Cerita hikmah
dalam kehidupan:
Penjual Minuman
Berenergi
Suatu ketika seorang pengusaha
Indonesia memproduksi minuman berenergi yang laris di pasaran. Terpikirlah
olehnya untuk melakukan ekspansi pasar. Sasaran pertamanya adalah negerai Arab.
Maka dikirimlah seorang marketing senior ke sana untuk mempromosikan produk
minuman berenergi.
Awalnya, marketing senior ini
merasa bingung karena ia belum menguasai bahasa arab. Hasilnya sudah bisa
ditebak, produk minuman berenerginya tidak laku terjual. Dalam ilmu marketing,
kemampuan berkomunikasi itu memang menjadi hal yang utama dan paling penting.
Namun, marketing senior ini tidak menyerah. Ia lalu membuat gambar untuk
mempromosikan produknya pada selembar papan. Gambar pertama menceritakan
seorang arab di tengah padang pasir tengah menggelepar-gelepar lemas dan
kehausan. Gambar kedua menceritakan orang Arab tersebut minum minuman berenergi
yang tengah dipromosikannya. Gambar ketiga menceritakan orang Arab tersebut
kembali kuat dan segar setelah meminumnya.
Marketing senior ini kembali
memerhatikan gambar buatannya. Sempurna! Tidak ada cacat sedikit pun. Dengan
gambar ini, orang arab pasti tahu kalau produk yang tengah dipromosikannya
mampu membuat tubuh kembali segar dan kuat. Sambil tersenyum puas, marketing
senior ini memperbanyak gambar tersebut lalu menyebarluaskannya.
Setelah menunggu lamanya,
produknya belum juga laku. Begitu juga sebulan hingga dua bulan kemudian,
produknya tidak juga laku, malah semakin dijauhi oleh orang Arab. Marketing
senior ini penasaran. Ia kembali mengamati ketiga gambar buatannya. Apakah
gambar ini kurang jelas pesannya? Tidak juga! Atau jangan-jangan gambar yang
dibuatnya kurang menarik dan kurang berwana-warni? Tidak juga! Lalu apa? Apa
sebabnya produknya belum juga disentuh oleh orang Arab?
Marketing senior ini berfikir
keras. Setelah sehari semalam merenung, akhirnya ia menyadari kesalahannya.
Kini baru diketahui kesalahannya, ternyata tidak hanya dalam tulisan saja orang
Arab membaca dari dari kanan ke kiri, namun dalam membaca gambar pum mereka
membaca dari kanan ke kiri. Alhasil, setiap orang Arab yang melihat gambarnya
melihat gambar ketiga sebagai gambar pertama, gambar kedua sebagai gambar
kedua, dan gambar pertama sebagai ganbar ketiga.
Jadi secara berurut, gambar pertama
adalah orang arab yang segar dan kuat di tengah padang pasir. Gambar kedua,
orang tersebut minum minuman berenergi miliknya. Dan gambar ketiga, orang
tersebut menggelepar-gelepar lems dan kehausan setelah minum minuman berenergi
miliknya. Oleh karena itu, pantas saja produknya semakin dijauhi oleh orang
Arab!
Hikmah cerita
Kisah di atas menggambarkan orang
yang kurang cermat. Ia berbuat tanpa terlebih dahulu mempelajari masalah yang
tengah dihadapinya. Hasilnya, produknya yang tengah dipromosikannya malah
dijauhi oleh pasar.
Dalam hidup ini, kita seringkali
pula melakukan hal demikian. Dalam berbicara pun sama, kita sering berbicara
tanpa terlebih dahulu memikirkan dampaknya. Akibatnya, kata-kata yan keluar
dari mulut kita terkadang pedas dan menyakiti hati si pendengar. Maka,
berfikirlah terlebih dahulu sebelum berbuat dan berbicara.
Referensi:
Chalil
komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung:
Pustaka Madani. 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar