Salam Hidup Penuh Berkah

Selasa, 03 November 2015

Cerita hikmah dalam kehiduapn: Suami Istri Yang Bertengkar

Cerita hikmah dalam kehiduapn:
Suami Istri Yang Bertengkar
Sepasang suami istri baru saja bertengkar hebat. Akibatnya, kini mereka berdua melakukan aksi diam tidak saling menegur atau  berbicara. Karena besok pagi sang suami harus bangun untuk mengejar jadwal keberangkatan pesawat, maka ia berkehendak sang istrinya membangunkannya lebih awal karena mereka berdua tengah melakukan aksi diam, sang suami enggan untuk berbicara. Ia lalu mengambil secarik kertas dan menulis.
“Istriku, besok Ayah sudah harus berada di bandara untuk mengejar jadwal penerbangan. Harap Ibu membangunkan Ayah pukul 2.30.”
Kertas itu lalu ditaruhnya di atas bantal istrinya. Setelah itu dengan perasaan tenang dan aman, sang suami tidur. Saat pagi-pagi bangun, sang suami melirik ke arah jam dindingnya. Tepat pukul 6.00! sang suami terperanjat, ia terlambat bangun! Istrinya pasti tidak mau membangunkannya karena pertengkaran mereka semalam! Dasar istri egois! Bukankah pekerjaannya ini penting untuk menafkahi keluarga? Dan bukankah semalam ia sudah menitipkan pesan pada istrinya lewat surat?
Dengan gusar suami ini bangun hendak mencari istrinya di dapur. Betapa terkejutnya ia ketika menemukan surat di sebelah bantalnya ternyata tulisan istrinya.
“Ayah, bangun! Ayah, bangun! Sudah jam 2.30, cepat bangun supaya tidak ketinggalan pesawat!”
Alhasil, sang suami hanya bisa melongo dan tidak mampu berbuat apa-apa lagi.

Hikmah cerita
Dalam sebuah rumah tangga, komunikasi adalah hal penting. Komunikasi merupakan cara untuk mencurahkan isi hati yang terpendam. Dengan komunikasi, pasangan suami istri dapat mengetahui hal yang dikehendaki oleh pasangannya lalu mencari jalan keluarnya. Jika salah satu pihak saj, baik suami atauu istri, enggan berkomunikasi maka yang terjadi adalah kebuntuan rumah tangga. Bahkan, bukan tidak mugkin memnimbulkan perpecahan rumah tangga yang dapat berujung perceraian. Oleh karena itu, berkomunikasilah dengan bahsa yang baik dan waktu yang tepat.

Referensi:
Chalil komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung: Pustaka Madani. 2007.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar