Hubungan
antara pria dan wanita yang dibangun melalui perkenalan yang kemudian
dilanjutkan dengan tahap yang lebih akrab yang kita sebut dengan hubungan
percintaan atau pacaran, ternyata tidak semua nya berlangsung secaar mulus. Nah
hubungan yang dibina mungkin satu dua tahun bahkan lebih ini terkadang dapat
hancur begitu saja di dalam sekejap dan menyisahkan kepingan kepedihan,
keterlukaan dan tersayatnya hati, dilanjutkan dengan muncul rasa benci, dendam
dan sebagainya. Cinta yang indah itu
tiba-tiba berubah menjadi kejam.
Ada orang bilang jarak antara cinta dan benci hanya sekitar satu gari batas. Terkadang hubungan cinta kasih yang dibina sekian tahun itu dapat musnah begitu saja, karena putus cinta. Mengapa putus cinta ini mesti terjadi? Ada beberapa kemungkinan yang saya coba catat di bawah ini :
Berpacaran secara long distance
Sering kali jarak yang memisahkan seseorang dengan yang lain itu menjadi problem buyarnya pasangan ynag sudah sekaian lama memadu cinta asmara. Komunikasi yang jarang, pertemuan yang minim menyebabkan hubungan satu dengan yang lain menjadi renggang. Tadinya telah terbina dengan baik, namun karena berpisah dan jaraknya jauh , sehuingga membuat hubungan mulai terasa hambar, dan lama-kelamaan jadi tidak ada rasa apa-apa lagi. Saat ini masih lumayan, karena sarana komunikasi sudah begitu lancar bahkan hingga menuju ke Luar Negeri sehingga mestinya maslah ini dapat teratasi, namun ternayata tetap saja juga keterpisahan membawa maslah. Kalau 15 tahun yang silam lebih sulit lagi komunikasinya, sangat terasa sekali kalau hubungan jarak jauh, bisa benar-benar kehilangan jejak.
Ada orang bilang jarak antara cinta dan benci hanya sekitar satu gari batas. Terkadang hubungan cinta kasih yang dibina sekian tahun itu dapat musnah begitu saja, karena putus cinta. Mengapa putus cinta ini mesti terjadi? Ada beberapa kemungkinan yang saya coba catat di bawah ini :
Berpacaran secara long distance
Sering kali jarak yang memisahkan seseorang dengan yang lain itu menjadi problem buyarnya pasangan ynag sudah sekaian lama memadu cinta asmara. Komunikasi yang jarang, pertemuan yang minim menyebabkan hubungan satu dengan yang lain menjadi renggang. Tadinya telah terbina dengan baik, namun karena berpisah dan jaraknya jauh , sehuingga membuat hubungan mulai terasa hambar, dan lama-kelamaan jadi tidak ada rasa apa-apa lagi. Saat ini masih lumayan, karena sarana komunikasi sudah begitu lancar bahkan hingga menuju ke Luar Negeri sehingga mestinya maslah ini dapat teratasi, namun ternayata tetap saja juga keterpisahan membawa maslah. Kalau 15 tahun yang silam lebih sulit lagi komunikasinya, sangat terasa sekali kalau hubungan jarak jauh, bisa benar-benar kehilangan jejak.
Keterlibatan ortu
Hingga hari ini masih
belum dapat terlepas keterlibatan ortu terhadap masalah cinta atau pacaran
anak-anaknya, padahal sering kali justru ortu selalu bertentangan dengan
kemauan anak-anaknya. Terlalu dominannya ortu kadang membawa dampak negatif
terhadap pergaulan dan pacaran anak-anaknya. Kadang orang juga menjadi bingung,
emangnya yang mau pacaran itu anaknya atau ortunya? Memang kadang cukup
beralasan mengapa ortu tidak menyetujui apa yang dipilih anaknya, selama hal
tersebut masuk akal maka biasanya anak-anaknya dapat mematuhi.
Namun sering kali juga kelewatan ada yang maslah matre dan sebagainya, dan hal yang tidak diinginkan sering terjadi. Ada banyak pasangan yang saya kenal, mereka sudah berpacaran cukup lama, namun karena ortu tidak setuju dan mereka memilih mematuhi ortu sehingga akhirnya putus hubungan percintaan. Kepada mereka yang dewasa pemikirannya tentu tidak soal, mereka dapat melewati kondisi ini dengan akal sehat, namun kepada mereka yang kurang dewasa kadang dapat mebawa dampak fatal yang berkelanjutan dengan stress sehingga harus berurusan dengan bagian psikologi. Masih beruntung kalau hanay batas psikologi, yang gawat kalau ada yang berusaha bunuh diri.
Keterlibatan orang ke tiga
Namun sering kali juga kelewatan ada yang maslah matre dan sebagainya, dan hal yang tidak diinginkan sering terjadi. Ada banyak pasangan yang saya kenal, mereka sudah berpacaran cukup lama, namun karena ortu tidak setuju dan mereka memilih mematuhi ortu sehingga akhirnya putus hubungan percintaan. Kepada mereka yang dewasa pemikirannya tentu tidak soal, mereka dapat melewati kondisi ini dengan akal sehat, namun kepada mereka yang kurang dewasa kadang dapat mebawa dampak fatal yang berkelanjutan dengan stress sehingga harus berurusan dengan bagian psikologi. Masih beruntung kalau hanay batas psikologi, yang gawat kalau ada yang berusaha bunuh diri.
Keterlibatan orang ke tiga
Keterlibatan orang ke
tiga biasanya dapat terjadi karana salah satu diantaranya yang tergoda atau
tidak setia pada yang lain. Hal ini dapat terjadi kemungkinan besar karena
kerengganan hubungan mereka, sibuk bekerja, kurang perhatian satu dengan yang
lain, atau seperti poin 1 tadi mereka berpacaran jarak jauh. Kadang memang
tidak dapat disalahkan satu dengan yang lainnya, godaan cukup banyak di dalam
pergaulan mereka itu, lagi pula adanya kesepian. Itu sebabnya yang agak
terjamin namun tidak 100% juga, mereka yang berpacaran itu mestinya saling
mempelajari dan mengenal diri secara pribadi lebih mendalam. Kalau hanya satu
dua bulan saling mengenal kemudian berpisah, maka sangat memungkinkan mereka
putus di tengah jalan.
Tidak akur
Tidak akur
Bagi orang yang
berpacaran, bertengkar merupakan hal yang biasa karena dari sana mereka dapat
mengetahui dan mempelajari karakter, waktak dan sifat pasangannya. Memang ada
pasangan yang hampir perfeks tidak pernah bertengkar, namun untuk kasus ini
sangat jarang kita temukan. Yang menjadi luar biasa adalah saban hari ketemu
dan bertengkar, jadi kadang terjadi yang berpacaran itu setiap hari menangis.
Nah sebagai keputusan akhirnya pasangan yang demikain mengambil langkah
berpisah. Memang lebih baik begitu sih, sebab kalau sudah menikah baru terjadi
hal demikian kan parah.
Karakter yang tidak mau berubah
Kadang persoalan karakter yang tidak mau diubah juga menjadi pergumulan pasangan yang berpacaran akhirnya dapat mengakibatkan mereka buyar kalau tidak ada yang mau berubah. Tentunya masalah karakter ini bukan yang bersifat sepele, tetapi menyangkut misalnya suka memukul, mabuk-mabuk, berjudi, dan obat bius, yang diperkirakan menentukan masa depan keluarga. Nah selama yang pecandu ini tidak mau ubah diri, maka kemungkinan sulit untuk meneruskan hubungan mereka. Memang kalau seseorang yang sudah jatuh cinta, mereka bakal tidak perduli dalam hal ini, namun kembali lagi saat ini sudah mulai banyak pemuda-pemudi yang berpikir logis, sehingga mereka tidak ingin keluarga mereka hancur hanya gara-gara karakter dan kebiasaan ini.
Sebenarnya masih banyak penyebab lainnya yang dapat mengakibatkan seseorang putus cinta, namun saya pikir 5 hal ini sudah cukup mewakili.
Sekarang kita coba melihat akibat dari seseorang yang putus cinta :
Salah satu risiko pacaran adalah putus cinta, bagi mereka yang sudah berpacaran lama dan cinta telanjur mendalam sekali, tentu kepedihannya juga sangat mendalam. Tidak jarang saya meneukan akibat putus cinta ada orang yang bertekad tidak mau bercinta lagi. Dengan demikian kehidupannya tertutup sekali dengan lawan jenis. Kondisi ini masih tidak begitu berat dibandingkan ada yang gara-gara putus cinta, ia menjadi stress berat, kalau yang cewek menjadi suka seyum sendiri, melamun terus, lalu merias diri secantik-cantiknya namun takut bertemu cowok demikian juga si cowok suka berpenampilan necis, namun sembunyi terus di kamar, tingakh-lakunya menjadi aneh sekali. Dan yang paling fatal, ada yang bunuh diri akibat putus cinta, sangat mengerikan sekali.
Bagi meraka yang pacarannya belum lama, putus cinta masih dapat dianggap biasa, namun semua itu tergantung pada orang tersebut; makanya jangan main-main dengan cinta. Kalau yang cinta kilat sih, putus satu tumbuh seribu, namun kenyataannya kadang terjadi putus satu , ngak tumbuh-tumbuh lagi. Berpikirlaha wajar dan logis, apabila anda bercinta, jangan sampai berakibat fatal, bercinta sangat bahagia, bercinta juga bahaya.
Karakter yang tidak mau berubah
Kadang persoalan karakter yang tidak mau diubah juga menjadi pergumulan pasangan yang berpacaran akhirnya dapat mengakibatkan mereka buyar kalau tidak ada yang mau berubah. Tentunya masalah karakter ini bukan yang bersifat sepele, tetapi menyangkut misalnya suka memukul, mabuk-mabuk, berjudi, dan obat bius, yang diperkirakan menentukan masa depan keluarga. Nah selama yang pecandu ini tidak mau ubah diri, maka kemungkinan sulit untuk meneruskan hubungan mereka. Memang kalau seseorang yang sudah jatuh cinta, mereka bakal tidak perduli dalam hal ini, namun kembali lagi saat ini sudah mulai banyak pemuda-pemudi yang berpikir logis, sehingga mereka tidak ingin keluarga mereka hancur hanya gara-gara karakter dan kebiasaan ini.
Sebenarnya masih banyak penyebab lainnya yang dapat mengakibatkan seseorang putus cinta, namun saya pikir 5 hal ini sudah cukup mewakili.
Sekarang kita coba melihat akibat dari seseorang yang putus cinta :
Salah satu risiko pacaran adalah putus cinta, bagi mereka yang sudah berpacaran lama dan cinta telanjur mendalam sekali, tentu kepedihannya juga sangat mendalam. Tidak jarang saya meneukan akibat putus cinta ada orang yang bertekad tidak mau bercinta lagi. Dengan demikian kehidupannya tertutup sekali dengan lawan jenis. Kondisi ini masih tidak begitu berat dibandingkan ada yang gara-gara putus cinta, ia menjadi stress berat, kalau yang cewek menjadi suka seyum sendiri, melamun terus, lalu merias diri secantik-cantiknya namun takut bertemu cowok demikian juga si cowok suka berpenampilan necis, namun sembunyi terus di kamar, tingakh-lakunya menjadi aneh sekali. Dan yang paling fatal, ada yang bunuh diri akibat putus cinta, sangat mengerikan sekali.
Bagi meraka yang pacarannya belum lama, putus cinta masih dapat dianggap biasa, namun semua itu tergantung pada orang tersebut; makanya jangan main-main dengan cinta. Kalau yang cinta kilat sih, putus satu tumbuh seribu, namun kenyataannya kadang terjadi putus satu , ngak tumbuh-tumbuh lagi. Berpikirlaha wajar dan logis, apabila anda bercinta, jangan sampai berakibat fatal, bercinta sangat bahagia, bercinta juga bahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar