Salam Hidup Penuh Berkah

Sabtu, 19 April 2014

SEJARAH TURUNNYA AL-QURAN


TUGAS RESUME
SEJARAH TURUNNYA AL-QURAN
A.  Kapankah Permulaan Turunnya Al-Quran
Permulaan turun Al-Quranul Karim adalah tanggal 17 Ramadan tahun ke-40 dari kelahiran Nabi saw.
Firman Allah di bawah ini
ان كنتم آ منتم با لله و ما انزلنا على عبد نا يوم الفرقان يوم التقى الجمعان. {الأنفال: 41}
 “Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, hari bertemunya dua pasukan.”
Telah memberikan isyarat kepada ketetapan tanggal dan bulan itu, sebab dua pasukan, yaitu pasukan muslimin dan pasukan musyrikin di Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadan, tahun 2 Hijriyyah. Pada tanggal dan bulan yang sama ketika Muhammad saw berusia empat tahun dari kelahiran Beliau.
Ayat di atas dikuatkan oleh Firman Allah di bawah ini:
شهررمضان      انزل فيه القرآن هدى الناس وبينات من الهدى والفرقان.  {البقرة: 185}
 “Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil).”
Adalah dikala beliau sedang bertahannuts (beribadah) di Gua Hira. Di mana kala itu turun wahyu (Jibril Al-Amin) dengan membawa beberapa ayat Al-Quranl Karim. Ia (Jibril) menyekap Nabi ke dadanya lalu melepaskannya (dan melakukan yang demikian itu berulang tiga kali), sambil mengatakan “Iqra (bacalah)” pada setiap kalinya, dan Rasul saw menjawabnya “Ma ana bi qaari (saya tidak bisa membaca).” Pada dekapan yang ketiga kalinya Jibril membacakan:
اقرأ باسم ربك      خلق. خلق الإنسان من علق. اقرأ ورنك الأكرم.       علم بالقلم. علم الإنسان ما لم يعلم. {العلق: 5-1}
 “Bacalah!, dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah  menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan manusia apa yang diketahuinya.”
Itulah sebagai permulaan wahyu dan diturunkannya Al-Quran. Namun sebelumnya telah turun sebagian irhash (tanda dan dalil) yang menunjukkan atas dekatnya turun wahyu dan bukti nubuwwah bagi Rasul saw yang mulia. Di antara tanda-tanda tersebut adalah mimpi yang benar dikala beliau tidur, dimana beliau tidak pernah bermimpi sebagaimana ia mimpikan dalam tidurnya. Dan di antaranya juga ialah kecintaan/kesukaan beliau untuk menyendiri dan berkhalwat. Ia menyendiri di gua Hira sambil beribadah kepada Tuhannya.
Kemudian Rasul saw pulang dengan membawa ayat-ayat itu disertai dengan hati yang berdebar-debar.
Al-Quran itu berhenti sementara, selama tiga tahun. Sesudah itu mulailah Al-Quran turun secara berangsur-angsur. Turunlah surat “NUN WAL QALAM” kemudian “AL MUZZAMMIL” kemudian “AL MUDDATSTSIR”  dan seterusnya.
B.  Ayat yang Pertama dan Terakhir Diturunkan
Permulaan Al-Quran yang diturunkan ialah beberapa ayat pada permulaan surat Al-‘Alaq (Iqro bismi Robbika). Adapun ayat yang terakhir diturunkan adalah firman Allah swt:
واتقوا يوما ترجعون فيه الى الله ثم تو فى كل نفس ما كسب وهم لا يظلمون.  {البقرة: 281}
 “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya.
Ini adalah pendapat yang benar dan kuat menurut hasil seleksi para Ulama yang tokohnya As-Suyuthy. Pendapat ini dikutip dari tokoh ummat, yaitu Abdullah bin Abbas yang diriwayatkan oleh Nasa’i dari ‘Ikrimah dari Ibnu Abbas, bahwasahnya ia berkata : Ayat Al-Quran yang terakhir diturunkan ialah ayat:
واتقوا يوما ترجعون فيه الى الله . {البقرة: 281}
Dan Nabi setelah turun ayat ini hanya hidup sembilan hari yang kemudian beliau wafat pada malam Senin tanggal 3 Robi’ul Awal.
Adapun pendapat sebagian Ulama yang mengatakan bahwa ayat Al-Quran yang terakhir diturunkan ialah firman Allah:
اليوم اكملت لكم د ينكم وأتممت عليكم نعمتى ورضيت لكم الاسلأم دينا. {الماــدة:3}
 “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk agamamu, dan telah Ku-cukupkan ni’mat-Ku kepadamu serta telah Ku-ridhai bagimu Islam itu sebagai agama.”
Ini pendapat yang tidak benar, karena ayat tersebut diturunkan kepada Rasul saw pada waktu beliau melaksanakan haji wada’ di kala beliau wukuf di ‘Arafah, yang setelah itu beliau masih sempat hidup selama 81 hari, dan sebelum beliau wafat turun sebuah ayat dari surat Al-Baqarah:
واتقوا يوما....
Maka itulah ayat yang terakhir diturunkan, bukan ayat pada surat Al-Maidah. Inilah pendapat yang benar, dan dengan turunnya ayat ini terputuslah wahyu, dan sekaligus sebagai akhir hubungan antara langit dengan bumi. Setelah turun penutup/yang terakhir ayat Al-Quran ini, Rasulullah saw pindah ke pangkuan Yang Maha Agung (wafat) setelah beliau menyampaikan amanat dan risalahnya serta menunjukkan manusia kepada ajaran Allah.
C.  Wahyu dan Turunnya Al-Quran Dalam Tujuh Huruf
Wahyu diturunkan kepada Rasul dengan makna dan lafalnya, maka makna dan lafalnya adalah ciptaan Allah, Rasul mengucapkan dengan bahasa dari Allah, dan menyampaikan kepada manusia sebagaimana Allah menyampaikan kepada Rasul, beliau melukiskannya sebagaimana terlukis dalam fikiran dan hafalan, dan mengucapkan sebagaimana disampaikan oleh Allah. Allah mewahyukannya dan Rasul menerima seluruhnya dengan murni, Allah memancarkan wahyu dan menciptakan penjagaannya, maka pengucapan wahyu harus tunduk kepada Allah.
Bahasa Rasul adalah bahsa Arab, karena itulah Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Jika bahasa Al-Quran itu dari Allah dan diterima Rasul dalam bahasa Arab, maka tergambarlah berapa tinggi nilai bahasa Arab itu, dan betapa besar daya cakupnya terhadap dialek-dialek. Bahasa Mudhar adalah bahasa Quraisy yang paling tinggi dan paling luas daerah pemakaiannya, karena itulah Al-Quran turun dalam bahasa Mudhar. Berkaitan dengan ini, Umar berkata: “NAZALAL QUR’ANU BI LUGHATI MUDHAR” (Al-Quran turun dalam bahasa Mudhar) bahasa Mudhar itu mencakup tujuh bahasa yang digunakan oleh tujuh suku, yaitu suku Hudzayl, Kinanah, Qays, Dhibbah, Taymu rRabab, Asad bin Khuzaymah, dan Quraisy.
Al-Quran telah menggambarkan tujuh bahasa ini secara terpisah dan setiap bahasa ini mempunyai bagian dalam Al-Quran. Pendapat inilah yang paling benar dalam menafsirkan hadis: NAZALAL QUR’ANU ‘ALA SAB’A TI AHRUF.


D.  Tahap-tahap Penurunan Al-Quran
Allah swt memuliakan al-Quran, antara lain dengan memberikan tiga tahap penurunannya, yaitu:
1.      Ke Lauh Mahfudz
Dalilnya adalah firman Allah swt:
بل هو قرآن مجيدفي لوح محفوظ. {البروج: 22-21}
 “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfudz.
Hikmah penurunan seperti ini kembali kepada hikmah yang tinggi dari wujud Lauh itu sendiri dan keberadaannya sebagai media yang mencakup semua yang menjadi qadar dan qadha’ Allah.
2.      Ke Baitul Izzah di Langit Dunia
Dalilnya adalah firman Allah swt di dalam surat ad-Dukhan:
إنا أنز لناه في ليلة مباركة إنا كنا             . {الدخان: 3}
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang dibeerkahi dan sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan.”
Firman-Nya di dalam surat al-Qadar:
إنا أنزلناه في ليلة القدر. {القدر:1}
sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemulian.”
Serta firman-Nya di dalam surat Al-Baqarah:
شهررمضان      انزل فيه القرآن. {البقرة: 185}
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan ramadan , bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran.”
Ketiga ayat itu menunjukkan bahwaal-Quran diturunkan dalam satu malam, yang disifati bahwa malam itu diberkahi, sebagaimana pada ketiga ayat yang disebutkan di atas. Kami katakan demikian dalam rangka memadukan ketiga nash itu dalam penerapannya dan menghindari pertentangan antara ayat-ayat itu.
3.      Penurunannya Melalui Malaikat Jibril
Penurunannya yang ketiga, yang merupakan tahap terakhir di masa dari penurunan yang ketiga tersebar sinar di dunia ini dan hidayah Allah swt sampai kepada makhluk. Penurunan ini melalui malaikat Jibril, yang membawanya turun ke dalam hati Nabi saw. Dalilnya adalah firman Allah swt:
نزل به الروح الأمين على قلبك لتكون من                بلسان عربي مبين. {الشعراء: 195-193}
“Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.”
E.   Hikmah Turunnya Al-Quran Secara Berangsur-ansur
1.      Meneguhkan hati/ tanggapan Nabi saw dalam menghadapi celaan dari orang-orang musyrik.
2.      Meringankan Nabi dalam menerima wahyu.
3.      Tadarruj (selangkah demi selangkah) dalam menetapkan hukum samawi.
4.      Mempermudah dalam menghafal Al-Quran dan memberi pemahaman bagi kaum muslimin.
5.      Sejalan dengan kisah-kisah yang terjadi dan mengingatkan atas kejadian itu.
6.      Petunjuk terhadap asal (sumber) Al-Quran bahwasahnya Al-Quran diturunkan dari Dzat yang Maha Bijaksana lagi Terpuji.
Referensi:
Al-zarqani Adzim Abdul Muhammad. 2002. Manahil Al-‘urfan Fi Ulum Al-Quran. Jakarta selatan: Gaya Media Pratama.
Ibyariy Al Ibrahim. 1995. Pengenalan Sejarah Al-Quran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Shabuny Ash Aly Mohammad. 1987. Pengantar Study Al-Quran: At-Tibyan. Bandung: PT Alma’arif.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar