Kisah
Raja Afrika
Di tanah Afrika
hiduplah seorang raja yang gemar berburu dan memiliki seorang sahabat karib.
Setiap kali pergi berburu, sahabatnya ini selalu diajak serta. Akan tetapi, ada
hal yang unik dari sahabt sang raja, yaitu selalu mengutarakn, “Ini yang
terbaik!” pada setiap kejadian. Persis pada suatu kesempatan, sang raja pergi
berburu. Seperti biasa, sahabat dekatnya ini pun turut serta. Ketika tiba di
tengah hutan, entah mengapa pada saat mengejar seekor rusa, senapan sahabat
raja meletus hingga memutuskan jari telunjuk sang raja.
Kontan sang raja
menjerit kesakitan. Tapi seperti biasanya, sahabat raja ini berkata, “Tuan
raja, ini yang terbaik!” Bukan main gusarnya sang raja mendengar ocehan
sahabatnya ini. Dengan serta merta diperintahkan seorang pengawal untuk
menangkap sahabatnya ini dan menjebloskannya ke penjara.
“Dasar, Kamu
sahabt sembrono! Sudah tahu jari telunjukku putus, tapi kamulah mengatakan,
“Ini yang terbaik! pengawal, penjarakan dia!”
Namun, ketika
tiba di dalam penjara, sahabat ini kembali mengatakan, “Ini yang terbaik!”
Akhirnya sang
raja hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya. “benar-benar orang tidak wara.
Sudah dipenjara masih juga berkata: “ini yang terbaik!”
Satu bulan
kemudian, sembuhlah luka di jari sang raja. Seperti biasa, sang raja kembali
melanjutkan kegemarannya, berburu. Hanya saja, kali ini sang raja tidak
mengajak sahabatnya yang masih berada di dalam penjara. Sang raja berburu hanya
ditemani oleh para pengawalnya.
Saking asyiknya
berburu, tanpa sadar sang raja terpisah dari rombongan utamanya. Hanya dengan
beberapa orang pengawal yang ada, sang raja terus berburu hingga tanpa sengaja
masuklah mereka di daerah Suku Kanibal. Oleh karena pengawalnya hanya sedikit,
raja ini dengan mudah dapat ditawan oleh suku kanibal.
Malamnya, suku
Kanibal ini mengadakan pesta. Sang raja dan pengawal-pengawalnya hendak
dijadikan hidangan utamanya. Akan tetapi, ternyata Suku Kanibal ini punya
kebiasaan. Berdasarkan hukum adat, mereka dilarang memakan manusia yang
memiliki cacat. Oleh karena itu, sebelum disembelih, beberapa orang juru masak
Suku Kanibal memeriksa pengawal sang raja satu persatu. Setelah dipastikan
tidak ada cacat, para pengawal raja segera dimasak. Ada yang disate, digulai,
disop, dan dikuah.pokonya dijadikan menu yang beraneka ragam.
Ketika tiba
giliran sang raja yang diperiksa, mulai dari kepala, leher badan lalu tangan.
Terkejutlah juru masak Suku Kabinal ini ketika menemukan jari telunjuk sang
raja tidak ada. “Celaka!” orang ini punya cacat di telunjuk kananya! Bebaskan
dia! Bebaskan dia! Jangan di makan ! nanti kita akan terkena kutukan!”
Sang raja yang
tadinya sudah berkeringat dingin dan lemas tak berdaya, merasa gembira setelah
dibebaskan tanpa syarat oleh suku Kanibal, sementara seluruh pengawalnya sudah
habis disembelih. Dalam kegembiraannya sang raja teringat pada sahabatnya di
dalamnya penjara.
“ah, aku harus
berterima kasih kepada sahabatku ini! Ternyata benar yang dukatakannya: ini
yang verbaik! Kalau saja waktu itu ia tidak menembak putus jariku, pasti aku
sudah jadi santapan suku Kanibal sekarang”
Dengan tidak
sabar sang raja pulang ke istananya dan langsung menjumpai sahabatnya sambil
menangis penuh penyesalan.
“Sahabatku, Aku
minta maaf karena telah memenjarakanmu. Sungguh, kini aku menyadari kebenaran
kata-katamu. Andai saja waktu itu engkau tidak menembak putus jariku, tentunya
kini aku hanya tinggal nama di kerajaanku. Suku kanibal yang menjijikkan itu
telah melepaskan diriku. Terima kasih, terima kasih, banyak! Sekarang, engkau
kubebaskan dan akan tetap menjadi sahabat karibku untuk selamanya. Namun,
sekali lagi aku mohon maaf atas kesalahanku.”
Sahabat raja ini
tersenyum, lalu berkata: “Wahai tuan raja , tidak apa-apa, Ini yang Terbaik!”
“Hah ? apanya
yang terbaik ? bukankah kau telah kupenjarakan selam satu bulan ini dan hidupmu
jadi menderita?”
“Benar, wahai
rajaku! Ini yang terbaik! Coba bayangkan, kalau saja waktu itu tuan raja tidak
memenjarakanku, apa yang terjadi? Saat itu pasti aku Ikut berburu bersama tuan
raja dan ikut tertangkap. Kemudian, aku pasti sudah dimakan oleh suku kanibal
bersama para pengawa tuan raja! Oleh karena itu, aku tetap berkeyakinan, inilah
yang terbaik!”
Akhirnya sang
raja mengerti dan mengagumi sahabatnya yang selalu berketa bijak ini.
Hikmah Cerita:
Setiap peristiwa
yang kita alami pasti memiliki hikmah manis di dalamnya. Allah swt, berfirman,
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha
Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Q.S; al-baqarah: 216)
Kisah sang raja
afrika dan sahabtnya ini bertujuan mengingatkan kita untuk selau bersyukur atas
nikmat dan bersabar atas musibah yang dirasakan. Sesunguguhnya, Allah tidak
pernah berbuat zalim pada hambanya, melainka hamba itu yang menzalimi dirinya
sendiri. Allah Yang Maha Penyayang senatiasa memberikan yang terbaik bagi
makhluknya dan tidak pernah memberikan
sesuatu, sedangkan pengetahuan manusia hanya terbatas dan dikekang oleh hawa
nafsu.
Renungkanlah
setiap peristiwa yang dialami, baik itu nikmat maupun musibah, dan ambil hikmah
darinya. Jangan pernah mengeluh atas sesuatu yang tengah dihadapi karena itu
sama sekali tidak menambah kebaikan pada diri kecuali semakin menambah
kesengsaraan.
Referensi:
Chalil
komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung:
Pustaka Madani. 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar