BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan salah satu proses yang dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Sehingga pendidikan sangat berpengaruh ke dalam semua lini kehidupan. Akan
tetapi, pendidikan juga mengalami banyak masalah, baik dari segi proses, produk
maupun pelaksanaannya. maka pendidikan saat ini menurun dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
Dalam menyelesaikan
masalah pendidikan tersebut agar mengalami peningkatan yang lebih baik, maka
diperlukan sebuah metode penelitian. Metode adalah cara, sedangkan penelitian
suatu pekerjaan yang tersusun dan sistematis yang memiliki kriteria tersendiri
setiap objek yang akan diteliti. sehingga dengan penelitian yang dilakukan
didapatkan titik terang atas permasalah pendidikan tersebut.
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan
metode ilmiah.
Metode
penelitian mempunyai banyak jenis dan macam. sehingga tidak mungkin mengambil
semua jenis penelitian tersebut. Akan tetapi, metode penelitian yang akan kami bahas
dalam makalah ini yaitu metode penelitian pengembangan, kasus dan komperatif. sehingga
dapat dipahami dengan mudah tentang metode penelitian itu sendiri.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang
di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini, diantaranya:
1.
Bagaimana
metode penelitian pengembangan?
2.
Bagaimana
metode penelitian kasus?
3.
Bagaiamana
metode penelitian komperatif?
C.
Tujuan Penulisan
Dari rumusan
masalah di atas, amka tujuan penulisan dalam makalah ini, diantaranya:
1.
Untuk
mengetahui metode penelitian pengembangan.
2.
Untuk
mengetahui metode penelitian kasus.
3.
Untuk
mengetahui metode penelitian komperatif.
D.
Manfaat Penulisan
Untuk memperluas wawasan kita tentang metode penelitian pendidikan
agama islam, saekaligus dapat di jadikan bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Jenis-jenis Metode Penelitian Pendidikan
1.
Penelitian Pengembangan
Tujuan
penelitian perkembangan adalah untuk meneliti pola dan urutan perubahan-perubahan
yang dapat diobservasi dalam suatu periode waktu tertentu. Contoh penelitian
yang dilakukan Piaget mengenai perkembangan kognitif pada anak-anak.
Penelitian
perkembangan dapat juga dilakukan untuk menentukan kecenderungan pada masa lalu,
dan menggunakan kecenderungan tersebut untuk meramalkan pada masa yang akan
datang. Biasanya focus dari penelitian perkembangan dalam bidang pendidikan dan
perilaku manusia adalah perkembangan dalam berpikir, inteligensi, emosi,
hubungan interpersonal, ciri-ciri fisik, dan sebagainya.
Biasanya
penelitian perkembangan memakai variable waktu dalam konsiderasinya dengan
menggunakan pendekatan longitudinal dan pendekatan cross-sectional. Pendekatan
longitudinal meneliti kelompok subjek yang sama dalam suatu periode waktu
tertentu. Pendekatan cross-sectional melihat fenomena dalam kelompok-kelompok
yang berbeda dan tahap perkembangannya berbeda pula.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk melihat kemampuan berfikir anak dari umur 4 (empat)
tahun sampai 8 (delapan) tahun secara longitudinal.
Dari kasus
tersebut peneliti melakukan penelitian terhadap sekelompok anak selama waktu 5
tahun (anak umur 4 th s.d 8 th) bagaimana perkembangan berpikirnya. Tabel
pengamatan untuk penelitian tersebut sebagai bentuk (selama 5 tahun).
Objek
|
Kemampuan Berfikir
Pada usia subjek
|
||||
|
4 th
|
5 th
|
6 th
|
7 th
|
8 th
|
No. 1
No. 2
No. 3
No. 4
No.5
No. 6
No. 7
Dst.
|
|
|
|
|
|
Dari tabel
tersebut dapat dilihat bahwa subjek dikumpulkan selama 5 tahun mulai mereka
berusia 4 tahun sampai dengan mereka berusia 8 tahun.
Bila penelitian
menggunakan pendekatan cross-sectional maka peneliti dapat mengumpulkan data
secara bersamaan (pada waktu yang sama) dan waktunya cukup 1 (satu) tahun saja.
Subjek terdiri dari kelompok anak-anak yang berusia 4 tahun, 5 tahun, 6 tahun,
7 tahun, dan 8 tahun. Bila setiap kelompok umur sampelnya 5 x 10 orang berarti
50 orang. Sedangkan pada pendekatan lomgitudinal bila sampel yang diperlukan 10
orang, maka selama penelitian berlangsung sampelnya berjumlah 10 orang dan
orangnya tetap sama.
Terdapat
keuntungan-keuntungan dan kelemahan-kelemahan dari kedua jenis penelitian
perkembangan tersebut. Keuntungan dari pendekatan longitudinal adalah bahwa
peneliti dapat mengikuti perkembangan di kemudian hari dari ciri-ciri dini
dalam suatu kelompok subjek. Tetapi kelemahannya adalah sering kali sulit untuk
mengikuti semua subjek dalam periode cukup lama, karena: subjek mungkin pindah
tempat, bosan untuk tetap berpartisipasi, atau mungkin meninggal dan peneliti
tidak mempunyai kontrol terhadap kehilangan subjek ini. Juga pengontrolan
faktor-faktor dalam waktu yang lama mungkin akan memengaruhi hasil peneltian.
Pendekatan
cross-sectional lebih mudah untuk dilaksanakan dan di kontrol daripada
pendekatan longitudinal. Umumnya pendekatan ini dapat dilakukan dengan lebih
mudah dan lebih murah, dan waktu yang dibutuhkan lebih pendek. Tetapi
kelemahannya adalah bahwa subjek dalam sampel yang berbeda dalam umur, tingkat
sekolah, dan tahap perkembangannya mungkin tidak dapat dibandingkan.
Jadi perbedaan
yang diobservasi mungkin dipengaruhi oleh hal-hal lain bukan karena proses
kedewasaan (perkembangan pilihan). Jadi soal sampling dalam pendekatan
cross-sectional cukup rumit, karena perbedaan yang diobservasi tersebut dalam
kelompok-kelompok penelitian tidak melibatkan anak-anak yang sama untuk membuat
generalisasi mengenai pola perkembangan dari sampel anak-anak yang berbeda ini
mengandung risiko mencampuradukan perbedaan-perbedaan antar kelompok yang
timbul dari proses sampling.
Adapun
ciri-ciri dari penelitian perkembangan, yaitu:
a.
Penelitian
perkembangan memusatkan perhatian pada studi mengenai variabel-variabel dan
perkembangannya selama beberapa bulan atau beberapa tahun. Tugasnya adalah
menjawab pertanyaan-pertanyaan “Bagaimana pola-pola pertumbuhannya, lajunya,
arahnya, perurutannya dan bagaimana berbagai faktor berhubungan satu sama lain
dan mempengaruhi sifat-sifat perkembangan itu?”.
b.
Masalah
sampling dalam studi longitudinal adalah kompleks karena terbatasnya subyek
yang dapat diikuti dalam waktu yang lama; berbagai faktor mempengaruhi atrisi
dalam studi longitudinal. Apabila soal atrisi dapat diatasi dengan pemilihan
sampel pada suatu populasi yang stabil, maka hal yang demikian ini berarti
memasukkan keberat sebelahan yang tak dikenal, yang berkaitan dengan popuasi
yang demikian itu. Lebih dari itu, sekali dimulai, metode longitudinal tidak
memungkinkan perbaikan dalam hal-hal teknis tanpa kehilangan kontinuitas metode
itu. Dan akhirnya, metode ini menuntut kontinuitas staf dan bantuan biaya untuk
jangka waktu yang panjang, sehingga akan tergantung kepada lembaga (biasanya
universitas) dan yayasan yang dapat mempertahankan/memenuhi tuntutan yang
demikian itu.
c.
Studi-studi
cross-sectional biasanya meliputi subyek lebih banyak, tetapi mencandra
faktor-faktor pertumbuhan yang lebih sedikit daripada studi-studi longitudinal.
Walaupun metode longitudinal itu adalah satu-satunya metode langsung untuk
mempelajari perkembangan manusia, namun cara pendekatan cross-selectional
lebih murah dan lebih cepat karena kurun waktu yang panjang diganti oleh pengambilan
sampel dari berbagai kelompok umur. Dalam metode cross-selectional soal
sampling adalah rumit, karena anak-anak yang sama tidak terlibat dalam berbagai
taraf umur, dan kelompok-kelompok umur yang berbeda itu mungkin tidak dapat
dibandingkan satu sama lain. Untuk membuat generalisasi intrinsik mengenai pola
perkembangan dari sampel anak-anak dari perurutan umur ini mengandung risiko
mencampuradukkan perbedaan-perbedaan antara kelompok yang timbul dari proses
sampling.
d.
Studi-studi
kecenderungan mengandung kelemahan bahwa faktor-faktor yang tak dapat
diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membuat kecenderungan yang
didasarkan masa lampau menjadi tidak sah. Pada umumnya, ramalan untuk masa yang
panjang adalah hanya educated guess, sedang ramalan untuk waktu yang
pendek lebih reliabel dan lebih valid.
Kemudian langkah-langkah pokok dalam penelitian perkembangan,
yaitu:
a.
Definisikan
masalahnya atau rumuskan tujuan-tujuannya.
b.
Lakukan
penelaahan kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi yang ada dan
memperbandingkan metodologi-metodologi penelitian, termasuk alat-alat yang
telah ada dan teknik-teknik pengumpulan data yang telah dikembangkan.
c.
Rancangan
cara pendekatan.
d.
Kumpulan
data.
e.
Evaluasi
data yang terkumpul.
f.
Susun
laporan mengenai hasil evaluasi itu.
2.
Penelitian Kasus
Penelitian
kasus dan penelitian lapangan bertujuan untuk mempelajari secara insentif
tentang faktor-faktor yang mendukung ciri-ciri kasus yang diteliti, baik
mengenai seseorang, kelompok proyek, lembaga atau suatu masyarakat. Penelitian
kasus mirip dengan penelitian lapangan, perbedaannya terletak pada tujuan
penelitian. Penelitian kasus cenderung lebih berfokus pada suatu kondisi
sedangakan penelitian lapangan bersifat umum.
Penelitian
kasus bila ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian ini hanya meliputi daerah
atau subjek yang sangat sempit, tetapi bila ditinjau dari sifat penelitian,
penelitian kasus lebih mendalam. Penelitian kasus berbeda dengan strategi
penelitian lainnya dalam studi kelakuan dalam beberapa hal. Penelitian kasus
merupakan suatu usaha untuk mempelajari sejumlah faktor dengan membatasi jumlah
kasus yang diamati. Dalampenelitian jenis lain, beberapa faktor dipelajari
dalam jumlah besar sampel kasus.
Contoh penelitian kasus:
Seorang dokter
atau psikolog melakukan penelitian untuk mengetahui mengapa remaja yang
terlibat penyalahgunaan nakkoba banyak dialami oleh anak bungsu.
Dalam
penelitian tersebut, yang diteliti hanya satu subjek yaitu penyalahgunaan
narkoba yang dilakukan anak bungsu, tetapi penelitian yang dilakukan lebih
mendalam berfokus kepada karakteristik-karakteristik dari anak bungsu (anak
yang paling kecil dari suatu keluarga). Faktor-faktor yang ditelitinya banyak
misalnya mulai dari latar belakang keluarga, lingkunga sosialnya, sifat khusus
anak bungsu. Perlakuan orang tuanya atau lingkungan keluarganya dan sebagainya.
a.
Penelitian
yang dilakukan terhadap suatu perguruan tinggi swasta yang tadinya mahasiswanya
banyak tapi setelah ada pergantian pimpinan imput mahasiswa makin lama makin
berkurang sehingga kalau tidak cepat ditanggulangi perguruan tinggi tersebut
bisa ditutup.
Adapun ciri-ciri dari penelitian kasus, yaitu:
a.
Penelitian
kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang hasilnya
merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit tersebut.
Tergantung kepada tujuannya, ruang lingkup penelitian itu mungkin mencakup
keseluruhan siklus kehidupan atau hanya segmen-segmen tertentu saja; studi
demikian itu mungkin mengkonsentrasikan diri pada faktor-faktor khusus tertentu
atau dapat pula mencakup keseluruhan faktor-faktor dan kejadian-kejadian.
b.
Dibandingkan
dengan studi survei yang cenderung untuk meneliti sejumlah kecil variabel pada unit
sampel yang besar, studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil
tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya.
Keunggulan
dari penelitian kasus, yaitu:
a.
Penelitin-penelitian
kasus terutama sangat bergun untuk informasi latar belakang guna perencanaan
penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial. Karena studi yang demikian
itu intensif sifatnya, studi tersebut menerangi variabel-variabel yang penting,
proses-proses, dan interaksi-interaksi, yang memerlukan perhatian yang lebih
luas. Penelitian kasus itu merintis dasar baru dan seringkali merupakan sumber
hipotesis-hipotesis untuk penelitian lebih jauh.
b.
Data yang diperoleh dari penelitian-penelitian
kasus memberikan contoh-contoh yang
berguna untuk memberi ilustrasi mengenai penemuan-penemuan yang
digeneralisasikan dengan statistik.
Kelemahan
dari penelitian kasus, yaitu:
a.
Karena
fokusnya yang terbatas pada unit-unit yang sedikit jumlahnya, penelitian kasus
itu terbatas sifat representatifnya. Studi yang demikian itu tidak memungkinkan
generalisasi kepada populasinya, sebelum penelitian lanjutan yang berfokus pada
hipotesis-hipotesis tertentu dan menggunakan sampel yang layak selesai
dikerjakan
b.
Penelitian
kasus terutama sangat peka terhadap keberatsebelahan subjektif. Kasusnya
sendiri mungkin dipilih atas dasar sifat dramatiknya dan bukan atas dasar sifat
khasnya; ataukarena kasus itu cocok benar dengan konsep yang sebelumnya telah
ada pada peneliti. Sejauh pendapat selektif menentukan apakah data tertentu diikutsertakan
atau tidak, atau memberikan anak tinggi atay rendah, atau menempatkan data
tersebut dalam konteks tertentu dan bukan pada konteks yang lain, maka
interpretasi subjektif akan mempengaruhi hasilnya.
Kemudian
langkah-langkah pokok penelitian kasus, yaitu:
a.
Rumuskan
tujuan-tujuan yang akan dicapai. Apakah yang dijadikan unit studi itu dan
sifat-sifat, saling hubungan serta proses-proses yang mana yang akan menuntun
penelitian?
b.
Rancangan
cara pendekatannya. Bagiman unit-unit itu akan dipilih? Sumber-sumber data mana
yang tersedia? Metode pengumpulan data mana yang akan digunakan?
c.
Kumpulkan
data.
d.
Organisasikan
data dan informasi yang diperoleh itu menjadi rekonstruksi unit studi yang
koheren dan terpadu secara baik.
e.
Susunlah
laporannya dengan sekaligus mendiskusikan makna hasil tersebut.
3.
Penelitian Komperatif
Metode Penelitian Komparatif/Penelitian
komparatif merupakan jenis penelitian deskriptif
yang berusaha mencari jawaban secara mendasar mengenai sebab-akibat, dengan
menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya maupun munculnya suatu fenomena
atau kejadian tertentu. Penelitian komparatif merupakan penelitian yang
sifatnya membandingkan, yang dilakukan untuk membandingkan persamaan dan
perbedaan 2 atau lebih sifat-sifat dan fakta-fakta objek yang diteliti berdasarkan suatu kerangka
pemikiran tertentu. Penelitian komparatif biasanya digunakan untuk
membandingkan antara 2 kelompok atau lebih dalam suatu variabel tertentu.Penelitian komparatif merupakan penelitian yang
bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih
fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran
tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel
yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda. Jadi, penelitian komparatif
adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok
atau lebih dari suatu variabel tertentu.
Penelitian komparatif bersifat “expost facto”,
artinya data yang dikumpulkan setelah peristiwa yang dipermasalahkan terjadi.
Expost fackto merupakan suatu penelitian emperis yang sistematis dimana
peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudann
variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya
memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan dalam
membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti
hanya mencari satu atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya
dengan menelusuri kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan
hubungan, dan maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data kuantitatif.
Rumusan Masalah Penelitian Komparatif yang
digunakan adalah rumusan masalah komparatif. Rumusan masalah komparatif adalah
rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau
lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda.
Tujuan dari penelitian komparatif menurut Dra.
Aswani Sudjud (dikutip dari Suharsimi Arikunto, 2006:267) adalah untuk
menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda,
tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik tehadap orang
lain, kelompok, terhadap suatu idea tau prosedur kerja. Dapat juga membadingkan
kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau Negara
terhadap kasus, terhadap orang, terhadap peristiwa atau terhadap ide-ide.
Selain itu, penelitian komparatif juga memiliki
beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
a.
Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua
atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan
kerangka pemikiran tertentu.
b.
Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tentu.
c.
Untuk bisa menentukan
mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
d.
Untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap
akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab
melalui data tertentu.
Adapun Langkah-langkah pokok dalam penelitian komparatif adalah sebagai berikut :
a.
Rumuskan dan definisikan masalah.
b.
Jejaki
dan teliti literature yang ada.
c.
Rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa
serta asumsi-asumsi yang dipakai.
d.
Buatlah rancangan penelitian
e.
Uji hipotesa, buat interpretasi terhadap hubugan
dengan teknik statistic yang tepat.
f.
Buat generalisasi, kesimpulan seta implikasi
kebijakan.
g.
Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
adapun kelebihan penelitian komparatif yaitu sebagai berikut:
a. Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila
metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.
b.
Penelitian komparatif akan menghasilkan
informasi yang bermanfaat mengenai hakikat fenomena: apa sesuai dengan apa,
dibawah kondisi apa, dalam urutan dan pola apa, dan seterusnya.
c.
Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain
dengan pengontrolan fitur-fitur secara parsial, dalam beberapa tahun
belakangan, studi ini lebih banyak dipertahankan.
Disamping kelebihan yang sudah dijelaskan
diatas, penelitian kausal komparatif juga memiliki beberapa kelemahan sebagai
berikut:
a.
Kelemahan utama desain penelitian komparatif
adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.
b.
Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang
relevan yang secara aktual termasuk diantara banyak faktor dibawah penelitian.
c.
Kesulitan bahwa tidak
ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tapi merupakan kombinasi dan
interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan dibawah kondisi tertentu untuk
menghasilkan hasil yang ditentukan.
d.
Suatu fenomena tidak
hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari satu penyebab dalam
suatu kejadian dan dari penyebab lain dari kejadian yang lain.
e.
Apabila hubungan antara dua variabel telah
terungkap, penentuan mana penyebab dan mana akibat mungkin sulit.
f.
Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang
berhubungan tidak harus mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat.
g.
Pengklasifikasian
subyek kedalam kelompok dikotomi (seperti kelompok berprestasi dan kelompok
tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan, penuh dengan masalah karena
kategori ini adalah samar, berubah-ubah, dan bersifat sementara.
h.
Studi perbandingan dalam suatu situasi yang
alamiah tidak memungkinkan pemilihan subyek penelitian yang terkontrol.
Contoh Kasus dan Judul
Penelitian Komparatif:
Permasalahan:
Saat ini pengaruh IT sangat berpengaruh terhadap perkembangan intelektual
seorang peserta didik. IT sangat berpengaruh apalagi dijaman modern dan maju
akan pengaruh globalisasi ini.
Anak Sekolah Dasar saat ini sudah dituntut mengusai IT agar menyiapkan
mereka untuk siap akan pengaruh global dan dunia pekerjaan yang nantinya akan
menggunakan banyak IT.
Fasilitas sekolah sangat berpengaruh terhadap intelektual dan penguasaan IT
peserta didik. Ketidaksediaan alat-alat elektronik yang berpengaruh terhadap IT
ini tentunya mempengaruhi penguasaan mereka terhadap IT juga.
Pokok Masalah:
a.
Penguasaan IT siswa SDN SUKAMAJU
b.
Penguasaan IT siswa SDN SUKAMUNDUR
c.
Ketersediaan IT di SDN SUKAMAJU dan SDN
SUKAMUNDUR
Rumusan Masalah:
a. Bagaimana penguasaan IT siswa SDN Sukamaju?
b. Bagaimana penguasaan IT siswa SDN Sukamundur?
c. Bagaimana ketersediaan IT di SDN Sukamaju dan SDN
Sukamundur?
Judul:
PERBEDAAN TINGKAT
PENGUASAAN IT SISWA SDN SUKAMAJU DENGAN SISWA SDN SUKAMUNDUR BERKAITAN DENGAN
KETERSEDIAAN FASILITAS IT DI MASING-MASING SEKOLAH
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
metode
pengembangan adalah penelitian lanjutan atas suatu produk atau penelitian
sebelumnya agar menjadi penelitian yang lebih baik.
2.
Metode
penelitian kasus adalah penelitian yang dilakukan terhadap masalah-masalah yang
terjadi di lingkungn masyarakat.
3.
Metode
penelitian komperatif
B.
Saran
Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis dalam meningkatkan pengetahuannya
terkait dengan metode penelitian pendidikan agama islam. Penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran kami
harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Maolani, A.Rukaesih. Metodologi Penelitian Pendidikan. Cet.
I; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015.
lestarysnote.blogspot.co.id/2013/10/penelitian-komparatif.html