FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MANUSIA
Makalah ini
Diajukan Sebagai tugas makalah Pada Mata Kuliah Psikologi Agama-agama Jurusan
Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam(PAI)
Oleh Kelompok
II:
IRFIANA CAHYANI (02131012)
HASRIANI (02131020)
FIRMAN SYAM (02131011)
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) WATAMPONE
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan pada Manusia.” Salawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW. yang
telah membawa umatnya menuju jalan yang lurus.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada dosen yang memberikan mata kuliah Psikologi Agama-agama, bapak Salihibudayah Surahman, M. Pd. Tanpa adanya bantuan dan kerja
sama dari berbagai pihak, makalah ini mungkin belum dapat diselesaikan.
Penulis juga menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan di dalam
makalah ini, untuk itu saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi untuk
perbaikan makalah selanjutnya.
Watampone,
11 April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PEMNDAHULUAN 1
A.
Latar
Belakang Masalah 1
B.
Rumusan
Masalah 1
C.
Tujuan
Penulisan 2
D.
Manfaat
Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Perkembangan 3
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia 5
C. Pendapat Menurut Para Ahli Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia 6
BAB III PENUTUP 11
A.
Simpulan 11
B.
Saran 11
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk-makhluk hidup yang
lebih sempurna bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup yang lain. Akibat
dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalami
perubahan-perubahan, baik perubahan-perubahan dalam segi fisologik maupun
perubahan-perubahan dalam segi psikologik.
Bahwa setiap anak secara kodrat membawa
variasi dan irama perkembangannya sendiri, perlu diketahui setiap orang tua,
agar ia tidak bertanya-tanya bahkan bingung atau bereaksi negatif yang lain dalam
menghadapi perkembangan anaknya. Bahkan ia harus bersikap tenang sambil
mengikuti terus menerus pertumbuhan anak, agar pertumbuhan itu sendiri
terhindar dari gangguan apap pun, yang tentu saja akan merugikan. Dalam
kesempatan ini akan kami paparkan mengenai pengertian perkembangan,
faktor-faktor yang akan menentukan dalam perkembangan manusia, dan
faktor-faktor perkembangan manusia menurut para ahli.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
perkembangan ?
2.
Apa faktor-faktor
yaang mempengaruhi perkembangan manusia ?
3.
Bagaimana pendapat para ahli tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan manusia ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
pengertian perkembangan.
2.
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada manusia.
D. Manfaat Penulisan
Menambah Khazanah
Ilmu Pengetahuan kita tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia baik
itu secara umum maupun secara khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Perkembangan
berarti perubahan secara kualitatif. Ini berarti bahwa perkembangan bukan
sekadar penambahan tiap senti pada tinggi badan seseorang atau kemampuan
seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi
yang kompleks.
Dalam Kamus
Bahasa Indonesia Kontemporer, perkembangan adalah perihal berkembang, mekar,
terbuka membentang, menjadi besar, luas, banyak, dan sebagainya. Kata
berkembang tidak saja meliputi aspek yang bersifat abstrak dalam hal kualitas,
seperti pikiran dan pengetahuan, namun juga bersifat konkret yang menunjukkan
perkembangan positif.
Perkembangan
menurut istilah adalah development, yang merupakan rangkaian yang
bersifat progresif dan teratur dari fungsi jasmaniah dan ruhaniah sebagai sebab
pengaruh kerja sama antara kematangan (maturation) dan pelajaran (learning).
Seorang ahli
interaksionimisme, Piaget (1947), berpendapat bahwa perkembangan mementingkan
perkembangan intelektual dan perkembangan moral yang saling berhubungan. Moral
dipandang dengan intelektual anak. Perkembangan berjalan melalui stadium fan
membawa anak dari tingkatan struktur yang lebih tinggi.
Perkembangan (development)
adalah suatu proses tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Perkembangan
melibatkan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi-fungsi
organ jasmaniah. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu terletak
pada pentyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik.
Menurut Mussen dkk. (1984), development
in its most general psychological sense refers to certain canges that occurs in
human beings (or animals) between conception and death (perkembangan
merupakan suatu perubahan yang terjadi paa manusia atau hewan di antara
konsepsi sampai meninggal dunia).
Dari beberapa
pengertian di atas, dapat disimpilkan bahwa perkembangan melibatkan aspek,
yakni:
a.
Pengenalan
b.
Transmisi sosial,
yaitu penanaman nilai-nilai melalui pendidikan, belajar, penyesuaian diri
(adapptasi), serta bagaimana menghadapi realitas kehidupan.
c.
Kematanagn yang
dilakukan oleh individu dalam setiap aktivitasnya.
B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia
1. Faktor
Turunan (Warisan)
Turunan memiliki peranan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam
warisan yang bersala dari kedua ibu-bapak atau nenek dan kakek. Warisan
(turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk tubuh,
raut muka, warna kulit, intelegensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan
penyakit.
Warisan atau turunan yang dibawa anak
sejak dari kandungan sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan
selebihnya berasal dari nenek moyangnya kedua belah pihak (ibu dan ayahnya).
2. Faktor
Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan
membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga
bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora, dan
faunanya.
Besar kecil pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan dan perkembangannya tergantung pada keadaan lingkungan anak itu
sendiri serta jasmani dan rohaninya.
C.
Pendapat Para Ahli Tentang Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia
Dalam menentukan faktor-faktor yang
memepengaruhi perkembangan siswa, para ahli berbeda pendapat karena sudut
pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi siswa tidak sama.
1. Nativisme
Para ahli yang mengikuti aliran nativisme
berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Natus berarti lahir, perkembangan
individu semata-mata tergantung dari pembawaannya. Menurut teori ini,
pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Pandangan seperti ini
disebut dengan "pesimisme paedagogis". Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan
telah membawa sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat inilah yang akan menentukan
keadaan individu yang bersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu lingkungan
termasuk di dalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap
perkembangan individu itu. Teori ini dikemukakan oleh Schopenhauer (Bigot,
Kohstamm, Palland, 1950).
Teori ini menimbulkan pandangan seakan-akan manusia telah ditentukan oleh
sifat-sifat sebelumnya, yang tidak dapat diubah sehingga individu akan sangat
tergantung kepada sifat-sifat yang diturunkan oleh orang tuany. Aliran ini
diperkuat oleh Chomsky, seorang ahli linguistic bahwa perkembangan bahasa pada
manusia tidak dapat dipengaruhi semata-mata oleh proses belajar, tetapi yang
lebih penting adalah "biological predisposition"
(kecenderungan biologi) yang dibawa sejak lahir.
Chomsky tidak menafikan sama sekali
peran belajar dan pengalaman berbahasa, juga lingkungan. Baginya semua
ini ada pengaruhnya, tetapi pengaruh bawaan bertata bahasa jauh lebih besar
lagi bagi perkembangan bahasa manusia.
Sebagai Contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak-anak yang
mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau pun akan melahirkan harimau,
tidak akan melahirkan domba.
2. Empirisme
Aliran ini
bertentangan dengan nativisme, aliran empirisme berpendapat bahwa perkembangan
itu semata-mata berasal dari faktor lingkungan. Tokoh utama aliran ini adalah
John Locke (1632-1704). Doktrin aliran empirisme terkenal dengan teori
"tabula rasa". Doktrin tabula rasa ini menekankan pentingnya arti
pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu
semata-mata bergantung dari lingkungan dalam pengalaman pendidikannya,
sedangkan bakat dan pembawaan ssejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya.
Aliran ini telah memunculkan "optimisme paedagogis".
Individu yang
dilahirkan sebagai kertas itu sebagai kertas atau meja putih bersih yang belum
ada tulisan-tulisannya. Akan menjadi apakah individu itu kemudian tergantung
kepada apa yang akan dituliskan di atasnya. Karena itu peranan pendidikan dalam
hal ini sangat besar, pendidikanlah yang akan menetukan keadaan individu itu di
kemudian hari. Karena itu aliran atau teori ini dalam lapangan pendidikan
menimbilkan pandangan optimis yang memandang bahwa pendidikan merupakan usaha
yang cukup mampu untuk membentuk pribadi individu.
Apabila aliran empirisme ini teruji dan
konsepi ini memang bettul-betul benar, maka kita akan menciptakan manusia ideal
sebagaimana yang kita cita-citakan asal kita dapat menyediakan kondisi-kondisi
yang diperlukan itu. Namun dalam realitasnya,
yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari berbeda dari apa yang kita
gambarkan. Banyak anak orang kaya atau orang pandai yang mengecewakan orang
tuanya karena kurang berhasil dalam belajar, sekalipun mereka dilengkapi dengan
bermacam fasilitas beragam. Sebaliknya, banyak kita jumpai anak-anak orang
kurang mampu sangat berhasil dalam belajar walaupn fasilitas-fasilitas yang
mereka punya sangat terbatas dan kurang mencukupi.
3. Konvergensi
Aliran ini merupakan
gabungan antara aliran empirisme dan aliran nativisme yang mengggabungkan arti
nereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap perkembangan manusia. Louis William stern (1871-1938) menganggap bahwa
bakat sebagai kemungkinan yang telah ada pada masing masing individu yang dapat
dikembangkan apabila ditunjang dengan pengaruh lingkungan. Bakat yang sudah ada sebagai kemungkinan
jika mendapat pengaruh lingkungan yang serasi, belum tentu dapat berkembang,
kecuali bakat itu memang sudah matang. Oleh karena itu, yang perli
dipertimbangkan adalah kematangan. Dalam pendidikan, kematangan ataupun kondisi
fisik akan memperoleh pengakuan sosial apabila individu yang bersangkutan
mengusahakan social learning (belajar berinteraksi dengan orang lain
atau kelompok serta menyesuaikan diri dengan nilai-nilai serta minat-minat
kelompok). Penyelidikan William Stern
memberikan bukti tentang kebenaran dari teorinya.
William Stern mengadakan penyelidikan dengan anak-anak kembar di Hamburg.
Dilihat dari segi faktor endogenatau genetik anak yang kembar mempunyai
sifat-sifat keturunan yang dapat dikatakan sama. Anak-anak tersebut dipisahkan
dari pasangannya dan ditempatkan pada pengaruh lingkungan yang berbeda satu
dengan yang lain, sekalipun secara keturunan mereka dapat dikatakan relatif
mempunyai kesamaan. Perbedaan sifat yang ada pada anak itu disebabkan karena
pengaruh lingkungan di mana, anak tersebut berada. Dengan keadaan ini dapat
dinyatakan bahwa faktor pembawaan tidak menentukan secara mutlak, pembawaan
bukan satu-satunya faktor yang menentukan pribadi atau struktur kejiwaan
seseorang.
Untuk lebih konkretnya, marilah kita
ambil sebuah contoh. Seorang anak yang normal pasti memiliki bakat untuk
berdiri tegak di atas kedua kakinya. Tetapi apabila anak tersebut tidak hidup
di lingkungan masyarakat manusia misalnya kalau dia dibuang ke tengah hutan
belantara dan tinggal bersama hewan, maka bakat berdiri yang ia miliki secara
turun temurun dari orang tuanya itu akan sulit diwujudkan. Jika anak tersebut
diasuh oleh sekelompok serigala, tentu ia akan berjalan diatas kedua kaki dan
tangannya. Dia kan merangkak seperti serigala pula. jadi, bakat dan pembawaan
dalam hal ini jelas tidak ada pengaruhnya apabila lingkungan atau pengalaman
tidak mengembangkannya.
Dari bermacam-macam teori perkembangan
seperti tersebut di atas, teori yang dikemukakan oleh W. Stern-lah merupakan
teori yang dapat diterima oleh para ahli pada umumnya, sehingga teori yang dikemukakan
oleh W. Stern merupakan salah
satu hukum perkembangan individu di samping adanya
hukum-hukum perkembangan yang lain. Di Indonesia teori konvergensi inilah yang
dapat diterima, seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara:
“Tentang hubungan antara dasar dan
keadaan ini menurut ilmu pendidikan ditetapkan adanya “konvergensi” yang
berarti bahwa kedua-duanya saling mempengaruhi, hingga garis dasar keadaan itu
selalu tarik menarik dan akhirnya menjadi satu. Mengenai perlu tidaknya
tuntutan di dalam tumbuhnya manusia, samalah keadaannya dengan soal perlu atau
tidaknya pemeliharaan dalam tumbuhnya tanam-tanaman. Misalnya, kalau sebutir
jagung yang baik dasarnya jatuh pada tanah baik, banyak airnya dan dapat sinar
matahari, maka pemeliharaan dari bapak tani tentu akan menambah baiknya
tanaman. Kalau tidak ada pemeliharaan, sedangkan tanahnya tidak baik, atau
tempat jatuhnya biji jagung itu tidak mendapat sinar matahari atau kekurangan
air, maka biji jagung itu walaupun dasarnya baik, tak akan dapat tumbuh baik
karena pengaruh keadaan . Sebaliknya kalau sebutir jagunng tidak baik dasarnya,
akan tetapi ditanam dengan pemeliharaan yang sebaik-baiknya oleh bapak tani,
maka biji itu akan dapat tumbuh lebih baik daripada biji lain-lainya yang tidak
baik dasarnya”. (Ki Hajar Dewantara, 1962).
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
1. Perkembangan berarti perubahan secara
kualitatif. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekadar penambahan tiap senti
pada tinggi badan seseorang atau kemampuan seseorang, melainkan suatu proses
integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan:
a. Faktor
Turunan (Warisan)
b. Faktor
Lingkungan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan menurut para ahli:
a.
Aliran nativisme
b.
Aliran empirisme
c.
Aliran konvergensi
B.
Saran
Dengan eksistensi makalah ini dapat
menjadi ajuan dalam meningkatkan wawasan kita tentang faktor-faktor
perkembangan manusia, serta menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
dalam kesempurnaan makalah kami ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Abu H. Psikologi Umum. Cet. III;
Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2003.
Ahmadi Abu H, Sholeh Munawar. Psikologi Perkembangan. Cet. I;
Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2005.
Baharuddin H. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Cet. I; Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media. 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar