru, dan sepatu jlit cokelat. Pria ini memperkenalkan dirinya sebagai direktur
yang telah meneleponnya kemarin. Begitu melihat penampilan direktur ini, timbul
rasa kurang percaya dalam hati manjer muda. Direktur ini dilihatnya kurang
meyakinkan. Pakaiannya sangat tidak sesuai satu dengan lainnya. Ditambah
lagi,ia menggenakan dasi kupu-kupu berwarna putih. Company profile yang dibawanya
pun dibungkus kertas koran dan stopmap yang
lecek. Bahkan surat-surat yang dibaawanya tidak dibubuhi stempel
perusahaan. Padahal, direktur ini mengaku memiliki perusahaan dengan omset
miliaran rupiah. Walaupun ada pepatah agar jangan melihat orang dari luarnya,
namun sudah menjadi sunnatullah bahwa manusia menyenangi keindahan.
Hikmah cerita
Kesan pertama timbul dari
pandangan pertama. Begitulah kira-kira kata yang tepat untuk kita rangkum dari
cerita tersebut. Begitu pentingnya penampilan, hingga seorang presiden pun
dituntut berpenampilanrapi dan menarik. Bahkan, seorang cleaning service
pun diberikan seragam agar terlihat rapi dan sopan. Jika ada seorang yang
datang melamar pekerjaan, pasti dia akan mengenakan pakaian terbaiknya di
hadapan manajer yang akan mewawancarai dirinya.
Baik-baiklah dalam penampilan,
terlebih dengan bau tubuh. Gunakan minyak wangi dan minyaki pula rambut agar
terlihat rapi. Berpakaianlah yang rapi dan menarik. Tidak harus mahal, yang
penting nyaman dipakai dan nyaman dipandang. Niscaya orang lain akan lebih
menghargai diri kita karena kita pun telah menghargai diri kita sendiri.
Referensi:
Chalil
komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung:
Pustaka Madani. 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar