Cerita hikmah
dalam kehiduapn:
Suami Istri Yang
Bertengkar
Sepasang suami istri baru saja
bertengkar hebat. Akibatnya, kini mereka berdua melakukan aksi diam tidak
saling menegur atau berbicara. Karena
besok pagi sang suami harus bangun untuk mengejar jadwal keberangkatan pesawat,
maka ia berkehendak sang istrinya membangunkannya lebih awal karena mereka
berdua tengah melakukan aksi diam, sang suami enggan untuk berbicara. Ia lalu
mengambil secarik kertas dan menulis.
“Istriku, besok Ayah sudah harus
berada di bandara untuk mengejar jadwal penerbangan. Harap Ibu membangunkan
Ayah pukul 2.30.”
Kertas itu lalu ditaruhnya di
atas bantal istrinya. Setelah itu dengan perasaan tenang dan aman, sang suami
tidur. Saat pagi-pagi bangun, sang suami melirik ke arah jam dindingnya. Tepat
pukul 6.00! sang suami terperanjat, ia terlambat bangun! Istrinya pasti tidak
mau membangunkannya karena pertengkaran mereka semalam! Dasar istri egois!
Bukankah pekerjaannya ini penting untuk menafkahi keluarga? Dan bukankah semalam
ia sudah menitipkan pesan pada istrinya lewat surat?
Dengan gusar suami ini bangun
hendak mencari istrinya di dapur. Betapa terkejutnya ia ketika menemukan surat
di sebelah bantalnya ternyata tulisan istrinya.
“Ayah, bangun! Ayah, bangun!
Sudah jam 2.30, cepat bangun supaya tidak ketinggalan pesawat!”
Alhasil, sang suami hanya bisa
melongo dan tidak mampu berbuat apa-apa lagi.
Hikmah cerita
Dalam sebuah rumah tangga,
komunikasi adalah hal penting. Komunikasi merupakan cara untuk mencurahkan isi
hati yang terpendam. Dengan komunikasi, pasangan suami istri dapat mengetahui
hal yang dikehendaki oleh pasangannya lalu mencari jalan keluarnya. Jika salah
satu pihak saj, baik suami atauu istri, enggan berkomunikasi maka yang terjadi
adalah kebuntuan rumah tangga. Bahkan, bukan tidak mugkin memnimbulkan
perpecahan rumah tangga yang dapat berujung perceraian. Oleh karena itu,
berkomunikasilah dengan bahsa yang baik dan waktu yang tepat.
Referensi:
Chalil
komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung:
Pustaka Madani. 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar