Kisah Seorang Wanita
Shalehah Yang Rela Mencongkel Kedua Bola Matanya Demi Kesucian Cinta Akan
Keimanannya dan Untuk
Menghindari Fitnah Serta Istri Shalehah Bukan Hanya Untuk Dunia Melainkan Juga
Untuk Akhirat
Telah termaktub dalam sebuah kisah tentang
seorang pemuda yang begitu terpesona dengan kecantikan seorang wanita, betapa hatinya senantiasa dalam kegelisahan
sejak pandangan pertamanya. Dan bergetarlah hatinya dengan getaran yang semakin
menjadi-jadi, setiap kali bayangan wanita itu terlintas dalam lamunannya.
Betapa tersiksanya ia dengan perasaan cintanya pada wanita itu, ia benar-benar
terpedaya dengan segala keindahan wanita yang tidak ada duanya baginya. Hingga
kemudian iapun memberanikan diri untuk mengirimkan sebuah surat kepada wanita
itu melalui seorang budaknya yang diletakkan di atas nampan perak dan ditutupi
dengan kain sutera berwarna kuning.
“wahai engkau yang sudah membuat diriku
dimabuk kepayang setelah memandang wajahmu, kiranya hasrat untuk
menyampaikan perasaanku bisa mengurangi kegundahanku karena senantiasa mengingat dan membayangkan wajahmu.”
Wanita tersebut pun membalas surat dari sang
pemuda,
“wahai pemuda, kiranya apakah yang membuat
dirimu amat tertarik melihat ku…?”
Sambil melancarkan jurus rayuannnya sang pemudapun
membalas,
“aku begitu terpesona dengan keindahan
matamu…”
Membaca surat dari sang pemuda, gadis yang cantik jelita itupun mengambil
pisau dan mencongkel kedua bola matanya, dan mengirimkan kedua bola matanya
bersama surat balasan kepada sang pemuda :
“wahai pemuda kalau kiranya kedua mata
ini yang membuatmu terpikat, maka aku berikan kepadamu kedua bola mataku.
Karena aku sendiri menjadi gelisah ternyata kedua mataku membawa fitnah bagimu”
Pemuda tadi kaget bukan kepalang setelah
membuka nampan yang ternyata berisi kedua bola mata wanita yang dicintainya. Ia
merasa sangat malu pada dirinya sendiri setelah mengetahui bahwa wanita itu
adalah seorang gadis yang suci dan sholehah hingga membuatnya menagis
berhari-hari meratapi kesalahnnya. Dan ternyata setelah kejadian itu dia
menjelma menjadi seorang pemuda yang shalih dan pemalu kepada wanita dan sangat
berbeda dengan yang sebelumnya.
Sahabat, betapa agung dan mulianya seorang
Muslimah Shalehah, hingga sifat-sifat mereka dipuji oleh Allah dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya lelaki dan wanita yang muslim,
lelaki dan wanita yang mukmin, lelaki dan wanita yang taat, lelaki dan wanita yang
jujur, lelaki dan wanita yang sabar, lelaki dan wanita yang khusyu’, lelaki dan
wanita yang bersedekah, lelaki dan wanita yang berpuasa, lelaki dan wanita yang
memelihara kehormatannya, lelaki dan wanita yang banyak menyebut nama Allah,
Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (
QS Al Ahzab: 35 )
Karena dia adalah pembakar semangat
pasukan Rijalillah dalam Jihadun-Nafsi, demi cinta sejatinya
(cinta kepada Allah) ia rela menanggalkan jubah kemewahan duniawi, ia
tidak terpengaruh oleh zaman, ia gigih dalam menjalankan syari’at, cintanya
tidak pernah terbagi selain mencinta-Nya, ia menangis dan gundah kalau
kecantikannya dzatiahnya membuat kaum Adam terlena hingga lupa akan cinta
kasih-Nya.
Demi sinar bahagia di surga ia rela
melepas nafsu syahwat dunia
Demi menjaga mutiara imannya ia sering
meneteskan airmata dan peluh keringat untuk menjaga kehormatannya
“ Saya tidak akan mengabdi kepada Tuhan,
seperti seorang buruh yang selalu mengharapkan gaji” kata Rabia’ah.
Ketika ditanya apakah dia benci setan, dia
menjawab bahwa dia tidak benci setan.
“ Aku mencintai ALLAH, tetapi aku tidak benci
setan. Cinta tidak akan meninggalkan ruang di hati bagi yang lainnya.”
Kemurnian cinta Rabi’ah memancar dari
seruannya,
“ Oh Tuhanku! Jika aku meyembahmu karena takut
neraka, maka lemparkan aku ke dalam neraka. Jika aku meyembahmu karena
mengharapkan surga, maka jauhkan aku dari surga.”
Subhanallah….
Rasulullah saw bersabda,” Wahai sekalian
wanita, sesungguhnya yang paling baik di antara kalian akan memasuki surga
sebelum orang yang terbaik di kalangan lelaki. Mereka akan mandi dan memakai
minyak wangi dan menyambut suami-suaminya di atas
keledai-keledai merah dan kuning. Bersama mereka terdapat anak-anak kecil.
Mereka seperti batu permata yang berkilauan.”
Demikian mulianya seorang wanita shalihah,
sehingga Abu Sulaiman Ad Darani r.a berkata,
”Istri yang shalihah bukan termasuk dunia,
karena istri itu menjadikanmu tempat ( beramal demi ) akhirat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar