Salam Hidup Penuh Berkah

Senin, 09 November 2015

Renungan Kehidupan: "Aku Bukan Pelacur"


Jika engkau melihat penampilanku, aku yakin engkau akan menganggapku cantik, meski tidak secantik bidadari. Kalau kau menengok kehidupanku, tak diragukan kau akan memberikan penilaian kehidupanku dipenuhi kebahagiaan, nyaris sempurna. Kehidupan yang diidam-idamkan oleh hampir semua wanita.
Tapi, cobalah engkau selami jiwaku, akan kau temukan gelombang besar terjang-menerjang. Pasti kau lihat lorong gua yang kelam dan gelap. Apa yang kau rasakan? Hancur berkeping-keping? Akh terlalu dilebih-lebihkan, yang tepat jiwaku meranggas. Jiwaku selalu memangggil-manggil kedamaian, ia ingin memeluk kesucian, setelah hampir saja, ya hampir saja diriku terperosok dalam kubangan lumpur hitam.
Sebagai wanita, sama seperti kalian, aku ingin mendapat sentuhan lembut dan penuh cinta seorang lelaki idaman. Jiwa wanita akan terus mengembara mencari lelaki idaman, karena itu wanita tak mudah jatuh cinta pada lelaki. Lelaki, makhluk itu hanya mencari kepuasan, kenikmatan, bukan cinta. Lelaki bila bertemu dengan perempuan yang cantik dan putih, ia akan jatuh cinta. Tapi wanita tidak begitu. Meski ia berjumpa dengan lelaki tampan, bertubuh aduhai, berduit lagi, ia tak akan langsung menyerah. Karena wanita ditakdirkan menjadi mata air cinta, ia akan selalu jernih memaknai cinta. Wanita akan memberi kesejukan, tempat tetirah yang nyaman bagi orang yang dicintai. Pun begitu, atas nama cinta perempuan juga bisa menjadi singa lapar, mengaum keras, menerjang, mencakar, dan mencabik-cabik tubuh siapa saja yang berani menodai cintanya.
Bila wanita sudah memilih seseorang sebagai pelabuhan cinta, maka akan ia berikan semua yang ia miliki, akan ia korbankan harga dirinya demi orang yang ia cintai. Dan itulah yang membuat lelaki menilai perempuan sebagai makhluk lemah. Akh, tahu apa lelaki tentang kekuatan cinta. Kelemahan perempuan merupakan kekuatan cinta. Perempuan yang kehilangan kekuatan cinta, ia akan menghina dirinya sendiri dengan cara mengemis pengakuan kesederajatan pada lelaki.
Akupun baru tahu hakekat cinta setelah hampir saja, ya hampir saja aku jatuh dalam lubang berlumpur hitam. Ketika jarak antara kehinaan dan kemuliaan cinta tinggal satu helai rambut saja, aku tersadar tentang cinta. Sejak itu aku terus berusaha mencercap manis madu cinta, meski dalam pandangan mata orang lain madu cinta itu pahit rasanya. Cinta dan kesetiaan, bagai cawan dan anggur. Bagaimana mungkin engkau bisa mereguk anggur bila tak ada cawan. Dan cawan akan kehilangan hakekatnya bila ia tak diisi anggur. Jangan engkau berkata cinta bila ada benih-benih selingkuh dalam pikiran atau perasaanmu. Jangan pernah engkau berdusta pada cinta, karena pasti engkau akan disiksa oleh rasa penyesalan.
Dan itulah yang aku alami, penyesalan itu masih terus menyiksaku hingga kini, saat usiaku tak muda lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar