Salam Hidup Penuh Berkah

Selasa, 03 November 2015

Kisah Raja Afrika

Kisah Raja Afrika
Di tanah Afrika hiduplah seorang raja yang gemar berburu dan memiliki seorang sahabat karib. Setiap kali pergi berburu, sahabatnya ini selalu diajak serta. Akan tetapi, ada hal yang unik dari sahabt sang raja, yaitu selalu mengutarakn, “Ini yang terbaik!” pada setiap kejadian. Persis pada suatu kesempatan, sang raja pergi berburu. Seperti biasa, sahabat dekatnya ini pun turut serta. Ketika tiba di tengah hutan, entah mengapa pada saat mengejar seekor rusa, senapan sahabat raja meletus hingga memutuskan jari telunjuk sang raja.
Kontan sang raja menjerit kesakitan. Tapi seperti biasanya, sahabat raja ini berkata, “Tuan raja, ini yang terbaik!” Bukan main gusarnya sang raja mendengar ocehan sahabatnya ini. Dengan serta merta diperintahkan seorang pengawal untuk menangkap sahabatnya ini dan menjebloskannya ke penjara.
“Dasar, Kamu sahabt sembrono! Sudah tahu jari telunjukku putus, tapi kamulah mengatakan, “Ini yang terbaik! pengawal, penjarakan dia!”
Namun, ketika tiba di dalam penjara, sahabat ini kembali mengatakan, “Ini yang terbaik!”
Akhirnya sang raja hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya. “benar-benar orang tidak wara. Sudah dipenjara masih juga berkata: “ini yang terbaik!”
Satu bulan kemudian, sembuhlah luka di jari sang raja. Seperti biasa, sang raja kembali melanjutkan kegemarannya, berburu. Hanya saja, kali ini sang raja tidak mengajak sahabatnya yang masih berada di dalam penjara. Sang raja berburu hanya ditemani oleh para pengawalnya.
Saking asyiknya berburu, tanpa sadar sang raja terpisah dari rombongan utamanya. Hanya dengan beberapa orang pengawal yang ada, sang raja terus berburu hingga tanpa sengaja masuklah mereka di daerah Suku Kanibal. Oleh karena pengawalnya hanya sedikit, raja ini dengan mudah dapat ditawan oleh suku kanibal.
Malamnya, suku Kanibal ini mengadakan pesta. Sang raja dan pengawal-pengawalnya hendak dijadikan hidangan utamanya. Akan tetapi, ternyata Suku Kanibal ini punya kebiasaan. Berdasarkan hukum adat, mereka dilarang memakan manusia yang memiliki cacat. Oleh karena itu, sebelum disembelih, beberapa orang juru masak Suku Kanibal memeriksa pengawal sang raja satu persatu. Setelah dipastikan tidak ada cacat, para pengawal raja segera dimasak. Ada yang disate, digulai, disop, dan dikuah.pokonya dijadikan menu yang beraneka ragam.
Ketika tiba giliran sang raja yang diperiksa, mulai dari kepala, leher badan lalu tangan. Terkejutlah juru masak Suku Kabinal ini ketika menemukan jari telunjuk sang raja tidak ada. “Celaka!” orang ini punya cacat di telunjuk kananya! Bebaskan dia! Bebaskan dia! Jangan di makan ! nanti kita akan terkena kutukan!”
Sang raja yang tadinya sudah berkeringat dingin dan lemas tak berdaya, merasa gembira setelah dibebaskan tanpa syarat oleh suku Kanibal, sementara seluruh pengawalnya sudah habis disembelih. Dalam kegembiraannya sang raja teringat pada sahabatnya di dalamnya penjara.
“ah, aku harus berterima kasih kepada sahabatku ini! Ternyata benar yang dukatakannya: ini yang verbaik! Kalau saja waktu itu ia tidak menembak putus jariku, pasti aku sudah jadi santapan suku Kanibal sekarang”
Dengan tidak sabar sang raja pulang ke istananya dan langsung menjumpai sahabatnya sambil menangis penuh penyesalan.
“Sahabatku, Aku minta maaf karena telah memenjarakanmu. Sungguh, kini aku menyadari kebenaran kata-katamu. Andai saja waktu itu engkau tidak menembak putus jariku, tentunya kini aku hanya tinggal nama di kerajaanku. Suku kanibal yang menjijikkan itu telah melepaskan diriku. Terima kasih, terima kasih, banyak! Sekarang, engkau kubebaskan dan akan tetap menjadi sahabat karibku untuk selamanya. Namun, sekali lagi aku mohon maaf atas kesalahanku.”
Sahabat raja ini tersenyum, lalu berkata: “Wahai tuan raja , tidak apa-apa, Ini yang Terbaik!”
“Hah ? apanya yang terbaik ? bukankah kau telah kupenjarakan selam satu bulan ini dan hidupmu jadi menderita?”
“Benar, wahai rajaku! Ini yang terbaik! Coba bayangkan, kalau saja waktu itu tuan raja tidak memenjarakanku, apa yang terjadi? Saat itu pasti aku Ikut berburu bersama tuan raja dan ikut tertangkap. Kemudian, aku pasti sudah dimakan oleh suku kanibal bersama para pengawa tuan raja! Oleh karena itu, aku tetap berkeyakinan, inilah yang terbaik!”
Akhirnya sang raja mengerti dan mengagumi sahabatnya yang selalu berketa bijak ini.

Hikmah Cerita:
Setiap peristiwa yang kita alami pasti memiliki hikmah manis di dalamnya. Allah swt, berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Q.S; al-baqarah: 216)
Kisah sang raja afrika dan sahabtnya ini bertujuan mengingatkan kita untuk selau bersyukur atas nikmat dan bersabar atas musibah yang dirasakan. Sesunguguhnya, Allah tidak pernah berbuat zalim pada hambanya, melainka hamba itu yang menzalimi dirinya sendiri. Allah Yang Maha Penyayang senatiasa memberikan yang terbaik bagi makhluknya  dan tidak pernah memberikan sesuatu, sedangkan pengetahuan manusia hanya terbatas dan dikekang oleh hawa nafsu.
Renungkanlah setiap peristiwa yang dialami, baik itu nikmat maupun musibah, dan ambil hikmah darinya. Jangan pernah mengeluh atas sesuatu yang tengah dihadapi karena itu sama sekali tidak menambah kebaikan pada diri kecuali semakin menambah kesengsaraan.


Referensi:
Chalil komaruddin M. H. Hikmah di Balik Fenomena Kehidupan. Cet. I; Bandung: Pustaka Madani. 2007.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar